Masjid Agung Sheikh Zayed terletak di Al-Maqtaa, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Masjid ini begitu memukau dan mendapatkan julukan sebagai “Masjid Putih Ditengah Gurun” karena memang letaknya ditengah-tengah gurun. Masjid ini merupakan pemegang rekor masjid terbesar di seluruh Uni Emirat Arab, dan diberi nama sesuai dengan penggagasnya yaitu “Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan”, yaitu salah satu tokoh Nasional Uni Emirat Arab, sekaligus pendiri Negara tersebut. Beliau memang sempat terlibat didalam pembangunan awal masjid ini, namun akhirnya wafat sebelum pembangunan masjid selesai dilakukan.
Sheikh Zayed wafat pada tahun 2004 lalu, dan proses pembangunannya diteruskan oleh keturunannya. Ketika diresmikan, masjid ini langsung mendapatkan beberapa rekor dunia sekaligus, tidak hanya sebagai Masjid Terbesar dan Terindah, namun juga bangunan yang memilihi maha karya arsitektural modern yang keindahannya tidak ada duanya. Masjid ini sekaligus merebut rekor dunia dari Masjid Sultan Qaboos Oman atas Lampu Gantung terbesar didunia, dan Bentangan karpet rajut paling luas di dunia. Masjid ini tidak hanya menjadi kebanggaan seluruh umat muslim di Uni Emirat saja, namun juga menjadi kebanggaan dan simbol bagi kekayaan dunia islam secara keseluruhan.
Masjid Agung Sheikh Zayed ini merupakan salah satu ide dan impian dari Sheikh Zayed, Sang Pendiri Negara Uni Emirat Arab tersebu yang pada saat itu menjadi negara yang berkembang. Pembangunan masjid ini berhasil memadukan antara seni tradisional dan modern serta beberapa kecanggihan turut ditanamkan di masjid tersebut.
Kemampuan Sheikh Zayed dalam modernisasi Uni Emirat Arab memang tidak ada duanya, hal ini terlihat dari munculnya sebuah negar modern yang mencuat di tengah-tengah padang pasir yang tandus. Apalagi suksesnya pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed ini sekaligus menunjukkan kesuksesan impian beliau dalam mendirikan sebuah negara yang maju dan modern ditengah-tengah padang pasir yang terhampar luas.
Dalam rancang pembangunan masjid ini, Sheikh Zayed memang dengan sengaja membuat satu prinsip unik yaitu “Unite The World” dimana para seniman dari seluruh belahan dunia diundang untuk ikut serta dalam pembangunannya. Bahkan, bahan bangunannya pun di Impor langsung dari berbagai negara seperti Italia, Jerman, India, Maroko, Inggris Raya, China dan lain sebagainya.
Pada saat pendiriannya, sedikitnya ada lebih dari 3000 pekerja yang terlibat dalam seluruh proses pembangunan, termasuk sebanyak 38 perusahaan kontraktor yang turut andil. Beberapa material bangunan memang dipilih secara selektif, mengingat tempat berdirinya masjid adalah suatu padang pasir yang tandus. Beberapa materialnya adalah batu pualam, emas, batu alam, kristal, keramik, dan beberapa batu permata dari alam.
Sebenarnya, cita-cita pembangunan masjid tersebut sudah mulai digagas pada tahun 1980-an, namun akhirnya baru dimulai pada tanggal 05 November 1996, karena berbagai hal yang masih terkendala. Masjid ini memilii luas sekitar 22.000 meter persegi, dan mampu menampung hingga 41.000 jamaah sekaligus. Meskipun pada tahun 2007 lalu pembangunan masjid ini belum selesai secara keseluruhan, namun tempat ruang sholat utama sudah difungsikan pada saat sholat Idul Adha pada tahun tersebut.
Karena memang menjadi Masjid terbesar dan termegah di seluruh Uni Emiret Arab, atau bahkan di negara Timur Tengah lainnya, tak heran jika masjid ini mampu menyedot perhatian dari wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Akhirnya pada tahun 2008, dibentuklah suatu komunitas yang diberi nama Sheikh Zayed Grand Mosque Center, yang bertugas untuk mengurus segala keperluan masjid, dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan maupun penyambutan para wisatawan.
