Salah satu masjid yang bernilai sejarah di Riau ialah masjid Raya Senapelan Pekanbaru. Apalagi masjid ini juga sudah populer hingga kemanca Negara misalnya Singapura dan Malaysia. Inilah yang menjadi kebanggan bagi masyarakat Riau dan sekitarnya. Masjid ini juga menjadi saksi sejarah bagi perkembangan kota Pekanbaru yang sampai saat ini sudah sangat maju.
Semakin berkembangnya kota Pekanbaru, maka semakin berkembanglah masjid ini dengan adanya renovasi pembangunan didalamnya. Masjid ini juga telah populer kebudayaannya sehingga mampu terdengar sampai ketelinga Negara Malaysia. Namun dengan perkembangan budaya masyarakat setempat, akhirnya masjid ini direnovasi yang mulanya sebuah masjid tua namun sekarang telah dirubah menjadi bangunan masjid beraksitektur masyarakat Turki.
Renovasi yang sangat terlihat jelas bisa anda temukan pada bentuk kubahnya. Sekarang ini memang banyak kubah masjid modern dengan gaya Negara timur tengah atau kubah yang banyak digunakan oleh masjid masjid di Indonesia. Misalnya saja kubah panel enamel atau kubah beton. Dua jenis kubah ini sangat banyak digunakan di masjid masjid Indonesia. ada banyak keutamaan yang membuat kubah ini menjadi pilihan masyarakat.
Diantaranya ialah karena kubah ini memiliki warna yang kuat dan lebih mencolok. Sehingga sangat sesuai untuk masjid manapun. Selain warna yang sangat indah, ketahanan kubah tersebut juga menjadi perhitungan sendiri bagi masyarakat. Karena kubah jenis enamel sangat kuat dan bisa bertahan sampai 20 tahun tanpa anda harus mengeluarkan biaya perawatan kubah setiap tahunnya.
Tidak sampai disini saja, ternyata masjid ini juga sempat dijadikan sebagai wisata religi yang bisa dikunjungi oleh wisatawan asing maupun local. Dengan dijadikannya sebagai wisata religi, tentunya ada fasilitas pendukung yang dibangun untuk masjid ini. Selain berbagai fasilitas pendukung, dimasjid ini juga dibangun wahana pendidikan islami yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat menimba ilmu agama islam. Terutama bagi anak anak disekitar wilayah masjid ini.
Awal mula nama masjid ini ialah masjid Alam. Selanjutnya telah diganti dengan masjid Nur Alam. Namun akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Raya Pekanbaru. Pada area masjid ini juga terdapat sebuah sumur tua cukup dalam. Dan sumur tersebut telah diyakini mampu menjadi penawar beberapa penyakit. Hal inilah yang menjadi daya tarik banyak pengunjung untuk berdatangan dimasjid ini selain bertujuan untuk beribadah.
Sehingga banyak wisatawan asing seperti dari Negara Malaysia yang berkunjung ke masjid ini untuk tujuan tertentu selain beribadah dimasjid ini. Mereka mandi dengan air dari sumur tersebut dengan dalih untuk membayar nazar yang pernah diucapkannya sebelum keinginannya tercapai. Apalagi air sumur yang dinilai magis tersebut juga dibawa pulang mereka sebagai oleh oleh untuk keluarga dan sanak saudaranya.
Masjid ini juga telah mengalami banyak renovasi ketika tahun 1775 M. Saat itu memang pendiri masjid ini masih hidup. Renovasi yang dilakukan dengan tujuan agar masjid bisa menampung lebih banyak jamaah karena masjid ini mulanya tidak dapat menampung jamaah yang semakin banyak berkunjung.
Pada perluasan masjid tersebut, tiang yang berjumlah 4 telah disediakan Datuk Empat Suku (atau Datuk yang memegang adat disini). Sedangkan untuk “tiang tua”nya telah disediakan Sayyid Osman. Beliau adalah seorang ulama yang telah menjadikan masjid ini menjadi pusat gerakan dakwahnya.
Sementara untuk kubah masjidnya telah disediakan oleh sultan. Dan pengerjaan bangunan masjid dilakukan seluruh lapisan masyarakat setempat. Cara merenovasi bangunan masjid ini dilakukan dengan bergotong-royong. Hal ini juga merupakan simbol berpadunya raja (sebagai pemegang kekuasaan), dengan Datuk Empat Suku (atau pemegang adat), serta ulama (sebagai pemegang agama) sekaligus rakyat (sokopusaka negeri).
Inilah yang menjadi pemersatu bagi warga sekitar masjid. Dengan adanya gotong royong ini dimaksudkan agar seluruh lapisan masyarakatnya bisa rukun dan saling bergotong royong.