Moskow merupakan Ibukota Rusia, sekaligus kota yang disebut sebagai ibukota negara di Eropa yang memiliki penduduk muslim paling banyak. Menurut Lembaga islam Rusia, jumlah penduduk muslim di Moskow sudah mencapai lebih dari 2 juta jiwa dari total penduduknya 11,6 juta. Artinya, 20% dari total penduduk Moskow merupakan penduduk muslim.
Seiring dengan runtuhnya Rezim Uni Soviet, Rezim dengan pemahaman komunis tanpa kepercayaan agama pada tahun 1990-an, maka kebebasan beragama pun didapatkan kembali setelah negara Rusia selama puluhan tahun dikekang oleh sistem rezim komunis tersebut. Apalagi, pada saat-saat Rusia dikuasai oleh Rezim Komunis, seluruh kegiatan agama di negara tersebut dilarang, bahkan seluruh tempat peribadatan tidak peduli masjid maupun gereja ditutup bahkan banyak yang dihancurkan.
Meskipun penduduk muslim di Moskow sudah mencapai lebih dari 2 juta orang, Namun, hingga tahun 2012 lalu, kota Moskow hanya memiliki 4 masjid yaitu : Moscow Historical Mosque yang dibangun pada tahun 1823, Moscow Cathedral Mosque yang dibangun pada tahun 1903, Yardem Mosque yang dibangun pada tahun 1997, dan Moscow Memorial Mosque yang dibangun pada tahun 1997. Masjid yang akan menjadi pembahasan kali ini adalah Moscow Historical Mosque, sekaligus menjadi masjid tertua dan masih difungsikan di Kota Moskow.
4 Masjid untuk melayani lebih dari 2 juta orang memang sangat tidak memadai, namun hal tersebut memang terpaksa harus dilakukan demi terjaganya kerukunan umat beragama disana. Karena beberapa rencana pembangunan masjid baru mendapatkan protes keras dari penduduk non-muslim disana. Jadi sudah tidak mengherankan jika melihat pemandangan sholat berjamaah, terutama pada hari raya, yang memadati masjid ini hingga ke jalan raya.
Moscow Historical Mosque atau jika dalam bahasa Indonesia berarti Masjid Sejarah memang menjadi masjid tertua di kota ini, karena dibangun pada tahun 1823. Selain itu, masjid ini juga menjadi masjid terbesar kedua setelah Masjid Cathedral di Moskow. Masjid ini juga berdekatan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia Untuk Moskow di Novokuznetskaya Ulitsa, yaitu sekitar 100 meter ke sebelah timur.
Sejarah pembangunan masjid ini sangat panjang, yaitu dimulai pada tahun 1816, saat seorang saudagar muslim Moskow yang bernama Mackay Abdulov, bersama beberapa temannya mengajukan sebuah petisi kepada baginda kaisar agar mengizinkan pembangunan sebuah tempat ibadah muslim lengkap beserta menara serta interiornya. Karena pada saat itu, umat muslim disana masih melakukan kegiatan ibadahnya di rumah masing-masing, maupun gedung yang disewa.
Akhirnya dengan perjuangan yang keras, pada tahun 1823 masyarakat muslim Tatar diizinkan untuk membangun sebuah bangunan Masjid, namun ada ketentuan bahwa tidak diizinkan untuk menyuarakan adzan ke luar masjid / dengan pengeras suara, dan juga tidak diperkenankan untuk memasang plakat “Masjid” pada papan namanya.
Memang aturan yang sedikit menyakitkan, namun paling tidak bangunan masjid masih dapat dibangun di kota tersebut. Akhirnya dimulailah pembangunan masjid pada tahun 1823 diatas tanah wakaf dari Nazarbaya Alibayeva, salah satu saudagar muslim Moskow yang tergabung di Komunitas Muslim Tatar. Masjid tersebut dibangun lengkap dengan satu menara, namun bangunannya hanya seperti bangunan rumah hunian masyarakat sekitar. Baru 57 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1880, Komunitas Tatar kembali mengajukan permohonan kepada pemerintah provinsi Moskow untuk melakukan renovasi total terhadap Masjid Historical Mosque dengan rancangan yang baru. Proses renovasi selesai pada tahun 1881 dan menghasilkan bangunan yang bisa kita ketahui sampai saat ini.