Masjid Raya Eyup atau dalam bahasa turki Eyup Sultan Cami masuk dalam salah satu masjid tertua di Republik Turki, yang bertempat di Merkez Mh, Kalenderhane Cd No. 1, Eyup, Istanbul, Turki. Masjid ini menurut sejarah merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Emperium Usmaniyah / Turki Usmani / Ottoman setelah menguasai Konstantinopel pada tahun 1453. Nama Konstantinopel pada saat itu langsung diganti dengan Istanbul.
Masjid Eyup Sultan pertama kali dibangun pada tahun 1458 oleh Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel sebagai penghormatan kepada Sahabat Rosulullah SAW, bernama Ayub Al-Anshari r.a. Bangunan masjid tersebut sempat mengalami kerusakan yang lumayan parah, akibat dari bencara gempa bumi yang terjadi sekitar akhir abad ke-17. Kemudian masjid ini dibangun ulang pada tahun 1800 oleh Sultan Selim III, yaitu penguasa Emperium Usmaniyah ke-28, dengan gaya khas Baroque.
Masjid Eyup Sultan ini dibangun untuk mengenang salah satu sahabat Rosullah SAW yang bernama Abu Ayub Al-Anshari Khalid bin Zaid. Beliau gugur pada saat penyerbuan pertama kali ke Ibukota Romawi Timur (Byzantium) Konstantinopel pada tahun 668 atau pada saat Bani Umayyah masih dalam masa keemasannya.
Kemudian pada tahun 1453 atau sekitar 784 sejak gugurnya Abu Ayub dalam pengepungan Konstantinopel pertama kali oleh Bani Umayyah, Emperium Usmaniya dibawah komando Sultan Muhammad Al-Fatih kemudian menyerbu Konstantinopel dan berhasil menaklukkannya. Setelah menaklukkan konstantinopel, Muhammad Al-Fatih merubah namanya menjadi Istanbul dan menjadikannya sebagai ibukota Emperium Usmaniyah pada saat itu.
Kemudian, pada tahun 1485, atau sekitar 32 tahun setelah penaklukkan konstantinopel, Muhammad Al-Fatih membangun Masjid Eyup Sultan beserta Maosoleum diatas kubur Abu Ayub. Pembangunan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sahabat Rosullah SAW tersebut, karena beliau merupakan salah satu pahlawan yang gugur pada saat pengepungan pertama kali.
Masjid ini semakin memiliki nilai sejarah tinggi, karena pada saat itu masjid Eyup juga digunakan sebagai tempat untuk pengucapan sumpah / pelantikan Sultan baru di Emperium Usmaniyah. Tidak sampai disitu saja, beberapa Sultan juga dimakamkan di komplek masjid ini, beberapa diantaranya adalah : Ziya Osman Saba dan Sokollu Mehmet Pasa. Masjid ini juga merupakan satu-satunya masjid yang berhimpitan dengan Maosoleum serta pemakaman luas di Istanbul.
Masjid Eyup Sultan, sampai saat ini terbuka untuk umum bagi muslim maupun non muslim yang ingin berkunjung. Namun pada saat waktu sholat fardhu, masjid ini tertutup untuk umum. Kunjungan kepada komplek maosoleum dan masjid ini tidak dipungut biaya sama sekali, namun jika ada donasi dari para pengunjung akan diterima dengan baik.
Salah satu hal menarik dari masjid ini, sekaligus menjadi penarik para wisatawan adalah adanya cetakan telapak kaki Nabi Muhammad SAW diatas batu marmer dengan bingkai yang terbuat dari perak.
Bagian dalam masjid di hiasi dengan Interior yang sangat megah dengan warna keemasan. Lampu gantung yang megah juga dipasang dibagian bawah kubahnya yang berukuran sangat besar, kemudian lantainya ditutupi dengan karpet oriental yang menghampar diseluruh lantai ruangan. Sedangkan untuk hiasan pada Maosoleum / makam Abu Ayub, diberikan dinding hias dari keramik dari beberapa periode dengan jumlah total 400 keping keramik. Terdapat juga sebuah teralis yang terbuat dari perak murni yang dipasang didepan makam Abu Ayub.
Nama Abu Ayup selain digunakan sebagai nama masjid, dan nama maosoleum , ternyata juga digunakan sebagai nama dari distrik yang berada diwilayah tersebut.