Masjid Cristo de la Luz adalah bekas masjid di Toledo, Spanyol. Ini adalah salah satu dari sepuluh yang ada di kota selama periode Moor. Gedung itu kemudian dikenal sebagai Mezquita Bab al-Mardum, namanya berasal dari gerbang kota Bab al-Mardum. Itu terletak di dekat Puerta del Sol, di daerah kota yang pernah disebut Madinah di mana Muslim kaya dulu tinggal.
sumber : https://en.wikipedia.org/
Dibangun pada tahun 999 di Toledo, bangunan ini jarang ada dalam kondisi yang sama seperti ketika awalnya dibangun. Bangunan itu adalah struktur persegi kecil. Memiliki ukuran kira-kira 8 m × 8 m. Empat kolom ditutup dengan ibukota Visigothic membagi interior menjadi sembilan kompartemen. Menutupi masing-masing rongga ini adalah brankas yang memiliki desain khas yang unik untuk dirinya sendiri.
sumber : https://ms.wikipedia.org/
Kubah pusat lebih tinggi dari yang lain dan bertindak sebagai kubah untuk struktur. Setiap lemari besi menggunakan penggunaan tulang rusuk untuk membuat desain yang membuatnya unik. Masing-masing mengikuti ide dasar desain Islam. Tulang rusuk biasanya tidak bersilangan di tengah, sebuah ide yang terlihat dalam banyak desain Muslim. Beberapa desain lebih bujursangkar sementara yang lain merangkul bentuk-bentuk melengkung kubah lebih menonjol. Di dalamnya masing-masing adalah bagian dari budaya dan tradisi bangunan mereka.
sumber : https://en.wikipedia.org/
Kolom dan ibukota keduanya diambil dari bangunan sebelumnya dan oleh karena itu dikenal sebagai spolia. Bangunan ini dibangun dari batu bata dan batu-batu kecil. Teknik-teknik ini merupakan cerminan dari tradisi bangunan lokal serta pengaruh kekhalifahan di Cordoba. Pengaruh kekhalifahan dapat dilihat pada tembok bata pada fasad bangunan yang menyerupai yang terlihat di Katedral-Masjid Córdoba. Awalnya dinding Timur adalah bentangan batu bata yang terus menerus dan berfungsi sebagai dinding kiblat untuk masjid. Juga terletak di sepanjang sisi ini akan menjadi mihrab yang digunakan untuk ibadah. Tiga fasad lainnya diartikulasikan oleh arcade tiga bay. Semua serupa, tetapi masing-masing memiliki dekorasi sendiri.
Tembok Barat yang berfungsi sebagai pintu masuk utama memiliki keunikan dalam cara arcade diartikulasikan. Fasad ini memiliki lengkungan lobed, lengkungan tapal kuda, dan versi yang lebih luas dari lengkungan tapal kuda. Lengkungan bata memberikan dekorasi untuk fasad yang dipengaruhi oleh arsitektur di Cordoba. Di tahun-tahun berikutnya, sebuah semifer Mudejar semi-sirkular ditambahkan. Dalam proses penambahan dinding kiblat dan mihrab hilang. Penggunaan gaya mudejar memberikan transisi yang mulus dari struktur asli ke apse, karena penambahan menggunakan gaya dekorasi dan bahan yang sama seperti aslinya. Kelanjutan motif lengkungan merupakan penghubung penting antara dua bagian bangunan.