Masjid Agung Al-Azhar berlokasi di salah satu kawasan elit Jakarta, yaitu di kawasan Kebayoran Baru. Masjid Agung Al-Azhar di bangun pada tahun 1952 atas jasa para tokoh Masyumi. Masjid Agung yang didirikan di atas lahan seluas 43.755 meter persegi ini selesai di bangun pada tahun 1958 dengan nama masjid pertama bernama Masjid Agung Kebayoran. Masjid ini berganti nama menjadi Masjid Agung Al-Azhar pada sekitar tahun 1960 setelah masjid ini dikunjungi oleh Grand Syekh Al-Azhar kairo Mesir yang bernama Mahmud Syaltut. Masjid Agung Al-Azhar menjadi populer dan menjadi masjid modern pertama di Indonesia karena memiliki keutamaan diantaranya arsitektur bangunan masjid dan aktivitas masjid dalam memakmurkan masjid.
sumber : https://www.nahimunkar.org/
Setelah masjid ini berganti nama menjadi Masjid Agung Al-Azhar dan sebagai imam besar adalah tokoh ulama nasional yang populer saat itu, yaitu Prof. DR. Haji Muhammad Abdul Karim, lebih dikenal sebagai Buya Hamka, masjid ini menjadi masjid yang selalu dirindukan oleh banyak kaum muslimin untuk memberikan solusi berbagai permasalahan kehidupannya. Dakwah yang santun dan cerdas yang dilakukan oleh Buya Hamka, melahirkan aktivitas-aktivitas masjid yang mampu memberikan solusi dalam permasalahan umat Islam saat itu hingga masjid ini menjadi pioner dan rujukan dalam pengelolaan masjid di wilayah Jakarta khususnya.
Arsitektur Masjid Modern
sumber : https://www.liputan6.com/
Masjid Agung Al-Azhar saat itu di bangun dengan arsitektur Timur-Tengah yaitu perpaduan antara arsitektur Masjid Hij’ (Saudi Arabia) dengan arsitektur Masjid Qibtiyah (Mesir) dengan memiliki kubah utama yang besar. Kemegahan masjid ini tampak dengan balutan cat berwarna putih yang sangat dominan. Selanjutnya, arsitektur masjid ini banyak memiliki jendela yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan alami di dalam masjid. Meskipun jendela banyak, masjid ini masih menggunakan kipas angin dalam ruangannya supaya jamaah lebih nyaman dalam melakukan ibadah, apalagi lantai yang dilapisi karpet lembut membuat jamaah semakin betah dalam beribadah.
Interior Masjid Agung Al-Azhar semakin indah dengan banyaknya ornamen kaligrafi baik di dinding, maupun pada lagit-langit kubah utama masjid. Kaligrafi pada langit-langi kubah adalah tulisan 99 Asma’ul Husna ( nama-nama Allah yang indah, baik, agung dan mulia sesuai dengan sifat-sifat Nya ). Arsitektur modern lainnya bisa dilihat pada tempat wudhu dengan talang yang cukup tinggi yang berfungsi menjaga kebersihan dan sirkulasi udara bisa lancar. Ruang wudhu ada 2, pertama disisi utara masjid dan yang kedua berada di selatan masjid. Arsitektur bangunan masjid ini semakin indah dengan di dukung fasilitas masjid lainnya, seperti area parkir, taman, dan lain-lain.
Pusat Pendidikan Islam
sumber : https://indopos.co.id/
Masjid Agung Al-Azhar memfokuskan dakwah di pendidikan, karena pendidikan Islam merupakan cara efektif merubah diri seseorang kearah yang baik yaitu Islam. Maka Buya Hamka memulai dengan mentradisikan kuliah subuh, pengajian ahad, hingga studi Islam yang bisa diikuti oleh seluruh masyarakat. Bagi masyarakat yang ingin belajar membaca Al Quran dan memperbaiki bacaan Al Quran, setiap hari masjid ini menyediakan tiga waktu yaitu sebelum salat zuhur, sebelum salat asar, dan bakda atau setelah salat isya’.
Selain kegiatan di dalam masjid ini, Masjid Agung Al-Azhar juga memiliki yayasan yang konsern pada pendidikan Islam. Sejak orde baru dimulai dengan mendirikan TK Islam Al-Azhar kemudian menyusul mendirikan SDIA, SMPIA, SMAIA dan pada akhirnya mendirikan Universitas Al Azhar Indonesia.
sumber : http://www.al-azhar.or.id/
Jadi, sekarang di kawasan Masjid Agung Al-Azhar menjadi kawasan pusat pendidikan Islam. Pusat pendidikan Islam ini untuk mewujudkan tujuan umum dari masjid ini yaitu mewujudkan dan memelihara Masjid Agung Al-Azhar sebagai tempat Ibadah yang agung dan menjadi kebanggaan umat Menjadikan Masjid Agung Al-Azhar sebagai pusat pembinaan dan pengembangan dakwah Islam sehingga terwujud jamaah yang berilmu, beramal dan bertaqwa demi kejayaan Islam dan umatnya. Menjadi pusat pelayanan jamaah dalam berbagai bidang kehidupan seperti pelayanan sosial, menghimpun dan mengelola dana umat, pengembangan seni-budaya islam dan konsultasi keagamaan.
Dengan tercapainya tujuan yang dimaksud, maka dapat membentuk masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa dalam rangka Izzul Islam wal Muslimin dengan cara al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar.