Contents
Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki peninggalan sejarah yang sangat berharga. Keunikan Masjid Raya Medan yang menjadi destinasi utama di Kota Medan adalah salah satu bangunan peninggalan dari Kesultanan Deli yang hingga kini masih terawat dengan baik. Masjid yang beralamat di Jl Sisingamanganraja, berada 200 meter tak jauh dari Istana Maimun. Masjid Raya Medan sudah memiliki usia lebih dari satu abad, sehingga masjid ini ditetapkan menjadi situs cagar budaya di Kota Medan.
Masjid Raya Medan tetap memiliki fungsi utamanya yaitu tempat untuk melakukan ibadah bagi umat Islam. Namun saat ini, Masjid Raya Medan juga menjadi ikon Kota Medan dan sebagai tempat wisata religi yang banyak dikunjungi orang karena beberapa keunikan Masjid Raya Medan, diantaranya :
Pembangunan Masjid Raya Medan dibiayai sendiri oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam
sumber : https://id.wikipedia.org/
Dana sekitar 1 Gulden Belanda telah dihabiskan untuk pembangunan Masjid Raya Medan, uniknya biaya pembangunan masjid semuanya atas tanggung jawab Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam. Selain itu bangunan masjid lebih megah daripada Istana Maimun yang dibangun sebelumnya, karena prinsip Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam adalah sudah selayaknya bangunan masjid harus lebih bagus daripada bangunan-bangunan lainnya karena masjid merupakan tempat ibadah kepada Sang Pencipta Alam Semesta, dan hal ini menjadi salah satu keunikan Masjid Raya Medan.
Arsitektur Melayu, Timur Tengah, Eropa
sumber : https://jejakpiknik.com/
Keunikan Masjid Raya Medan selanjutnya adalah bangunan masjid bentuk segi delapan. Pada umumnya bangunan masjid berbentuk segi empat, sehingga bentuk segi delapan ini mempengaruhi desain eksterior dan interior masjid. Eksterior masjid memiliki banyak tiang-tiang penyangga dan jendela kaca yang mengadopsi arsitektur Timur Tengah, termasuk bentuk kubah seperti Masjid Raya Al Osmani yang dibangun ayahnya Sultan Ma’mun Al Rasyid. Perpaduan tiga arsitektur Melayu, Timur Tengah, dan Eropa terlihat pada dekorasi interior masjid, yaitu banyaknya ornamen pada dinding dan pada pintu masjid.
Ada 8 pilar penyangga kubah utama di dalam ruang utama sholat yang mampu menampung jamaah sholat sekitar 1500 jamaah. Bentuk pilar-pilar ini adalah unsur arsitektur Eropa karena arsitek Masjid Raya Medan ini adalah orang Belanda. Dan masih banyak lagi perpaduan arsitektur Melayu, Timut Tengah dan Eropa yang terdapat pada bangunan Masjid Raya Medan seperti ornamen lengkungan, motif ornamen pada dinding masjid, serta warna-warna yang digunakan pada bangunan Masjid Raya Medan.
Warna Kuning Interior Masjid
sumber : https://www.kompas.com/
Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam menyukai warna kuning, karena warna kuning adalah warna yang disukai oleh orang-orang Melayu. Sehingga Keunikan Masjid Raya Medan ini bangunan interior didominasi warna kuning, seperti warna kuning langsat pada 8 pilar penyangga utama masjid, keramik dengan perpaduan warna kuning, hijau dan biru,
Tempat Wudhu
sumber : https://abdullahhatta.wordpress.com/
Tempat wudhu pada Masjid Raya Medan tidak menjadi satu dengan bangunan utama masjid, namun tempat wudhu ini memiliki bangunan sendiri. Keunikan Masjid Raya Medan satu ini, tempat wudhu terdapat kolam dengan air mancur dan setiap sisi kolam ada air mengalis pada lubang-lubang kecil yang bisa digunakan untuk berwudhu yang berjumlah lebih dari 20 lubang. Untuk menjaga kebersihan dan kesucian tempat wudhu, maka toilet juga memiliki bangunan kecil disebelahnya.
Salah Satu Masjid Tertua Yang Ada di Kota Medan
sumber : https://dapobud.kemdikbud.go.id/
Keunikan Masjid Raya Medan merupakan salah satu masjid tertua di Kota Medan. Masjid tertua pertama adalah Masjid Al Osmani yang beralamat di Jalan KL Yos Sudarso kilometer 19,5 Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. Masjid ini dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli, Sultan Osman Perkasa Alam. Masjid masih terawat dan saat ini usia masjid telah ratusan tahun. Masjid tertua kedua adalah Masjid Lama gang Bengkok yang didirikan pada tahun 1880-an, dibangun diatas tanah yang diwakafkan oleh Datuk Kesawan Haji Muhammad Ali. Masjid berikutnya adalah Masjid Raya Medan, yang berada di Jalan S.M Raja. Masjid dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam yang sebagai pemimpin Kesultanan Deli waktu itu.
Memiliki Al Qur’an Berusia Tua
sumber : https://medan.tribunnews.com/
Di Masjid Raya Medan memiliki Al Qur’an berusia tua yang dipajang di pintu masuk ruang utama sholat. Al Qur’an ini dibuat di Timur Tengah dengan bahan dari kertas kulit. Usia ratusan tahun Al Qur’an ini adalah hasil tulisan tangan dan masih utuh serta bacaannya jelas. Al Qur’an Berusia Tua ini menjadi salah satu Keunikan Masjid Raya Medan.
Tradisi Unik di Bulan Ramadhan
sumber : https://merahputih.com/
Setiap Ramadhan, Masjid Raya Medan memberikan buka puasa gratis dengan menu spesial khas Masjid Raya Medan sejak lampau, yaitu menu Bubur Sop Anyang. Bubur Anyang merupakan makanan khas etnis Melayu Kesultanan Deli. Keunikan Masjid Raya Medan Ini bisa dibuktikan ketika bulan Ramadhan.