Mungkin nama Montenegoro terdengar sangat asin. Perlu diketahui bahwa negara Montenegoro adalah salah satu negara pecahan dari bekas Yugoslavia pada tahun 1918 hingga 2003 namun kini sudah lenyap di peta dunia. Negara tersebut terbelah menjadi 7 negara yang merdeka antara lain Republik Slovenia, Serbia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montonegro, Makedonia dan Kosovo. Di indonesia Yugoslavia pernah muncul dalam sejarah keikut sertaan perannya bersama Indonesia yang telah membentuk Gerakan Negara Negar Non Blok di masa perang dingin sedang berlangsung.
Ketika indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945, Montenegro menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 3 Juni 2006. Pada saat itu juga negara tersebut melepskan diri dari ikatan singkat bersama Serbia sebagai negara ‘Serbia Montonegro’ namun ikatan singkat tersebut hanya bertahan selama atiga tahun yang dimuai pada tahun 2003 hingga 2006. Ibukoa dari negara Montonegro adalh Podrogicaa yang merupakan kota terbesar disana namun pada masa Yugoslavia sempat berganti nama Titogrd.
Sebenarnya di negara Montengro agama islam merupakan minoritas dengan jumlah 20% dari keseluruhan penduduk disana. Para muslim disana menganut faham Sunni yang sangat taat. Islam masuk ke Montonegro pada abad ke 15 namun islam pernah berada di masa keemasannya ketika Emperium Turki Usmaniyah menguasai wilyah tersebut ditahun 1470 sampai 1833. Pada saat itu Mntenegro dan Bosnia bersama berada dalam wilayah Sanjak bosnia namun pada ahun 1572 dipindahkan ke Pljevlja.
Pljevlja sendiri merupakan sebuah kota berada di bagian utara Montoegro dan kota terbesar ketiga di negara tersebut. kota ini sangat sejuk dan memiliki pemandangan yang uar biasa karena merupakan kota pegunungan dengan rata-rata ketinggian mencapai 770 dari permukaan laut. Pljevlja juga merupakan salah satu kota yang memiliki warisan budaya islam yang masih berdiri kokoh hingga saat ini sejak masa Emperium Usmaniyah berkuasa, warisan tersebut berupa bangunan masjid yang bernama Masjid Hussein Pasha.
Masjid Husein Pasha dibangun pada tahun 1569 ole Hussein Pasha Boljanic. Beliau adalah seorang Gubernur ke 9 di Sanjak Bosnia. Sebenarnya nama asli beliau adalah Hussein sedangkan Pasha adalah gelar bagi pejabat tinggi Usmaniyah dan Bojanic merupakan nama kelarga sekaligus tempat dimana beliau lahir. Tempat tersebut yaitu sebuah desa kecil yang berada di luar kota Pljevlja. Karena telah memberikan sumbangsih terhadap Pljevlja, maka bangunan masjid disana dinamakan sesuai nama beliau.
Sejarah dibangunnnya masjid Hussein Pasha yaitu ketika pasukan Hussein Pasha Boljanic mendatangi Pljevlja mendirikan sebuah kemah di dekat bangunan Biara Holy Trinity, lalu dia ingin mewariskan sesuatu bagi tanah kelahirannya sendiri dengan dibangunnya sebuah masjid sebagai tempat untuk berbadah. Kemudian dibangunlah masjid tersebut dibawah pimpinan seorang kontraktor ternama yaitu Hajrudin. Pada tahun 1569 masjid Hussein Pasha telah selesai dibangun dan menjadi salah satu bangunan budaya islam yang sangat penting berada di semenanjung Balkan.
Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid Hussein Pasha sangat menonjol karenaterlihat menjulang diantara bangunan lain disekitarya. Bangunan masjid tersebt sebagian besar menggunakan metode Ashlar yaitu disusun dari bahan batu alam yang di bentuk koak-kotak. Dalam pemilihan dan penggunaan bahannya merupakan nilai artistik tersendiri pada tembok masjid tersebut.
Selain itu, keunikan lain yang dimiliki oleh masjid Hussein Pasja adalah memiliki beberapa buku dan manuskrip yang sudah berumur ratusan tahun. Bahkan masjid ini juga memiliki Mushaf Al-Qur’an dari abad ke-16, dengan hiasan emas di sekelilingnya. Tidak heran jika masjid ini memiliki nilai sejarah yang tidak tergantikan.