Di Indonesia, memang banyak sekali masjid yang memiliki nama “Islamic Center” atau masjid perkumpulan umat islam. Salah satunya ada di Kota Samarinda. Tepatnya di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Masjid ini masuk nominasi “Masjid Termegah” se-Asia Tenggara, setelah Masjid Istiqlal di Jakarta, memiliki latar belakang unik yang berupa tepian sungai Mahakam, serta tujuh menara yang menjulang tinggi, ditambah dengan kubah yang super besar.
Masjid Islamic Center Samarinda atau biasa disingkat menjadi MISC memiliki sejarah yang juga lumayan unik. Dimulai dari lahan yang digunakan merupakan bekas area pengolahan kayu PT Inhutani I. Kemudian masyarakat muslim setempat mengajukan permohonan kepada Dinas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar memberikan mereka tempat / tanah yang akan digunakan sebagai Masjid.
Berkat usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya masyarakat setempat mendapatkan sebidang tanah seluas lebih dari 70,000 meter persegi, yang kemudian dihibahkan serta diberi dana dari APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk pembangunannya. Pada saat itu, gubernur yang menjabat adalah Suwarna Abdul Fatah. Berkat kepedulian beliau terhadap umat muslim samarinda, akhirnya masjid Islamic Center pun dapat didirikan dengan megahnya dan kokoh sampai saat ini.
Proses pembangunan masjid ini pun dibantu oleh beberapa perusahaan dan kontraktor, misalnya saja PT Anggara Architeam sebagai arsitekturnya, kemudian PT Perkasa Carista Extestika sebagai perencana struktur bangunananya, lalu PT Meco Systech Internusa sebagai perencana M&E, dan yang terakhir adalah Biro Arsitektur Ahmad Noeman sebagai perencana estetikanya. Dengan bantuan sekitar 4 perusahan besar tersebut, tidak heran jika masjid ini menjadi masjid yang sangat megah, bahkan memegang rekor masjid terbesar dan termegah nomor 2 dikawasan Asia Tenggara.
Pembangunan masjid ini dimulai pada tanggal 15 Juli 2001, diawali peletakan batu pertama oleh Presiden Megawati Soekarno Putri (Presiden RI pada tahun tersebut), kemudian baru selesai pada tahun 2008 yang diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI pada tahun tersebut).
Sedangkan untuk bagian Arsitekturnya, masjid dengan luas bangunan utama sekitar 43,500 meter persegi, ditambah dengan luas bangunan sekunder 7,115 meter persegi serta luas basement 10,235 meter persegi ini merupakan sebuah karya seni yang tiada duanya.
Untuk lantai dasar masjid diberikan luas 10,270 meter persegi, kemudian lantai utama 8,185 meter persegi, lalu baloni dengan luas 5,290 meter persegi. Arsitektur yang dimilikinya mengadopsi arsitektur Masjid Nabawi, serta Masjid Haghia Sophia Istanbul Turki.
Total menara yang dibangun disekitar masjid adalah tujuh buah, menara utama memiliki ketinggian 99 meter dengan filosofi Asma’ul Husna. Menara pencakar langit tersebut juga menduduki menara masjid tertinggi yang ada di Indonesia sampai saat ini.
Didalam bangunan menara, terdapat 15 lantai dengan masing-masing lantai memiliki tinggi 6 meter. Kemudian anak tangga untuk naik keatas diantara tingkat ruangan dibangun sebanya 33 anak tangga yang mengambil filosofi pembagian sepertiga jumlah tasbih.
Masjid ini juga memiliki 6 menara lainnya disamping menara utama , empat diantaranya memiliki tinggi 70 meter, dan sisanya memiliki tinggi 57 meter. 6 menara tersebut juga mengandung filosofi Rukun Iman yang jumlahnya ada 6.
Interior yan dipasang dimasjid juga merupakan inovasi tersendiri dengan lantai keramid dengan border granit yang sangat indah, serta penataan batu alam oster yellow yang sangat rapi. Sedangkan bagian lantai bangunannya memiliki 3 tingkat yaitu Basement, Ruang Pertemuan, serta ruang utama untuk sholat.
Untuk Basement, dijadikan sebagai lantai parkir kendaraan dengan daya tampung sekitar 200-an mobil, dan 130-an sepeda motor, serta fasilitas toilet dan penampungan air. Lalu Ruang Pertemuan dikhususkan bagi jemaah yang ingin melakukan pertemuan / seminar, maupun resepsi pernikahan. Sedangkan yang terakhir, Ruang Utama Shalat, memiliki daya tampung hingga 20,000 jamaah.