Masjid Agung Al-Falah termasuk sebuah masjid terbesar yang ada di Provinsi Jambi. Masjid tersebut juga dikenal menjadi Masjid 1000 Tiang, walaupun jumlah tiang yang ada didalamnya cuma 256 buah. Lokasi masjid ini berada tepat di Jln. Sultan Thaha Nomor 60 Legok, Jambi. Bangunan masjid tersebut Cuma berupa sebuah pendopo terbuka yang didalamnya ada banyak tiang penyangga serta terdapat satu kubah besar pada atapnya. Konsep bangunan yang memiliki konsep keterbukaan tidak terdapat sekat tersebut akan menghasilkan konsep yang lebih ramah.
Masjid yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat Jambi ini berada diatas lahan 26.890 M2 yang melebihi 2,7 Hektar. Sementara luas bangunan masjidnya ialah 6.400 M2 yang berukuran 80m x 80m, sehingga mampu menampung hingga 10 ribu jamaah.
Bangunan masjid agung Al-Falah juga dibangun secara lengkap karena memiliki kubah besar maupun menara yang menjulang tinggi. Keseluruhan bangunan masjid juga menggunakan bahan material dari beton bertulang. Jika diamati, beberapa tiang masjid yang berwarna putih sangat ramping ini mempunyai kemiripan terhadap bangunan tiang yang ada di masjid agung Roma di Italia.
Sedangkan tiang pada masjid Al-Falah juga terbagi atas dua bentuk. Pada bentuk tiang yang pertama adalah tiang-tiang langsing yang diberi warna putih disertai 3 sulur ke atas sebagai penyanggah sekeliling atap bagian luar. Sementara bentuk tiang yang kedua adalah silinder yang dibalut dengan tembaga sebagai penopang struktur kubah pada tengah masjid bagian dalam. Pemakaian material tembaga sebagai penutup tiang berbentuk silinder tersebut juga memberi kesan sangat antik tapi tetap megah bagian interior masjid agung Al-Falah ini.
Bagian dalam kubah juga sudah dihiasi oleh ornamen berupa garis-garis simetris yang menyerupai garis lintang maupun garis bujur bumi. Bagian dalam kubah juga ada ring besar tepat dibawahnya yang telah dihias oleh lukisan kaligrafi Al-Qur’an yang diberi warna emas. Ada sebuah lampu gantung yang berukuran sangat besar dari bahan tembaga mampu memperindah tampilan ruang terutama bagian dalam kubah.
Masjid tersebut juga tidak berdinding. Karena sekat yang ada ialah sisi barat mihrab ataupun tempat imam sholat dari bahan gebyog atau kayu berukir. Namun itu juga tidak sepenuhnya telah menjangkau puncak pilar. Cuma tiga perempat dinding saja yang telah tertutup oleh sekat. Selanjutnya 3 sisi lainnya telah dipenuhi dengan tiang dari berbagai bentuk. Sehingga tidak Cuma ada satu deretan tiang saja. Komposisi tiangnya juga berlapis-lapis dan beraneka bentuk ataupun bahannya.
Untuk bangunan kubah masjid ini, dipilih dari bahan beton. Sebenarnya masih ada bahan lain yang lebih indah dan tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun lamanya. Selain kubah dari bahan beton ada kubah lain yang berbahan flannel enamel. Jenis kubah ini juga banyak digunakan oleh masjid-masjid indah lainnya yang ada di Indonesia. Memiliki ketahanan yang kuat terhadap erosi atau guncangan yang kuat akibat gempa membutuktikan jika kubah jenis ini sangat cocok jika digunakan untuk masjid yang letaknya di daerah yang rawan terjadi gempa.
Selain kubah diatas, juga tersedia kubah GRC yang juga sangat populer saat ini yang biasa menggantikan kubah masjid berbahan beton bertulang. Bahan dari kubah GRC ialah beton GRC atau (Glassfibre Reinforce Concrete) adalah pengembangan teknologi beton yakni jenis beton fiber yang disertai oleh penguat serat dari fiberglass. Keutamaan sifat beton GRC ialah lebih ringan serta ulet yang tetap kokoh dan dapat dicetak dengan bentuk lembaran tipis. Dengan kubah jenis ini akan lebih mudah pemasangannya dan lebih cepat daripada kubah dari bahan beton.