Masjid Agung Umyyah atau dikenal juga dengan nama Masjid Agung Damaskus merupakan masjid yang tertua dan terbesar di dunia. Berada di kota lama Damaskus, Suriah, masjid ini dianggap sebagai tempat suci ke empat di dunia islam. Umur masjid Agung Umayyah yang sudah sangat lama karena pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 89-97 Hijriah atau pada tahun 706-715 Masehi pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Banguan masjid tersebut didirikan diatas reruntuhan tempat ibadah Romawi yang menyembah dewa Yupiter.
Masjid Agung Umayyah mengadopsi dari arsiektur bangunan Masjid Nabawi di Madinah. Tiga menara telah di bangun di masjid ini dan merupakan masjid yang memiliki menara pertama kali di daerah Syam atau Suriah. Masjid tersebut juga memiliki empat pintu yang dihiasi oleh mosaik bahkan sisa-sisa dari mosaik tersebut masih ada hingga saat ini.
Di area masjid Agung Umayyah terdapat makam Sultan Saladin atau Salahudin Al-Ayubi dan terdapat juga makam Nabi Yahya as atau dikenal dengan nama Johanes Sang Pembatis oleh kum Nasrani. Selain itu, masjid Agung Umayyah merupakan masjid pertama yang memiliki jam yaitu sebuah jam matahari dibuat oleh Ala Al-Din Abul’Hasan Ali bin Ibrahim Ibn Al-Shatir pada tahun 1304-1375.
Pada awalnya, bangsa Romawi menaklukan kota Damaskus dan mendirikan sebuah kuil bernama Temenos yang digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Jupiter. Kuil itu sangat besar dan dibangun oleh bangsa Romawi dengan bentuk empat persegi dengan ukuran 385 m x 305 m dan terdapat empat menara dibagian pojok kuil tersebut.
Selanjutnya di akhir abad ke empat kuil tersebut menjadi tempat suci umat Nasrani. Karena telah jatuh ke tangan umat Nasrani, kuil ini pun diubah menjadi sebuah gereja yang didekasikan kepada Johanes Sang Pembaptis dan tempat tersebut dipercaya bahwa terdapat makam Johanes Sang Pembaptis.
Lalu pada tahun 14 Hijriyyah atau 653 Masehi panglima Islam Khalid bin Walid memasuki kotaDamaskus dari gerbang timur sedangkan Amru bin Ash memasuki kota Damaskus melalui Thomas Gate. Lalu pasukan islam yang berada di bawah komando Sharbabil melewati Orchards Gate, itulah awal mulanya kekuasaan Islam mulai ada di kota Damaskus.
Sejak saat itu pula, umat islam dan Kristen memiliki kesepatan tentang pembagian tempat ibadah masing-masing. Bagian timur digunakan untuk tempat ibadah umat islam sedangkan pada bagian barat untuk kaum Nasrani. Bangunan tersebut berada dalam satu tempat dan hanya dipisah oleh dinding pemisah. Toleransi yang tinggi sangat dijunjung di wilayaah Damaskus. Ketika waktu shalat akan tiba, muadzin mengumandangkan adzannya sedangkan umat Kristen membunyikan lonceng pada saat beribadah.
Pada suatu saat Khalifah Al Walid bin Abdul Malik ingin membangun masjid yang megah sesuai kebutuhan umat muslim. Lalu dibuatlah kesepakatan hasil dari musyawarah dari pihak Islam dan Kristen bahwa di daerah Thomas Gate di izinkan untuk dibangun gereja-gerej sebagai tempat ibadah umat Nasrani. Dalam waktu 10 tahun Masjid Agung Damaskus telah berdiri dengan sangat megah dan besar dengan ukuran panjang 150 meter dan lebar 100 meter.
Terdapat tiga ruangan yang terdiri dari ruang utama sebagai ruang shalat lalu halaman tengah masjid yang dapat menampung ratusan jamaah sekaligus dan ruangan ketiga adalah ruang shalat yang memiliki panjang 160 meter bagian plafonnya dilapisi oleh kayu yang berukir ditambah dengan tiang-tiang kolom berasal dari reruntuhan bangunan kuil Romawi. Di bagian fasad dari halaman ditutup dengan warna marbel, mozaik dari kaca dan dilapisi oleh emas.