Palu merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam kota ini juga didirikan bangunan masjid yang sangat megah sebagai masjid agung di kota Palu bernama Masjid Agung Darussalam. Pembangunan masjid tersebut adalah kelanjutan dari ketetapan Sulawesi Tengah sebagai daerah tingkat satu tahun 1964 silam. Pembangunan Masjid juga dimulai pada tahun 1978 selesai secara keseluruhan pada tahun 2000 silam.
Masjid Agung Darussalam termasuk masjid terbesar yang ada di Sulawesi Tengah. Luas bangunan masjid ini hingga 2.500 meter persegi, sehingga mampu menampung jumlah jamaah yang mencapai 1.200 orang. Bangunan masjid ini sampai berlantai dua, ruangan utama untuk sholat berada pada lantai dua, yang dilengkapi oleh jejeran anak tangga. Konsep bangunan masjid tersebut dibangun secara modern dan minimalis, jadi, tidak ramai adanya ornamen dalam masjid maupun luar masjid.
Dilihat dari segi arsitektur, bangunan masjid ini mampu menampung hingga 1.200 jemaah. Corak warna terang yang ditampilkan oleh ke lima kubah mampu menambah keunikan tersendiri pada bangunan masjid ini. Hal ini juga identik pada keunikan Kota Palu karena diapit oleh pegunungan hijau, teluk dan lembah.
Dalam pembuatan kubah masjid ini telah memprioritaskan seni arsitektur yang modern. Umumnya lebih cenderung memilih jenis kubah dengan sistem pembuatan kubah panel enamel. Teknik pemasangan panel enamel tak menerapkan pemakaian sistem paku drilling. Karena jika ada korosi bisa mengakibatkan paku mudah lepas. Kubah masjid ini dibangun secara eksklusif, elegan serta menawan. Yang diberi warna relatif tahan lama sekaligus tidak perlu adanya perawatan secara khusus. Jadi, bisa menghemat biaya perawatan yang biasa dikeluarkan setiap tahunnya.
Masjid ini bangunan utamanya berbentuk kubus dan memiliki satu kubah besar pada atap masjid disertai dengan adanya kubah kecil yang dibangun di setiap penjuru atap yang mengelilingi kubah besar. Warna hijau telah mendominasi kubah tersebut ditambah aksen floral yang bewarna kuning. Bentuk kubah masjid yang dilapisi dengan bahan keramik mengkilap warna hijau dan aksen hias kuning berpadu dengan konsep desain bangunan masjid ini. Pada bagian dalam masjid tidak menyertakan banyak ornamen hanya sedikit saja yang dipasang.
Ada dua belas tiang dari beton sebagai penyangga atap dalam masjid yang dibiarkan polos tanpa ada ornamen sedikitpun. Kubah bagian dalamnya juga dihiasi dengan adanya lukisan motif floral yang menambah kemegahan interior kubah masjid.
Pada pintu masuk masjid juga tersedia tangga yang menghubungkan langsung ke lantai atas, atau ruang utama ibadah. Disini anda akan melihat masjid dengan kesan yang lebih lapang terutama ketika anda memasuki ruang utama untuk ibadah shalat. Kesan kelapangan ini bisa didapatkan dari konsep bangunan masjid yang sangat minimalis dan tak memakai banyak ornamen dalam penataan ruang dalam masjid.
Guna memaksimalkan fungsi pada ruang lantai satu, pihak pengelola masjid telah menjadikan lantai satu untuk auditorium yang bisa digunakan dalam berbagai kegiatan. Disini bisa melakukan kegiatan seperti seminar, tablik akbar, bahkan acara pesta pernikahan pun bisa dilaksanakan disini asalkan memenuhi syarat dan ketentuan selama didalam masjid.
Konsep bagian mihrab masjid terlihat sangat minimalis. Mihrab masjid dibedakan oleh dinding lainnya pada penggunaan keramik hitam guna menutupi bagian pigura dari relung mihrab. Ada juga mimbar yang bentuknya tidak terlalu rumit. Kelihatannya masjid memang didesain dengan tampilan lebih bersahaja dan ramah. Untuk sebagian orang, kegiatan sosial keagamaan di lingkungan masjid memang lebih penting jika dibanding menghias masjid sendiri.