Meskipun tidak ada sejarah yang secara otentik menjelaskan asal usul sejarah pembangunan masjid ini, namun Masjid yang benama Kampung Laut yang terletak di Kelantan ini disebut-sebut sebagai Masjid Tertua di Malaysia yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, meskipun hanya terbuat dari bahan baku kayu saja.
Bahkan yang ajaib adalah, Masjid ini sempat bertahan dari banjir besar yang terjadi di Sungai Kelantan. Namun akhirnya menimbang keselamatan masjid, pemerintah Kelantan akhirnya memindahkan bangunan masjid ke daerah yang lebih tinggi, karena dikhawatirkan akan rusak terkena banjir di kemudian hari.
Ada beberapa masjid di Malaysia yang memiliki arsitektur hampir sama dengan Masjid Agung Demak, bisa dibilang replika yang sangat mirip, yaitu Masjid Aceh di Pulau Pinang, Masjid Kampung Keling Malaka, Masjid Tengkera Malaka, Masjid Kampung Hulu Malaka, dan yang akan kita bahas kali ini, yaitu Masjid Kampung Laut Kelantan.
Bangunan Masjid Kampung Laut Kelantan saat ini berdiri di daerah kawasan Universitas Malaya Islamic Academy, Nilam Putri. Tepatnya 12 Km di barat daya dari Kota Bharu, Ibukota Kelantan. Pada awalnya, lokasi masjid ini terletak di Kampung Laut, yaitu disebelah hilir Kota Bharu, namun karena kekhawatiran akan terjadi banjir dikemudian hari dan merusak bangunan masjid, akhirnya bangunan masjid di pindahkan ke lokasi yang sekarang pada tahun 1968.
Sejarah Awal Masjid Kampung Laut
Sebenarnya, ada beberapa versi yang menjelaskan tentang asal muasal Masjid Kampung Laut ini. Keberagaman cerita rakyat ini muncul karena memang tidak ada satupun bukti otentik berupa tulisan sejarah maupun prasasti yang dapat menjelaskan kapan dan oleh siapa masjid ini dibuat.
Ada versi yang mengatakan bahwa Masjid Kampung Laut ini sudah dibangun sekitar 1400 tahun lalu, namun versi ini sepertinya tidak benar karena pada saat itu bersamaan dengan perkembangan islam di mekah dan madinah.
Lalu, ada versi lain yang bisa dikatakan paling populer dan mendekati kebenaran karena bisa dilogika dengan akal. Versi ini mengatakan bahwa Masjid Kampung Laut Kelantan dibangun oleh Pelaut Muslim yang mengalami kecelakaan laut pada saat melintas di Hilir Kota Bharu, kemudian menepi dan mentap di daerah tersebut. Pelaut Muslim tersebut akhirnya membangun satu bangunan masjid untuk kebutuhan ibadah mereka.
Pelaut Muslim yang terdampar didaerah ini dipercaya merupakan pelaut asli dari Pulau Jawa yang melakukan perjalanan pulang dari Champa. Hal ini semakin diperkuat dengan bentuk masjid yang sangat mirip dengan Masjid Agung Demak. Apalagi, beberapa kosa kata bahasa setempat juga sangat mirip dengan kosakata bahasa Jawa.
Perluasan Masjid Kampung Laut
Jika dilihat dari bentuk luar bangunannya, Masjid Kampung Laut memang sangat mirip dengna Masjid Agung Demak yang didirikan pada tahun 1479 Masehi. Masjid ini juga sangat mirip dengan Masjid Kuno di Champa.
Pada masa pemerintahan Sultan Kelantan (1859 – 1900), Masjid Kampung laut memang menjadi tempat utama untuk beribadah bagi Sultan, Keluarga Kesultanan, dan para pemuka agama yang berada disana. Selama masa pemerintahan tersebut, bangunan masjid ini sudah mengalami perluasan dan renovasi dengan menambahkan 20 pilar penyangga.
Proses renovasi masjid kembali dilakukan pada tahun 1988 dengan mengganti beberapa bagian bangunan yang mengalami kerusakan, dan menambahkan beberapa ornamen didalam ruang utama masjid. Renovasi ini memerlukan waktu 1 tahun, dan selesari pada tahun 1989. Hasil pemindahan dan Restorasi pada tahun 1988 inilah yang masih bisa kita lihat sampai saat ini.