Contents
Masjid Jogokariyan yang sudah sangat dikenal dengan keberhasilan prestasi-prestasi kebaikannya. Ini tidak lepas dari sebuah manajemen masjid dengan program-program masjid yang dijalankan. Program Masjid Jogokariyan tujuan utamanya adalah mewujudkan visi dan misi dari Masjid Jogokariyan. Masjid yang sejak peletakan batu pertama pada tahun 1965 ini, dakwah yang dilakukan membuahkan hasil sejalan dengan visi dan misi masjid. Masjid yang lokasinya berada di sebuah kampung abangan yang merupakan eks basis PKI (Partai Komunis Indonesia) sekarang menjadi sebuah kampung yang sangat religius dan bernuansa Islami. Program Masjid Jogokariyan menjadi motor utama dalam kesuksesan dakwah di lingkungan sekitar masjid. Padahal Masjid Jogokariyan bukanlah masjid dengan bangunan yang megah dengan banyak fasilitas mewah nan indah. Namun, program dan keseriusan dari DKM Masjid Jogokariyan, kemakmuran masjid dapat tercapai.
Berikut Program Masjid Jogokariyan :
Pemetaan Jama’ah
sumber : https://destinasiku.com/
Sensus Masjid dilakukan oleh DKM Masjid Jogokariyan sebagai data base tahunan berbasis masjid untuk memetakan dengan detail potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, kekuatan dan kelemahan jamaah masjid. Program Masjid Jogokariayan ini sangat detail, tidak hanya mendata seperti yang ada di Kartu Keluarga, tetapi juga mendata di antara warga yang telah dan belum menunaikan shalat, kemudian yang terbiasa berjama’ah di masjid dan yang tidak, lalu yang sudah berqurban dan membayar zakat maal, di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, juga yang aktif mengikuti kegiatan di Masjid dan yang belum, hingga nama instansi tempat bekerja, dan seterusnya.
Pemetaan ini salah satunya dibuat indikator dengan sebuah simbol-simbol warna warni seperti hijau, hijau muda, kuning, merah dan seterusnya. Sehingga pemetaan detail dari program Masjid Jogokariyan ini, pihak DKM juga bisa membuat unit usaha yang tidak sejenis yang dimiliki jamaah masjid.
Ajakan Shalat Shubuh Memakai Undangan
sumber : https://www.portal-islam.id/
Sholat jamaah di banyak masjid yang ada biasanya hanya dilakukan oleh sedikit orang, entah kesibukan atau kurangnya pemahaman tentang keutamaan sholat jamaah, sehingga setiap waktu sholat hanya sedikit saja yang hadir berjamaah di masjid. Namun di Masjid Jogokariyan, jamaah sholat shubuh jumlahnya separuh dari jamaah sholat Jumat. Jumlah jamaah sholat shubuh yang banyak berawal dari Program Masjid Jogokariyan mengajak jamaah sholat shubuh memakai undangan. Undangan inilah yang cukup unik, undangan ajakan sholat shubuh berjamaah di masjid dicetak seperti undangan pernikahan, namun didalamnya berisi ajakan, dan dalil keutamaan sholat shubuh berjamaah, lalu ada program lainnya selepas shubuh seperti kuliah shubuh sampai ada sarapan gratis bagi jamaah sholat shubuh. Untuk anak-anak, pihak DKM memberikan uang jajan bagi anak-anak yang sholat berjamaah shubuh di masjid. Sambutan masyarakat Jogokarian sangat antusias sekali, sehingga jamaah sholat subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan separuh dari jumlah jamaah sholat Jumat.
Gerakan Sisa Infak Nol Rupiah
sumber : https://destinasiku.com/
Program Masjid Jogokariayan Gerakan Sisa Infak Nol Rupiah dilakukan dalam setiap pekan. Pengurus masjid telah sepakat dengan saldo harus 0 rupiah dalam setiap pekannya untuk kemslahatan umat. Sehingga infaq dan shodaqoh jamaah digunakan berbagai macam kegiatan masjid, mulai dari biaya operasional masjid, pelayanan kepada jamaah seperti menyantuni jamaah yang anaknya tidak bisa membayar sekolah atau untuk membayar berobat ke rumah sakit, dan lain-lainnya.
Dengan saldo nol, membuat infaq dan shodaqoh jamaah sangat bermanfaat karena langsung terdistribusikan kepada hal-hal yang diperlukan. Prinsipnya, “Jika pasar mengalahkan masjid, maka masjid akan mati. Jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup”. Saldo masjid pada dasarnya adalah untuk kebermanfaatan umat, ironis jika banyak masyarakat mengalami kesusahan tetapi saldo masjid sangat gemuk. Sehingga dari hal inilah disepakati oleh pengurus masjid dan untuk kemakmuran masjid, maka saldo masjid dalam setiap pekannya harus 0.
Gerakan Jamaah Mandiri
sumber : https://destinasiku.com/
Program Masjid Jogokariyan ini dimaksudkan agar jamaah dapat menghitung kebutuhan mereka sendiri dalam berinfaq atau shodaqoh di Masjid Jogokariyan dalam setiap Jumat. Pihak masjid akhirnya menghitung detail kebutuhan operasional masjid dalam satu tahun, kemudian dibagi 52 minggu dan selanjutnya dibagi dengan kapasitas tempat sholat dan ditemukanlah hasil 1500 rupiah. 1500 rupiah inilah yang harus dikeluarkan untuk infaq oleh setiap jamaah dalam setiap Jumat supaya biaya operasional masjid tercukupi, dan jika ada yang berinfaq di bawah 1500 rupiah dalam setiap pekannya, berarti pihak masjid yang harus memberikan subsidi.
Dari gambaran perhitungan diatas, akhirnya jamaah memahami kebutuhan minimal infaq bagai setiap jamaah untuk masjid dalam setiap Jumat atau pekannya. Sehingga timbulah kemandirian jamaah untuk menopang kebutuhan masjid, bahkan infaq dan shodaqoh yang didapatkan masjid justru lebih dari nominal 1500 dalam setiap pekannya. Program Masjid Jogokariyan akhirnya berhasil dilakukan dengan pendekatan persuasif dengan hitungan-hitungan detail yang telah disampaikan pengurus masjid kepada jamaah.