Masjid Agung Darussalam Bojonegoro didirikan tepat berada di barat alun-alun kota Bojonegoro, atau di ruas jln. KH. Hasyim Asy`ari Nomor 21. Bangunan masjid ini juga banyak mengalami pemugaran yang menjadikannya seperti sekarang ini menjadi lebih luas dan indah.
Fitur yang paling menarik perhatian pada Masjid Agung Darussalam ini ialah dibagian menaranya telah dibangun dengan desain yang berbeda. Bangunan menara tersebut merupakan Kebudayaan Arsitektur khas Timur Tengah. Bentuknya Spiral yang memutar ke atas. Walaupun tidak terlihat sama, akan tetapi menara ini termasuk dengan kategori bentuk menara seperti menara milik kota Samarra di (Irak).
Sementara pengaruh budaya arsitektur khas Timur Tengah lain berada pada bentuk lekung pintu bagian serambi depan masjid. Desain lekung setengah lingkaran yang melancip ada pada Serambi Masjid ini. Bila diamati, terdapat kesamaan bentuk kubahnya dengan bentuk kubah khas Timur Tengah yakni berbentuk setengah lingkaran. Di sela-sela pintu juga dihiasi dengan tulisan kaligrafi melingkar di atas pintu. Kaligrafi yang dituliskan berupa potongan Surat Al-baqarah.
Renovasi masjid yang dilakukan masih tetap melestarikan bangunan yang lama dan mempertahankan arsitektur bangunan induk serta adanya pilar – pilar kayu menjulang tinggi yang mengandung nilai historis sekaligus untuk menjaga kelestarian beberapa benda wakaf. Sementara bangunan Masjid lantai 2 juga dilengkapi dengan area parkir yang sangat luas.
Ruangan untuk ibadah shalat terdiri atas dua lantai. Pada lantai pertama telah dibagi kedalam 3 area, sperti area mihrab, area liwan pria, serta liwan wanita. Sedangkan lantai 2 digunakan oleh liwan wanita. Tempat berwudhu juga disediakan dua bagian bagian kiri masjid untuk wanita dan bagian kanan untuk berwudhu Pria. Bentuk serambi masjid yang dibangun untuk masjid ini ialah persegi panjang yang ada dua buah tiang penyangga atap.
Sementara ruangan di antara pintu bagian depan dengan pintu utama memiliki atap berbentuk bulat atau bentuk interior dari lengkungan kubah utamanya. Ruangan serambi ini juga sudah dihiasi dengan 3 lampu Kristal dengan penghubung antara lantai 1 dengan lantai 2 berupa tangga di bagian kiri dan juga kanan.
Selanjutnya juga terdapat kebudayaan arsitektur Eropa yang telah mempengaruhi arsitektur bangunan Masjid Agung Darussalam. Hal tersebut tampak dari ornament interior masjid berupa lampu Kristal utama pada ruangan shalat. Ornament berupa lampu Kristal tersebut juga mengelilingi ruangan shalat utama, sekaligus menghiasi bagian serambi masjid.
Pada masjid ini juga dipengaruhi dengan kebudayaan arsitektur khas Cina. Hal tersebut tercermin dengan adanya ukiran kayu yang terdapat pada mimbar, pintu utama, bedug, serta tiang soko guru yang telah mengadopsi kebudayaan arsitektur Cina. Desain ukiran kayu tersebut keseluruhan hampir sama dan berbentuk tumbuh tumbuhan menjalar, bunga dan juga ukiran yang bentuknya geometris.
Selanjutnya untuk bangunan kubah masjidnya ternyata menggunakan kubah masjid flannel enamel. Warna yang dipilih untuk menghiasi kubah jenis ini ialah perpaduan antara warna putih, hijau dan kuning. Warna ini sangat serasi dengan bangunan masjid ini. Jenis kubah flannel enamel memang menyediakan banyak warna yang mencolok untuk menarik perhatian sehingga mempercantik bangunan masjid yang ada dibawahnya.
Selain warna yang sangat mencolok, kubah jenis ini juga banyak digunakan karena ketahanan yang dimilikinya sangat luar biasa. Sehingga cocok sekali digunakan untuk bangunan masjid yang berada di dataran tinggi yang rentan terhadap bencana gempa. Benturan yang keras tidak akan mempengaruhi kubah ini dan tentunya kubah ini akan lebih awet karena mampu bertahan hingga 20 tahun lebih. Bukan Cuma itu saja, kubah jenis ini juga sedang populer sekarang ini. Jenis kubah ini seperti tempelan berbentuk belah ketupat yang menutupi bagian seluruh kubah masjid. Nah, itulah sebabnya kubah jenis ini dinamakan kubah flannel enamel.