DI Kamboja tepatnya di ibukota Phnom Pehn telah berdiri sebuah bangunan bagi umat muslim yang begitu megah, mewah dan besar. Masjid megah ini terkanal karena memiliki gaya Turki Usmani yang menakjubkan. Penggunaan nama masjid ini diambil dari seorang pengusaha yang berasal dari Uni Emirat Arab yaitu Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Alserkal. Pembangunan masjid Agung Al-Serkal menghabiskan dana sebesar US$ 2.5 juta yang berasal dari pengusaha tersebut. Ditambah dengan dana yang didapatkan dari pemerintah Kamboja sendiri sebesar US$400 ribu sebagai bentuk perhatiannya dari pemerintah bagi para muslim di kamboja. Sehingga secara keseluruhan dana yang digunakan pembanguan masjid Agung Al-Serkal sebesar US$ 2.9 juta.
Namun pada awalnya jauh sebelum dibangun masjid megah ini, terdapat sebuah msjid yang berdiri pada tahun 1968 yang bernama Masjid Nurul Ikhsan. Masjid Nurul Ikhsan merupakan bangunan masjid yang melegenda dan sempat diperbaiki serta dibangun ulang pada tahun 1990. Dana yang digunakan untuk pembangunan dan renovasi masjid ini juga berasal dari Uni Emirat Arab sehingga masjid itu dikenal dengan nama Masjid Internasional Dubai Phnom Pehn. Kemudian pada tahun 2012, masjid tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah lalu akhirnya dibangun kembali menjadi sebuah bangunan masjid yang begitu megah seperti saat ini berdiri kokoh.
Seperti awalnya, sebelum masjid Agung Al-Serkal berdiri, yaitu masjid Nurul Ikhsan, masjid ini berdiri di sebuah tepian danau Boeng Kak yang sangat terkenal. Tak sedikit dari beberapa wisatawan yang mengunjungi Kamboja selalu menyempatkan waktunya untuk datang ke tempat ini. Masjid ini juga di danai oleh Mahmoud Abdallah Kasim dan Hisham nasir. Tak hanya mengeluarkan dana untuk membangun masjid Nurul Ikhsan, mereka juga memberangkatkan sebanyak 30 muslim untuk melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya.
Namun pada tahub 2011 hingga 2012 terjadi sebuah keputusan yang controversial dilakukan oleh pemerintah Kamboja. Dimana danau Boeng Kak yang begitu melegenda ditimbun dengan pasir sedot dan dialirkan langsung dari Danau Tonle Sap dan sungai Mekhong menggunakan pipa besar. Berbagai protes dari para warga hingga lembaga Amnesti Internasional tidak menghentikan proyek pemerintah tersebut. Kini danau Boeng Kak sudah tidak ada melainkan terlihat lahan terbuka yang sangat luas dan sudah dibangun kawasan bisnis.
Kemudian masjid Nurul Ikhsan mengalami kerusakan karena sudah tidak terawatt dengan baik. Bahkan sebagian pondasi masjiod amblas dan roboh. Lalu pada tahun 2011 dilakukan pendatanganan kesepahaman antara pemerintah Kamboja dan Perwkailan dari Pemerintah Uni Emirat Arab tentang pendanaan dan pembangunan ulang masjid Nurul Ikhsan. Lalu dimulailah perobohan masjid Nurul Ikhsan secara total. Pada saat perobohan masjid tersebut, dibangun pula sebuah bangunan masjid darurat berada di halama masjid Nurul Ikhsan berdinding dan beratap seng dengan lantai semen cor. Hal tersebut bertujuan sebagai tempat untuk beribadah. Pada bagian atapnya sengaja dibangun lebih tinggi agar mengurangi suasana yang sangat panas dan ditambah juga dengan beberapa kipas angin di gantung di dalam masjid tersebut. Setelah pembangunan masjid selesai dan dibangun kembali, kini pembangunan masjid yang baru menghasilkan sebuah tempat ibadah bagi umat muslim yang sangat megah dan mewah. Masjid baru tersebut sangat berbeda dari segi arsitektur dan lainnya dibandingkan dengan masjid Nurul Ikhsan sebelumnya. Sehingga menjadikan masjid baru atau masjid Agung Al-Serkal Kamboja ini sebagai masjid terbesar dan termegah di Kamboja.