Karena memang didesain dengan sempurna dengan keindahan dan kemegahan yang tiada tandingannya, tidak heran jika Masjid Agung Sheikh Zayed mampu untuk menyedot perhatian dari tokoh-tokoh utama dari berbagai Negara di dunia. Beberapa pemimpin negara pun pernah berkunjung ke masjid ini seperti Ratu Elizabeth II, Inggris dan Ratu Beatix, Belanda. Bahkan pada saat kunjungan Ratu Beatrix, menjadi salah satu kontroversi yang besar terkait penggunaan kerudung yang dipakai oleh Ratu Beatrix pada saat berkunjung ke masjid tersebut.
Selain itu, beberapa tokoh lain juga pernah berkunjung, seperti Duta Besar Amerika Serikat Untuk Uni Emirat Arab, Michael H. Corbin, juga pernah datang pada tanggal 30 Juli 2011. Sampai saat ini, masjid ini juga sering dijadikan kunjungan wisata religius bagi anak-anak sekolah, maupun para mahasiswa yang ingin menyaksikan sendiri kemegahan Masjid Putih ini.
Fasilitas Masjid Agung Sheikh Zayed
Tidak hanya bangunan utama untuk ruang sholat saja yang dimiliki Masjid Agung Sheikh Zayed ini, namun ada beberapa fasilitas lainnya yang turut dibangun guna melengkapi kegiatan masyarakat sekitar, seperti Perpustakaan yang dibangun dengan ratusan hingga ribuan buku-buku klasik maupun modern yang berkaitan dengan Islam, Kaligrafi, Seni dan Budaya, dan segala sesuatu tentang Ilmu Pengetahuan lainnya. Bahkan dari beberapa buku tersebut ada yang berbahasa Inggris, Italia, Jerman, Perancis dan Korea.
Sekilas Arsitektur Masjid Agung Sheikh Zayed
Masjid ini dibangun sedemikian rupa dengan beberapa gabungan arsitektur, terutama yang mendominasi adalah arsitektural Mughal (Bangladesh, Pakistan dan India) serta arsitektur khas Mooris (Maroko). Masjid ini memiliki 82 kubah bergaya Mooris dan kesemuanya dihiasi dengan batu pualam berwarna putih.
Bagian pelataran tengah diadopsi dari Masjid Badshahi Kota Lahore Pakistan yang juga menganut gaya Mughal. Kubah pada masjid tersebut di desain dengan diameter 32,8 meter, tinggi 55 mter dai dalam, ataupun 85 meter dari luar. Kubah pada Masjid Agung Sheikh Zayed ini juga mendapatkan rekor sebagai kubah terbesar didunia yang dibentuk dari bahan dan jenis yang sama. Secara keseluruhan, Masjid Sheikh Zayed ini memadukan beberapa gabungan arsitektur dari Mughal, Arab dan Mooris.
Ukuran masjid tersebut juga sangat luas, setara dengan 5 buah lapangan sepakbola, dengan luas total sekitar 22.000 meter persegi, dan dapat menampung hingga 41.000 jamaah sekaligus. Masjid ini juga memiliki lebih dari 100 pilar yang diletakkan di bagian luar dengan lapisan puluhan ribu lembar batu pualam, maupun batu lain yang sudah dipoles, seperti Red Agate, Lazuli, Abalone Shell, Mother of Pearl, dan Amethyst.
Sedangkan pada ruang utama dibangun 96 pilar bundar dengan ukuran sangat besar, yang semuanya dilapisi dengan batu Mother Of Pearl yang sudah dipoles. Lalu dibangun pula empat bangunan menara yang tingginya mencapai 107 meter dan diletakkan di empat penjuru masjid.
Dibagian sekeliling masjid juga dibangun kolam yang memiliki luas sekitar 7.800 mter persegi, yang dibangun dengan bahan baku keranmik dengan warna gelap. Kolam tersebut memantulkan arkade masjid sehingga pemandangan yang didapat lebih terasa, apalagi pada saat malam hari saat masjid ini dipenuhi dengan cahaya lampu yang memukau.
Pada bagian dalam masjid juga dihias dengan polesan-polesan batu pualam, serta mozaik kaca emas. Sedangkan pada bagian pintu utama masjid juga dibuat dengan bahan kaca setinggi 12,2 mter, lebar 7 meter, dengan berat total 2,2 ton.