La Grande de Mosque de Porto Novo atau biasa dikenal dengan Great Mosque of Porto Novo atau pada pembahasan kali ini akan kita sebut dengan Masjid Agung Port Novo, memiliki bangunan yang sangat unik. Sepintas jika kita lihat, kita tidak akan menemukan suasana sebuah masjid pada bagian luarnya, justru hanya lebih mirip dengan sebuah katedral / gereja milik umat katolik. Kadang-kadang Masjid Agung Porto Novo ini sering juga disebud dengan Brazillian Mosque atau Masjid Brazil, karena memang bentuknya sangat mirip dengan sebuah katedral yang umumnya berada di Negara Brazil.
Pasti kita jarang sekali mendengar kota Porto Novo maupun negara Republik Benin, karena memang kota dan negara tersebut tidak pernah muncul pada berita-berita Internasional maupun di berita Internet. Lokasi Negara Republik Benin terletak di Benua Afrika, tepatnya bersebelahan dengan beberapa negara lain seperti Negara Togo, Nigeria, Burkina Faso.
Benin pada zaman dulu, sekitar abad ke 17 hingga ke 19 sangat maju dan terkenal dengan perdagangan budak. Pada saat kekuasaan Kerajaan Dahomey menduduki wilayah tersebut, perdagangan budak dilegalkan dan menjadi salah satu perdagangan terlaris kala itu. Hingga ribuan warna Benin dikirim ke benua Amerika untuk dijadikan budak. Sampai-sampai kawasan pantai Benin pada saat itu dikenal sebagai The Slave Coast yang artinya Pantai Budak.
Setelah perdagangan budak dihapus, Negara Perancis mengambil alih wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayah kekuasaannya dan mengubah namanya menjadi French Dahome pada tahun 1872. Pada akhirnya Negara Republik Benin dapat meraih kemerdekaannya pada tanggal 01 Agustus 1960, dan benar-benar menjadi sebuah negara dari tahun tersebut, beribukotakan di kota Porto Novo, meskipun pemerintahannya berada di Kota Cotonou.
Agama Islam merupakan agama terbesar kedua di Negara Republik Benin setelah agama Katolik Roma. Hampir keseluruhan umat muslim yang ada di negara tersebut adalah Muslim Sunni meskipun ada beberapa minoritas yang menganut faham Syi’ah dan Ahmadiyah.
Jika kita menilik sejarah, pembangunan Masjid Agung Porto Novo yang justru terlihat seperti sebuah katedral ini adalah hasil dari pembangunan dari para budak yang kembali ketanah airnya dari negara Brazil. Tidak heran jika mereka kemudian mampu untuk membangun bangunan yang khas milik negara Brazil tersebut.
Pembangunan masjid ini dilakukan sedemikian rupa oleh para mantan budak dengan memadukan seni bina bangunan khas Brazil dengan seni bina bangunan khas masyarakat Benin sendiri. Menurut salah satu versi sejarah, pembangunan masjid ini dimulai tahun 1912 dan baru selesai pada tahun 1923 / 1925. Namun yang pasti, bangunan yang dibuat menjadi sebuah bangunan sejarah yang patut diacungi jempol, karena dapat bertahan dan berdiri kokoh hingga saat ini. Bahkan, keindahan dan keunikannya tidak lekang oleh waktu. Desain Arsitektu masjid ini juga sering dikatakan mengadopsi arsitektur bangunan dari Gereja di Salvador de Bahia Brazil, yang memiliki Gaya Eropa Abad Pertengahan.
Karena bangunan Masjid Agung Porto Novo ini keseluruhannya sangat mirip dengan sebuah katedral, tidak heran jika para wisatawan yang berkunjung akan mengira bahwa bangunan tersebut bukan sebuah masjid, ataupun bangunan sebuah katedral yang kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah masjid.
Beberapa tahun terakhir dikabarkan bahwa saat ini pemerintah kota setempat sedang berusaha untuk mempugar bangunan tersebut, namun masih memiliki kendala dibagian arsitektur bangunannya. Karena saat ini arsitektur dalam negeri yang dapat memahami teknik pembuatan bangunan tersebut belum ditemukan.