Kota Bandung yang terkenal sebagai kota Kembang memang menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan panjang atau akhir pecan. Kota yang memiliki suasana sejuk dan nyaman ini selalu dipadati oleh berbagai orang yang mengunjungi Bandung. Selain banyaknya tempat wisata yang popular dan modern, kota Bandung juga terkenal akan aneka makanan yang bervariasi. Tak hanya identik dengan rasanya yang pedas, makanan dari Bandung pun sangat lezat. Selain tempat wisata dan juga makanan yang menjadi primadona dari Kota Kembang, Bandung sendiri memiliki berbagai bangunan modern yang sangat popular. Salah satunya adalah bangunan untuk melaksankan tempat beribadah umat muslim. Dan salah satu bangunan tersebut bernama masjid Raya Cipaganti Bandung.
Masjid Raya Cipaganti berlokasi di Jalan Cipaganti No.85 Pasteur, Sukajadi Bandung Jawa Barat. Masjid tersebut terletak tidak jauh dari jalan Cihampelas yang sangat terkenal. Masjid Raya Cipaganti juga merupakan sebuah masjid yang sudah berumur sangat lama karena memang pembangunannya sejak dari zaman Belanda dahulu.
Pembangunan dari masjid Raya Cipaganti dimulai dari seorang arsitek yang bernama Prof Charles Prosper Wolff Schhoemaker. Dia adalah seorang arsitek dari Belanda dan juga turut dibantu oleh Het Keramische Laboratorium Bandung. Het Keramische sendiri merupakan sebuah lembaga ari pemerintah Belanda yang biasa mengembangkan keramik. Sekarang lembaga tersebut telah dinasionalisasikan oleh Indonesia menjadi Balai Besar Keramik atau BKK. Lalu Prof Schoemaker sendiri merupakan seorang arsitek terkenal Indonesia pada masa penjajahan Belanda yang telah melakukan desain bangunan popular. Contohnya seperti Hotel Preanger dan Villa Isola. Saat ini Villa Isola menjadi sebuah kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Tak hanya seorang arsitek saja, Prof. Scoemaker juga adalah seorang guru dari Presiden Pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno pada saat beliau kuliah di ITB.
Dilihat dari prasaasti yanh di pasang di tembok masjid dengan bahasa sunda,masjid Raya Cipaganti Bandung awal mula didirikan pada tanggal 7 Januari 1933. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Raden Temenggung Hassan Soemadipradja yang pada sata itu adalah seorang Bupati Bandung. Lalu dihadiri juga oleh Patih Bandung yang bernama Raden RC Wirijadinata dan Raden Hadji Abdoel Kadir sebagai Penghulu Bandung pada masa itu. Kemudian peresmian masjid sendiri dilaksankan pad atanggal 27 Januari 1934.
Pada masa itu bangunan masjid tersebut didirikan ditengah-tengah kawasan elit Een Westerns Enclave yaitu sebuah pemukiman bagi orang Barat. Bangunan tersebut berdiri diatas lahan seluas 2.025 meter persegi. Sedangkan biaya pembangunanmasjid sendiri berasal sebagian dari bantuan Raden Temenggung Hasan Soemadipraja. Juga beberapa dari golongan bumiputera ikut serta dalam pendanaan masjid Raya Cipaganti. Masjid ini juga pernah menjadi sebuah markas bagi para tentara PETA yang saat itu merupakan tentara pembela tanah air.
Masjid Raya Cipaganti pernah mengalami renovasi yaitu pada tahun 1965 dan juga di tahun 1979, renovasi tersebut dilakukan karena para jamaah semakin banyak maka dibutuhkan perluasan masjid. Masjid ini memiliki arsitektur asli Indonesia dengan atap yang berbentuk limas bersusun tiga. Masjid Raya Cipaganti tidak memiliki menara karena memang dibangun sejak lama tak heran bangunannya sendiri mengikuti desain dari era Majapahit. Untuk mengumandangkan adzan yang biasanya dilakukan di menara, namun pengeras suara msjid diletakkan di bagian bawah kubah limas masjid tersebut sehingga suaranya mampu mencapai kawasan sekitarnya hingga ke kawasan Cihampelas.