Nafas Islam di Eropa memang semakin hari semakin kuat berhembus, salah satunya di ibu kota Inggris, London. Di kota inilah tak hanya hiruk pikuk industri hiburan dan duniawi saja namun juga pusat pendidikan agama Islam berkembang. Kota yang secara resmi dijadikan ibukota pada tahun 1066 ini memiliki sebuah masjid yang sekaligus dijadikan sebagai pusat kebudayaan Islam (ICC) yaitu Masiid Raya London (London Central Mosque).
Masjid ini juga kerap disebut dengan Masjid Taman Regent mengingat lokasinya yang memang dekat dengan salah satu Royal Park di Inggris yakni Taman Regent. Jamaah yang mendominasi di kawasan ini kebanyakan tergabung dalam organisasi Muslim Britania dengan aliran sunni.
Sejarah Singkat
Awal mula pendirian masjid central London ini diprakarsai oleh seorang cendekiawan berkebangsaan Inggris Lord Headley pada tahun 1900an. Bak gayung bersambut, di awal tahun 1937 proyek rumah ibadah umat muslim di London ini mendapatkan suntikan dana dari Nizam Hyderabad. Pembangunan pondasi masjid ini didanai oleh Pangeran Azam Zah yang merupakan putra tertua dari Mir Osman Ali Khan selaku kepala negara Hyderabad. Pada awal permulaanya, proyek masjid ini dinamai dengan Masjid Nizamia yang kemudian diganti seperti yang ada saat ini.
Hingga selesai proses pembangunannya di tahun 1977, masjid ini memiliki perjalanan yang lama sebelum lengkap menjadi sebuah bangunan ibadah. Tepatnya pada bulan Juli tahun tersebut, masjid ini selesai dibangun dengan memakan dana kurang lebih sekitar 6,5 juta euro. Usai selesainya pembangunan, Raja saudi Fahd bin Abdul Aziz mengucurkan dana khusus untuk kepentingan edukasi dan administratif yang selesai tahun 1994.
Masjid ini resmi bergabung dengan Pusat Kebudayaan Islam (ICC) setelah resmi dibuka oleh Raja George VI pada tahun 1944. Lahan tersebut didonasikan pada komunitas muslim di Inggris sebagai balas jasa atas donasi yang diberikan oleh Raja Farouk guna pembangunan katedral di Mesir dan Sudan.
Arsitektur Masjid
Desain awal masjid yang selesai dirancang oleh Sir Frederick Gibberd pada tahun 1978 ini menonjolkan kubah masjid emas yang tampak megah dari sisi luar. Ruangan utama dari masjid ini mampu menampung lebih dari 5000 jemaah. Untuk jamaah wanita, disediakan balkon tempat sholat yang memungkinkan pandangan langsung ke arah ruangan utama.
Kesan minimalis sederhana namun tetap ideal hadir dari lampu hiasan gantung pada ruangan dan karpet masjid yang begitu luas guna menutup seluruh lantai dasar ruangan utama. Tak banyak furniture yang ditempatkan di masjid ini.
Kemegahan lain yang berfungsi sebagai penyeimbang desain minimalis hadir dari dekorasi yang digunakan pada bagian kubah masjid. Pada bagian dalamnya, kubah ini memiliki dekorasi yang terbuat dari bentuk-bentuk pecahan layaknya yang ada pada tradisi Islam.
Jika beralih ke bagian luar, kita akan mendapati arsitektur bergaya modern ini seakan menonjolkan kesan sederhana namun tetap mendapat sentuhan exclusive dari warna kubah emas. Tak hanya itu, di bagian samping masjid central London ini juga berdiri kokoh sebuah menara yang tinggi menjulang dengan warna putih yang dominan tanpa pernak-pernik yang erlebihan.
Guna memudahkan dan membuat nyaman para jamaahnya, masjid ini juga dilengkapi dengan dengan toko buku kecil dan kafe halal di bagian pelataran masjidnya. Mengingat lingkungan sekitar masjid central London ini berada di kawasan lingkungan hijau daerah, para jamaah juga bisa menikmati suasana pemandangan sekitar dengan menikmati sajian yang disajikan oleh kafe ataupun membaca buku.