Banyak orang menyebut Masjid Raya Al Mashun dengan sebutan Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Deli. Masjid ini merupakan salah satu masjid dari kesultanan Deli waktu dulu dan juga salah satu masjid tua di kota Medan. Sesuai dengan nama Al Mashun yang memiliki arti dipelihara, Masjid Raya Al Mashun hingga kini masih terpelihara dengan baik.
Di masa Kesultanan Melayu Deli, Masjid Al Mashun ini merupakan masjid resmi dari kesultanan tersebut yang berada dekat dengan Istana Maimun dari kesultanan Deli. Masjid Raya Al Mashun dibangung pada tahun 1906 hingga selesai di tahun 1909 dengan menggunakan dana sendiri dari Sultan Maamun Al Rasyid Perkasa Alamsjah, dengan jumlah satu Gulden Belanda.
Muhammad Dalik adalah pendiri dari kesultanan Melayu Deli pada tahun 1630 sebagai kesultanan dibawah kesultanan Aceh. Pada 26 Agustus 1888 Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam membangun sebuah istana yang bernama Istana Maimun, kemudian Masjid Raya Al Mashun dibangun pada tanggal 21 Agustus 1906 dengan megah karena masjid tersebut adalah masjid kesultanan.
Arsitektur
Masjid Raya Al Mashun di rancang oleh Arsitek dari Belanda yang bernama Van Erp. Van Erp adalah arsitek yang juga merancang dari bangunan Istana Maimun. Namun proses pengerjaan Masjid Raya Al Mashun dikerjakan oleh JA Tingdeman. Bahan material bangunan Masjid Al Mashun banyak yang di datangkan dari negara lain seperti Italia, Jerman, Perancis.
Pada Masjid Raya Al Mashun tidak terdapat kaligrafi pada interiornya sebagaimana masjid pada umumnya. Tetapi pada interior masjid ini terdapat ornamen berupa ukiran berbentuk tanaman dan bunga yang dicat. Sang arsitek memberikan sentuhan gaya Maroko, eropa, Melayu dan Timur Tengah pada bangunan Masjid Raya Al Mashun.
Denah simetris segi delapan juga diterapkan pada bangunan masjid. Sehingga memunculkan beberapa kubah yang berwarna hitam maka tampilan masjid menjadi indah mempesona. Ada beberapa ruang dalam masjid dengan berbagai fungsi, seperti ruang sholat, tempat wudhu, dan lain-lainnya.
Desain khas kerajaan Islam bisa dilihat dari gang gang yang memiliki jendela tak berdaun berbentuk lengkungan. Kubah masjid khas dengan gaya arsitektur Turki, kemudian mihrab dari bahan marmer memiliki atap kubah runcing. Perpaduan gaya Mesir, Iran dan Arab bisa dilihat dari bentuk menara masjid.