Di Denmark terdapa sebuah tempat ibadah umat muslim yang sangat terkenal, yaitu masjid Agung Covenhagen. Meskipun di Denmark mayoritasnya bukan pemeluk agama islam, namun mereka sangat antusias terhadap kegiatan beribadah. Sebenarnya masjid Agung Covenhagen memiliki nama resmi Hamad Bin Khalifa Center yang artinya Pusat Peradaban Hamad Bin Khalifa. Diketahui bahwa nama msjid tersebut dimbil dari seorang petinggi dari Qatar karena dia lah yang mendanai dari pembangunan masjid tersebut.
Dari bukti bangunan masjid Agung Covenhagen merupkan sebuah keinginan yag begitu lama diharapkan oleh muslim di Denmark. Dibalik pembangunan masjid tersebut, terjadi berbagai penolakan dari berbagai pihak, salah satunya dari para elit politik terutama dari Partai Rakyat Denmark. Penolakan terjadi karena mereka sangat menentang pembangunan masjid bahkan sejak awal mula perencanaan pembangunan, mereka yang menentang memilik kebijakan anti imigran. Semakin memanas ketika ada sebuah penerbitan kartun Nabi Muhammad yang telah diekspos oleh salah satu media disana membuat terjadinya aksi protes keras dari berbagai negara terutama dari negara yang pemeluk agama islam minoritas khususnya di Denmark.
Namun meskipun banyak penolakan dan aksi keras lainnya, kerja keras umat muslim disana berbuah manis. Meskipun ketika persemian masjid Agung Covenhagen hampir tidak didapatkan kehadiran dari petinggi partai dan juga pejabat dari Denmark, namun izin pmbangunan masjid Agung Covenhagen secara resmi bahkan Pemerintah dan masyarakat disana telah menerima kehadiran Masjid Agung Covenhagen yang merupakan masjid pertama di Denmark.
Tak hanya merupakan bangunan masjid ppertama di Denmark,masjid Agung Covenhagen merupakan masjid terbesar juga di negara itu. Dibangunnya menara yng berukuran kecil di halaman depan masjid merupakan menara masjid pertama yang berdiri di negara tersebut.
Dibalik pembangunan masjid Agung Covenhagen yang penuh dengan drama, terutama serangkaian aksi protes yang bertajuk ‘ not in my backyard’ yang merupakan penolakan pembangunan masjid Agung Covenhagen sekalipun masjid tersebut dibangun di bagian halama belakang. Namun setelah melewati masa pertikaian politik yang berlangsung selama bertahun-tahun akhirnya masjid Agung Covenhagen telah dibangun dan diresmikan pada hari Kamis tanggal 19 Juni tahun 2014. Untuk membangun masjid ini membutuhkan dana sekitar 150 juta kroner atau 27,2 juta dolar Amerika.
Akhirnya dengan tanah seluas 6700 m2 yang berada di antara gedung dealer mobil dan gedung pergudangan menjadi sebuah simbol dari penerimaan masyarakat mayoritas disana unuk sebuah tempat ibadah sekitar 200.000 kaum muslim Denmark yang sangat menginginkannya. Di dalam komplek tersebut terdapat sebuah masjid lengkap dengan menara ukuran kecil yang juga merupakan sebagai pusat kebudayaan islam, stasiun televisi hingga panti jompo. Menara masjid Agung Covenhagen hanya berukuran setinggi 20 meter dengan ornamennya bulan sabit berada di puncak menara. Pada bagian ruang utama shalat dapat menampung jamaah sekitar 900 jamaah ditambah dengan bagian balkon yang dapat menampung para jamaah wanita yang mencapai sekitar 600 jamaah.
Jika dilihat dari bagian luar masjid Agung Covenhagen maka bangunan masjid tersebut terkesan sangat sederhana dan minimalis. Namun ketika memasuki masjid ini maka pemandangannya akan sangat memukau. Dibagian interior masjid Agung Covenhagen terlihat dinding tembok dengan cat berwarna putih yang membuat ruangan masjid semakin luas dan megah ditambah dengan adanya hiasan lampu gantung mewah dibagian tengah masjid.
Itulah sekilas tentang masjid Agung Covenhagen yang merupakan masjid pertama dan terbesar di Denmark dengan berbagai kisah perjuangan para umat muslim disana berbuah manis karena telah tercapai cia-cita para muslimin di Denmark.