Masjid yang diberi nama “Niujie” ini menjadi masjid teruta di Kota Beijing, Ibukota Republik Rakyat China. Diberi nama “Niujie” karena memang masjid ini terletak di Jalan (Jie) Sapi (Niu), atau Jalan Sapi di daerah Xuanwu. Apalagi, warga di kawasan ini hanya menjual masakan halal, terutama masakan halal berbahan baku daging sapi. Jadi, tidak heran jika kawasan ini dipenuhi oleh warung dan restoran khas muslim. Bahkan, kawasan ini merupakan kawasan muslim terbesar di Beijing China, yang ditinggali oleh sekitar 13,000 orang muslim.
Masjid Niujie menjadi masjid tertua di Beijing diantara lebih dari 68 masjid lain yang juga berdiri di kawasan Beijing. Masjid ini pun terbuka untuk umum, artinya orang non-muslim dapat berkunjung ke kompleks masjid ini, namun ruang utama tertutup untuk umum. Karena usianya yang sudah sangat tua, masjid ini menjadi masjid tertua sekaligus menjadi salah satu warisan budaya China yang harus di lestarikan oleh masyarakat sekitar dan juga pemerintah.
Sejarah Berdirinya Masjid NiuJie
Masjid yang terletak di Jalan Sapi (NiuJie) ini dibangun pertama kali pada tahun 996 oleh dua orang berkebangsaan arab yang tinggal di daerah tersebut, pada saat masa pemerintahan Kaisar Tonghe dari Dinasti Liao. Pembangunan kemudian dilanjutkan pada tahun 1442 pada saat pemerintahan Dinasty Ming, kemudian dilanjutkan pada tahun 1696 pada masa Dinasty Qing.
Kemudian, Sejak Negara Republik Rakyat China berdiri dengan resmi pada tahun 1949, bangunan Masjid NiuJie sudah mengalami setidaknya 3 kali renovasi yang dilakukan pada tahun 1955, 1979 dan 1996. Renovasi yang cukup besar dilakukan pada tahun 2000 pada saat Beijing menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade 2000. Renovasi tersebut mencakup beberapa bangunan seperti tempat wudhu untuk wanita, ruang untuk umum dan juga ruang pameran.
Secara keseluruhan Masjid NiuJie ini berarti sudah melewati enam zaman yang pernah terjadi di China, mulai dari Dinasti Liao hingga Era China Modern yang kita alami saat ini.
Menara yang didirikan di samping masjid ini dibangun pada tahun 1068 dan 1077, kemudian difungsikan sebagai penyimpan dokumen-dokumen penting. Kemudian pada tahun 1496, menara yang disebut dengan “Xuanlilou” tersebut direnovasi kembali dan mulai difungsikan sebagai tempat mengumandangkan adzan.
Agama Islam di China disebut dengan “Yisilan Jiao” atau “Agama Yang Murni”. Pada awalnya Islam dibawa ke wilayah China oleh para pedagang asal arab. Bahkan, penyebaran Islam di China sudah dimulai oleh Paman Nabi Muhammad SAW sejak tahun 650.
Arsitektur Masjid NiuJie
Kawasan Masjid NiuJie ini memiliki luas hingga 6,000 meter persegi, dengan arsitektural asli kekaisaran China dengan berbagai ornamen perpaduan antara China dan Arab. Berbagai kaligrafi Arab diatas bangunan yang berwarna merah khas China bisa kita nikmati dihampir seluruh bangunan masjid ini.
Keseluruhan bangunannya mencakup Ruang Sholat Utama, Tempat Wudhu, Tempat Pengajian, Ruang Pameran, dan Menara lengkap dengan beberapa paviliun yang digunakan sebagai kantor-kantor pengurus.
Bangunan masjid ini memang sengaja dibangun dengan arsitektural khas kerajaan China, karena pada saat mulai dibangun pada tahun 996 silam, umat muslim tidak diperbolehkan untuk membangun sebuah bangunan yang melenceng dari arsitektural bangunan China pada umumnya. Jadi, pembangunan masjid dilakukan dengan gaya arsitektur bangunan khas China dengan pengecualian penggunaan kaligrafi Arab di seluruh bagian bangunan masjid masih diperbolehkan dan dimaklumi pada saat itu.