Tak hanya masyarakat Sri Lanka, di negara tersebut terdapat sebuah masjid yang merupakan tempat ibadah muslim melayu. Masjid tersebut bernama masjid Melayu Kurunegala atau disebut juga dengan nama Malay Jumma Mosque atau Masjid Jum’ah Melayu Kurunegala. Masjid ini telah dibangun pada masa kolonial Inggris di Sri Lanka dan merupakan sebuah bangunan tertua di Kurunegala. Tempat ini juga dahulunya merupakan sebuah tempat yang disediakan untuk umat muslim dan merupakan sebagai fasilitas mereka yang datang pertama kali kesana lalu menetap disana. Meskipun mayoritas penduduk Sri Lanka beragama Hindu dan Budha, namun beebrapa tempat ibadah umat muslim disana masih dapat ditemukan. Salah satunya masjid Melayu Kurunegala ini yang menjadi salah satu pilihan dari beberapa masjid di Sri Lanka.
Hal yang menarik antara Sri Lanka dan Indonesia adalah sama-sama pernah dijajah ole Belanda. Begitu pula dengan Negara Malaysia. Lebih tepatnya Sri Lanka merupakan sebuah tempat untuk pengasingan dan pembuangan bagi para tokoh yang memperjuangkan negara di Tanah Air. Bahkan beberapa dari mereka tidak kembali ke Indonesia karena penjajahan disana jatuh dan dilanjutkan oleh Inggris.
Dibalik ikatan hubungan antara Sri Lanka, Indonesia dan Malaysia pada dahulu, kini Sri Lanka juga memiliki bangunan masjid yang berhubungan dengan Muslim Melayu dari Indonesia dan juga Malaysia. Tak hanya masjid Melayu Kurunegala saja, ternyata ada beberapa masjid lainnya yang memiliki hubungan yang sama, seperti masjid Agung Colombo atau The Grand Mosque of Colombo yang dibangun oleh Muhammad Balang kaya. Beliau adalah orang kaya yang merupakan putra dari Hulu Balang Kaya berasal dari Kesultanan Goa Sulawesi Selatan. Beliau diasingkan ke Sri Lanka pada tahun 1796 oleh pemerintahan kolonial Belanda. Selain itu juga ada masjid Jumah Wekande atau disebut juga dengan The Wekande Jumma Mosque yang merupakan wakaf dari Muslim Indonesia.
Pada saat pemerintahan Inggris berkuasa di Sri Lanka, mereka ingin menebarkan pengaruhnya hingga seluruh negeri tersebut. Lalu pada tahun 1848 terdapat 30 tentara dalam satu Resimen Melayu dan dua orang staff di tugaskan untuk tinggal di Kurunegala. Pada saat itu, resimen tersebut merupakan seorang muslim yang sangat relijius. Maka dibangunlah pada tahun 1850 sebuah bangunan masjid untuk melaksanakan ibadah umat muslim.
Pada awalnya msjid yang dibangun ini sangat sederhana dengan sebuah fasad depan memiliki corak bangunan india. Sehingga terkenal dengan nama Malay Millitary Mosque atau masjid Militer Melayu pada masanya. Namun seiring berjalannya waktu, saat ini masjid tersebut dikenal dengan nama Malay Mosque, Java Palli hingga Ja Palliya.
Tak hanya merupakan bangunan masjid pertama d Kurunegala, masjid ini juga merupakan bangunan yang mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah setempat. Selanjutnya disusul oleh adanya masjid Jummah Al-Jami Ul Azhar yang telah dibangun oleh muslim India dan mereka pula lah yang mengelola masjid tersebut.
Disana juga terdapat beberapa muslim India karena awalnya mereka datang ke Kurunegala sebagai pedagang dan menjadi bagian dari jamaah masjid Melayu Kurunegala. Namun ternyata terdapat perbedaan budaya antara muslim melayu dan muslim indis sehingga komunitas muslim india mendirikan sebuah bangunan masjid untuk tempat ibadah mereka.
Dilihat dari bangunan luar masjid Melayu Kurunegala, masjid ini terlihat sangat sederhana dengan beberapa jendela menghiasi bangunan tersebut. Ketika akan memasuki masjid ini, pengunjung dan jamaah akan melewati sebuah tangga lalu berwudhu dan melaksanakan ibadah dengan tenang disana. Karena lokasinya cukup strategis di pinggir jalan raya, masjid ini selalu ramai setiap harinya. Terutama pada hari Jum’at dan ketika Hari Raya.