Masjid Kruszyniany atau biasa disebut dengan “Wooden Mosque in Kruszyniany” atau “Drewniany Meczet w Kruszynianach, terletak di Desa Kruszyniany, Polandia. Tepatnya di 16-120 Krynki, Polandia, sekaligus menjadi Masjid Tertua di Polandia.
Desa Kruszyniany adalah salah satu desa tua yang berada di kawasan Negara Republik Polandia. Desa ini memiliki sejarah yang panjang, dengan bukti terdapat masjid yang sudah ada sejak abad ke-16 sampai ke-17 ini. Desa ini merupakan desa muslim kedua yang berada di Republik Polandia, desa yang lain adalah Desa Bohiniki yang terletak di wilayah Gmina Krynki, yaitu perbatasan Polandia dengan Belarussia.
Desa Kruszyniany dan Desa Bohiniki memiliki hubungan yang sangat erat, dimana sama-sama dibangun oleh kaum muslim Tatar pada masa lampau. Wilayah Desa Kruzyniany merupakan pemberikan dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, pada tahun 1679, sebagai imbalan atas keikutsertaan pasukan muslim Tatar dalam melawan Turki.
Desa Kruszyniany memiliki sebuah masjid tua yang berbahan utama kayu, dengan ukuran sedikit lebih besar dari masjid tua yang berada di Desa Bohiniki. Izin pembangunan masjid tersebut diperoleh dari Parlemen Warsawa pada tahun 1556 – 1557. Izin tersebut menyatakan bahwa kaum muslimin di Polandia dapat membangun masjid dilahan milik sendiri maupun dilahan pemberian kerajaan.
Masjid Kruszyniany sampai saat ini tidak diketahui kapan sebenarnya dibangun, namun dari catatan sejarah yang dibuat pada tahun 1829 menjelaskan bahwa, Masjid Kurszyniany sudah berdiri sejak abad ke-16 sampai ke-17. Masjid ini dibangun oleh seorang kapten kalvaleri dari pasukan muslim Tartar bernama “Murza Krzeczkowski”.
Sampai saat ini, hanya 2 keluarga yang masih bertahan hidup di desa tersebut dan bertugas merawat kebersihan dan keberlangsungan masjid ini. Meskipun begitu, masjid ini juga masih tetap ramai pada saat hari-hari besar agama Islam, karena kebanyakan masyarakat Tatar dari seluruh penjuru Polandia akan berkumpul bersama untuk merayakan hari besar Islam. Selain itu, masjid ini juga menjadi salah satu tempat wisata sejarah untuk orang-orang non-muslim Polandia, apalagi saat ini sudah di syahkan sebagai cagar budaya pada tahun 1960 oleh pemerintah Polandia.
Masjid dengan desain sederhana, dari bahan baku kayu tersebut terlihat tidak mirip masjid kebanyakan. Lebih mirip dengan rumah hunian penduduk ataupun gereja. Menurut beberapa cerita, memang pada saat itu, tukang kayu yang ditugaskan membuat masjid belum pernah tahu bagaimana bentuk sebenarnya masjid. Maka dari situ, bangunan masjid tua tersebut hampir mirip seperti rumah hunian dan gereja.
Selain itu, masjid-masjid tua lainnya, seperti dua masjid Polandia lain, dua masjid tua Belarussia, serta tiga masjid tua di Lithuania juga memiliki desain yang mirip, karena memang dibuat pada abad yang hampir bersamaan.
Kemudian, untuk bagian arsitektur bangunan, Masjid Kruszyniany ini memiliki bentuk denah persegi panjang, dengan ukuran 10 x 13 meter, kemudian dilengkapi dengan dua pintu bagian depan yang dikhususkan untuk jamaah pria dan wanita.
Pada bangunan masjid terdapat dua menara yang dibangun mengapit bagian sisi depan masjid, kemudian ditambah dengan satu menara yang berada diatas atap masjid yang merupakan ciri khas masjid pada masa itu.
Masjid Kruszianiany ini mengalami renovasi sekitar tahun 1846, bisa diketahui dari salah satu tulisan yang berada pada ruangan shalat wanita. Renovasi selanjutnya dilakukan pada tahun 1900 dengan penambahan interior masjid, dan yang terakhir adalah pada tahun 1957 dengan renovasi hampir seluruh bangunan.