Masjid Agung Al-Serkal sekarang merupakan masjid terbesar di Kamboja. Tak hanya bangunannya saja yang besar, tetapi masjid ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Peresmian masjid Agung Al-Serkal dilakukan oleh Perdana Menteri Kamboja yaitu Hun Sen dan dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2015 lalu. Ketika acara peresmian dibuka, banyak para muslim yang sengaja datang untuk ikut memeriahkan dan melihat langsung bangunan tempat ibadah yang megah tersebut. Bahkan para jamaah mencapai seribu jamaah yang ikut serta menyambut acara peresmian masjid Agung Al-Sarkal. Mereka terlihat sangat bahagia karena pada akhirnya memiliki masjid kebanggaan umat muslim di Kamboja. Tak hanya menjadi masjid terbesar di kamboja, masjid Agung Al-Serkal juga merupakan catatan penting tentang sejarah perkembangan agama Islam di Kamboja.
Pada saat upacara peresmian masjid Agung Al-Serkal, perdana menteri Hun Sen merasa bahagia dan juga bangga karena mereka dapat hidup damai berdampingan dengan beberapa agama lainnya. Perlu di ketahui bahwa muslim di Kamboja pernah mengalami masa-masa yang memilukan dimana pada saat rezim Khmer Merah berkuasa dan beraliran Ultra Maois mengakibatkan hampir separuh jumlah muslim di Kamboja menjadi korban pembantaian.
Namun saat ini muslim di Kamboja telah hidup dengan aman dan nyaman ditambah dengan hadirnya bangunan masjid yang luar biasa megah. Setelah mengikuti acara peresmian masjid Agung Al-Serkal, para jamaah dan berbagai kalangan yang turut datang mengahadiri acara tersebut melanjutkan dengan shalat Jum’at secara berjamaah. Para pengunjung juga menyempatkan belanja di beberapa kios yang berada di halaman masjid dan makan siang bersama-sama.
Dari arsitekturnya, masjid Agung Al-Serkal memiliki sentuhan dari gaya Turki Usmani yang terkenal dengan kubah besar dan menara menjulang tinggi. Namun untuk bagian menara, masjid Agung Al-Serkal berbentuk bundar dengan sebuah landasan berbentuk segi empat mengerucut. Pada setiap menara terdapat tiga balkoni dan di bagian ujung menara terdapat simbol bulan sabit namun simbol tersebut tidak seperti yang biasanya masjid Turki Usmani gunakan melainkan bentuknya sedikit berdiri.
Pada bagian luar temboknya di tutup menggunakan batuan alami yang berwarna putih gading. Yang menambah kemegahan masjid Agung Al-Serkal adalah ketika pembangunannya, landasan pada masjid ini cukup tinggi dari permukaan tanah. Ketika akan memasuki masjid ini, para jamaah atau pengunjung melewati anak tangga yang berjumlah lebih dari dua puluh untuk menuju ke pintu utama. Di masjid Agung Al-Serkal juga terdapat jendela yang berukuran sangat besar sebanyak empat buah dan juga dibagian depannya sebelah atas terdapat jendela berukuran lebih kecil.
Jika dilihat dari denah masjid Agung Al-Serkal, masjid ini berbentuk segi empat ditambah dengan bagian mihrab masjid yang menjorok keluar ke arah kiblat. Pada sisi utara terdapat ruangan yang biasanya digunakan untuk kantor pengelola dan kantor lembaga Islam di Kamboja. Pada bagian atap masjid, terdapat kubah utama ditambah dengan empat kubah yang ukurannya lebih kecil di setiap penjuru masjid. Lalu ditambah lagi dengan enam kubah yang lebih kecil lagi. Sehingga pada atap masjid Agung Al-Serkal penuh dengan hiasan kubah yang begitu menarik.
Masjid ini juga telah menyediakan tempat berwudhu namun terpisah dari bangunan masjid sendiri. Tempat tersebut dibuat seperti pendopo terbuka dengan atapnya terdapat kubah berwarna coklat tembaga. Dengan dibangunnya masjid Agung Al-Serkal menjadikan para kaum muslim di Kamboja semakin semangat dan merasa aman serta nyaman dalam melaksanakan ibadah shalat dan melakukan kegiatan keislaman lainnya. Selain itu, masjid Agung Al-Serkal juga merupakan titik balik bagi seluruh muslim di Kamboja secara kesuluruhan setelah mengalami kejadian yang mengerikan yang telah dilakukan oleh rezim Khmer Merah sebelumnya.