Di Libya tepatnya di ibukotanya yaitu Tripoli terdapat sebuah bangunan masjid yang sangat menarik untuk dikunjungi. Masjid tersebut bernama Masjid Maidan Al-Jazair. Sebagai ibukota dari Negara Libya, Tripoli merupakan sebuah kota terbesar di negara tersebut. Pada awalnya, Tripoli memiliki nama Tripolitania yang namanya dinisbatkan kepada wilayah di Libya. Saat ini di pusat kota Tripoli terdapat sebuah lapangan yang terkenal yaitu Al-Jazair Square dan salah satu ciri dan tanda dari bangunan yang ada di lapangan ini adalah Masjid Maidan Al-Jazair atau dikenal juga dengan nama Masjid Jamal Abdel Nasser.
Di Libya agama islam telah memerintah selama hampir 13 abad. Dalam waktu yang cukup lama tersebut islam terus berkembang meski dengan silih berganti dinasti. Karena Libya memiliki sejarah kepemerintahan yang cukup panjang, tak heran mayorits penduduk disana memeluk agama islam. Juga ketika paska runtuhnya kekuasaan pemerintah Muammar Khadafi banyak dari kalangan masyarakat terutama dari fraksi Islam yang menyuarakan dirinya untuk bersikukuh menegakkan syariat islam bagi negara Libya. Namun ternyata ada beberapa fraksi lain yang tidak setuju dan tidak sejalan dengan keinginan tersebut sehingga sampai saat ini Libya masih terkesan merupakan sebuah Negara yang terpecah-pecah.
Dibalik berbagai permasalahan di Libya, negara ini memiliki sebuah tempat favorit masyarakat Libya. Di lapangan Al-Jazair Square juga merupakan tempat pilihan bagi masyarakat Libya untuk berkumpul dan bersantai bersama teman, sahabat atau keluarga. Tempat ini juga digukan oleh mereka untuk menyuarakan kebebasan paska keruntuhan pemerintahan Libya yang berada di bawah seorang Presiden Muammar Khadafi.
Dahulu sebelum masjid Maidan Al-Jazair dibangun, tempat ini adalah bangunan sebuah katedral katholik yang terkenal dengan nama Tripoli Cathedral atau disebut La Cattedrate dalam bahasa Italia. Bangunan Katedral Katholik Roma ini pertama kali dibuka dan diresmikan pada tahun 1928. Ketika membangunnya pun melibatkan seorang interior designer dari Libya yaitu Othman Nejem. Untuk mendesain bangunannya dilakukan oleh arsitek asal Italia yaitu Saffo Panteri. Dia mendesain bangunan tersebut menggunakan gaya Romanesque dan dilengkapi dengan kubah besar di bagian atapnya. Lalu dibagian menara loncengnya digunakan hiasan dan ukiran dari gaya Venetian. Pada saat itu, gereja tersebut merupakan gereja kedua setelah gereja Santa Maria degli Angel pada tahun 1870.
Lalu sekitar tahun 1970 atau 1990-an pada saat kekuasaan Muhammad Khadafi bangunan gereja katedral teresbut diubah menjadi bangunan masjid. Karena telah diubah menjadi tempat ibadah umat muslim, fungsinya pun diganti untuk berbagai kegiatan keagamaan. Pada saat perubahan bangunan tersebut masih memiliki pola awalnya meskipun perubahnnya dilakukan secara keseluruhan. Termasuk berbagai pernak pernik yang berada dalam interior bangunan gereja semuanya telah dibongkar dan diganti dengan rancangan yang baru dan sangat menarik dengan gaya Arabia.
Dilihat dari luar masjid Maidan Al-Jazair, bangunan ini sangat megah dan besar dengan cat dndingnya yang berwarna cream. Ditambah dengan sebuah taman yang tidak terlalu luas menghiasi halaman masjid Maidan Al-Jazair. Sebuah menara yang menjulang tinggi ditambah dengan kubah besar di bagian atas masjid menyimbolkan sebagai bangunan untuk melaksanakan ibadah umat muslim. Terlihat juga sebuah kubah yang ukurannya lebih kecil dari kubah utama dibagian atas atap pada pintu masjid.
Karena berada di tempat yang cukup strategis, masjid ini selalu ramai oleh beberapa jamaah dan pengunjung untuk melaksanakan ibadah atau melakukan wisata religi di masjid Maidan Al-Jazair.