Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri atau biasanya hanya disebut dengan Masjid Sunan Giri, terletak di komplek pemakaman Sunan Giri. Tepatnya di Bukit Giri, Kelurahan Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Posisinya tepat berada di samping makam Sunan Giri, dengan melewati jalan kecil di jejeran makam-makam tua tersebut.
Untuk area Masjid ini anda akan disuguhi dengan pemandangan kios-kios kecil yang menjajakan oleh-oleh khas Jawa Timur. Terutama oleh-oleh barang-barang religius misalnya tasbih, songkok, sorban, sajadah dan lain sebagainya. Kios-kios tersebut dikelola oelh suatu Paguyuban / perkumpulan / komunitas dengan nama Pedagang Lorong Masjid Sunan Giri.
Biasanya, tempat ini akan sangat ramai pada saat libur sekolah, ataupun pada saat hari-hari besar islam. Untuk hari-hari biasanya pun juga sangat ramai oleh peziarah, karena Sunan Giri merupakan penyebar agama islam yang sangat terkenal dan masuk dalam jajaran Wali Songo. Jadi tidak heran bahwa Masjid beserta Makam Sunan Giri ini akan selalu ramai oleh pengunjung yang ingin mengenang jasa-jasa beliau dalam menyebarkan agama islam di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Timur.
Memang butuh sedikit perjuangan jika kita ingin mengunjungi Masjid ini, karena jarak tempuh jalan kaki dari masjid ini adalah 1 Km, dengan menapaki jalan setapak dengan anak tangga yang disediakan untuk memudahkan perjalanan.
Di area Masjid dan pemakaman tersebut ada sedikitnya 300 makam yang dibagi menjadi sekitar 6 blok. Semua bentuk nisannya nyaris tanpa nama, sedangkan makam utama sunan giri berada disisi kiri masjid dengan perlakuan khusus.
Kehadiran masjid ini menurut sejarah merupakan hasil dan saksi dari penyebaran islam diwilayah Gresik, yang dilakukan oleh Sunan Giri atau memiliki nama asli Raden Paku Ainul Yaqin. Masjid Ainul Yaqin ini sudah berdiri sejak tahun 1544 dan di bangun oleh cucu Sunan Giri, Nyi Ageng Kabunan, untuk mengingat jasa-jasa kakeknya yang meninggal pada tahun 1506. Sampai saat ini pun ratusan bahkan ribuan peziarah selalu hadir ke makam Sunan Giri sekaligus mengunjungi Masjid Ainul Yaqin yang bersejarah ini.
Masjid Ainul Yaqin sampai saat ini menjadi monumen sejarah yang dilindungi oleh negara. Disaat masa penjajahan belanda masjid ini diberi gelar “monumenten ordonantie” karena sudah ada sebelum penjajahan dimulai.
Sedangkan untuk arsitekturnya, masjid ini hampir sama dengan masjid-masjid tua lainnya, yaitu memiliki kubah yang khas berbentuk limas dengan 3 tingkat. Arsitekturnya juga mirip dengan bangunan-bangunan kerajaan pada masa itu, apalagi semakin terasa jika kita melihat beberapa pintu gerbang yang mengadopsi Gapura Paduraksa.
Sedangkan pada bagian masjid, para jamaah bisa melihat beberapa soko guru yang terbuat dari kayu sebagai penopang atap masjid, sampai saat ini pun soko guru tersebut masih awet dan kokoh dalam menopang bangunan tersebut. kemudian soko guru tersebut berpondasi batu dengan hiasan warna keemasan. Kemudian terdapat juga ukuran-ukiran khas masa kerajaan pada waktu itu.
Kemudian soko guru tersebut memiliki hiasan warna hijau muda, dengan ukiran-ukiran meruncing di sekelilingnya. Pada bagian penerangan ruangan, terdapat lampu antik yang dipasang dibawah kubahnya, kemungkinan bagian luar lampu antik tersebut sudah berumur ratusan tahun, meskipun pada bagian dalamnya sudah ditambahi dengan bohlam lampu.
Mihrab pada masjid ini terdiri dari 3 cekungan, yaitu pada bagian tengah digunakan sebagai tempat imam shalat, pada bagian kiri ditempatkan jam kayu, kemudian disebelah kanan terdapat mimbar kayu yang dicat dengan perpaduan warna hijau muda dan emas, serta dengan ukiran-ukiran unik disekelilingnya.