Negara Malta merupann negara pulau terletak di laut mediterania. Di antara benua Eropa dan benua Afrika laut mediterania ini berada.Malta termasuk negara terkecil didunia dengan luas teritorinya hanya 246 kilometer persegi. Malta terkenal dengan negara paling Khatolik didunia, namun didalam negara tersebut ada sebuah masjid berdiri megah, yaitu Masjid Paola.
Pada area masjid juga ada Islamic Center dan pemakaman Islam pertama di Malta. Masjid Paola adalah simbol dari jejak Islam di Malta yang dahulu Islam pernah jaya disana ketika Kekhalifahan Usmani berkuasa. Sekarang Islam menjadi minoritas di Malta dan mayoritas penduduknya beragama Khatolik.
Masjid Paola berada dipuncak bukit Corradino sehingga memerlukan sedikit energi untuk sampai di masjid megah ini. Masjid Paola berdiri pada tahun 1978 dari dana bantuan yayasan milik pemerintah Libya yaitu World Islamic Call Society di masa pemerintahan presiden Muammar Khadafi.
Masjid Paola memiliki lantai satu saja, ruang sholat untuk jamaah laki-laki dipisah dengan jamaah perempuan. Tempat wudhu pun juga dipisah antara jamaah laki laki dengan jamaah perempuan. Seperti di masjid Indonesia pada umumnya, Masjid banyak yang menyediakan mukena bagi jamaah perempuan, dan di Masjid Paola juga demikian menyediakan mukena bagi jamaah perempuan.
Bentenga Arab adalah peninggalan sejarah masa kejayaan Islam di Malta, dan sekarang menjadi salah satu obyek wisata di Malta. Jumlah muslim diMalta kurang lebih sekitar 3000, sehingga Masjid Paola sudah tidak bisa menampung jamaah dengan jumlah yang banyak. Hingga muslim yang berada di kota Salim melakukan sholat diruang terbuka karena tidak memilki ijin bangunan untuk melakukan ibadah.
Sholat jumatpun dilakukan diruang terbuka dengan dijaga polisi agar tidak ada anjing yang lalu lalang ketika proses sholat Jumat dilaksanakan untuk menjaga kesucian tempat sholat. Masjid Paola sendiri terbuka bagi sipapun yang berkunjung disana, dari berbagai unsur agama pernah berkunjung di Masjid Paola seperti yang pernah dilakukan oleh kunjungan Uskup Paul Cremona, kemudian duta besar Amerika Serikat di Malta Douglas Kmiec beserta istrinya Mrs. Carolyn Keenan Kmiec.