Kota Ho Chi Minh City pada awalnya bernama Kota Saigon, yaitu kota terbesar di Negara Vietnam. Sebelum penyatuan antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan pada tanggal 02 Juli 1976, kota Saigon adalah Ibukota Vietnam Selatan. Sebenarnya hampir keseluruhan Negara Vietnam dulunya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Islam Champa, namun karena Champa takluk pada penjajah, akhirnya mereka malah di usir dari Vietnam dan mengungsi ke beberapa negara tetangga seperti Kamboja, Malaysia dan juga Brunei Darussalam.
Nama kota Saigon kemudian dirubah menjadi Ho Chi Minh pada tahun 1976, sebagai penghormatan atas jasa Ho Chi Minh yang merupakan salah satu tokoh utama revolusi di Vietnam. Beliau juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dan juga Presiden Vietnam Utara.
Meskipun Vietnam merupakan negara dengan faham komunis / tidak mempercayai agama, namun yang menarik adalah adanya masjid terbesar yang baru diresmikan pada tahun 2006 lalu. Masjid tersebut dibangun oleh pemerintah Saudi Arabia dan terletak di Kota Xuan Loc.
Sedikitnya ada 12 masjid yang terletak di negara Vietnam, salah satunya adalah The Central Mosque Ho Chi Minh City atau Masjid Sentral Ho Chi Minh City yang terletak di Jln. Dong Du, tepatnya disebelah Hotel Sheraton. Masjid ini menjadi salah satu masjid tua di negara Vietnam, karena dibangun pada tahun 1935 oleh masyarakat muslim dari India Selatan yang kemudian menetap di daerah Ho Chi Minh City. Masjid ini tidak di khususkan untuk masyarakat India Selatan saja, namun juga dibuka untuk seluruh umat muslim dari negara manapun, termasuk dari Indonesia dan Malaysia.
Masjid ini sebelumnya memiliki nama “Masjid Al-Jami’a Al-Muslimin” atau biasa disebut dengan “Dong Du Mosque” dan saat ini dikenal dengan “The Central Mosque Ho Chi Minh City” atau “Masjid Central Ho Chi Minh City”. Bangunan ini dibangun dan selesai pada tahun 1935 oleh masyarakat India Selatan yang menetap di kota tersebut. Masyarakat muslim yang berasal dari India Selatan tersebut mengungsi ke negara Vietnam setelah pecahnya perang dunia kedua. Saat ini pekerjaan utama mereka adalah menjadi seorang pedagang.
Pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar 10,5 juta Dong, atau setara dengan $5.700 atau sekitar Rp. 560 juta pada masa itu. Mengingat pada tahun 1935 Vietnam masih dalam penjajahan Perancis, berarti masjid ini sudah mengalami 2 masa perpindahan kekuasaan. Masjid ini mengalami renovasi pada tahun 1970-an pada saat Vietnam Selatan berada di bawah kekuasaan pemerintah Amerika Serikat.
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang berada di kota Ho Chi Minh City, dan menjadi masjid terbesar di kota tersebut diantara kedua belas masjid lainnya. Letaknya di pusat kota, jadi tidak heran jika masjid ini selalu ramah oleh para jamaah yang ingin menunaikan ibadahnya. Tidak jauh dari bangunan masjid, ada banyak sekali rumah makan halal yang dikelola oleh masyarakat muslim dari Turki, India dan juga Malaysia. Bahkan ada pula restoran yang menawarkan masakan khas Vietnam tapi dengan label “Halal”.
Keseluruhan dana yang digunakan untuk membangun masjid ini berasal dari swadaya masyarakat sendiri, tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah Vietnam. Jadi tidak heran jika sejarah yang dikandungnya sangat besar.
Bangunan masjidnya dapat dikatakan sebagai salah satu masjid yang terindah di Ho Chi Minh City, dan sekaligus menjadi masjid tertua dikota tersebut. Dibangun dengan bentuk bangunan tradisional, seni bina bangunan India lengkap dengan menara yang menjulang tinggi di keempat sudut masjid.
Hal yang unik dari masjid ini adalah tempat wudhu nya yang dibentuk dengan kolam segi empat yang cukup besar. Kapasitas yang dapat ditampung oleh masjid ini adalah 350 jamaah, sedangkan jika terjadi luapan jamaah akan di sediakan tempat di pelataran masjid.