Di Padang Sumatera Barat adat istiadatnya begitu kental dengan syariat Islam dengan keindahan alam yang sangat luar biasa. Masyarakat Minangkabau memiliki falsafah ‘hidup bersanding adat, adat bersanding Syara’, Syara’ bersanding Kitabullah’, tak heran mereka sangat memegang teguh ajaran agama Islam dan sangat mudah ditemukan beberapa masjid di berbagai tempat di Padang. Salah satu masjid yang menjadi pusat perhatian di kota Padang hingga menyebar ke kota lainnya adalah masjid Nurul Iman. Masjid tersebut sangat terkenal karena memiliki bentuk bangunan masjidnya merupakan yang terbesar di kota Padang. Lokasi masjid Nurul Iman tepatnya berada di Jalan Imam Bonjol dan Jalan MH Thamrin di pusat kota Padang.
Dilihat dari awal pembangunan masjid hingga beberapa kali mengalami kerusakan dan pembangunann renovasi masjid Nurul Iman, ternyata masjid ini memiliki sejarah yang cukup berliku. Pembangunan dimulai pada tanggal 26 September 1958, namun pada masa orde lama pembangunan masjid Nurul Iman begitu lamban sampai akhirnya terbengkalai hingga pada tahun 1966 pembangunan masjid ini kembali dibantu oleh pemerintah. Selanjutnya pada saat itu Gubernur Harun Zain yang menjabat dari tahun 1967 hingga 1977 melanjutkan kembali pembangun masjid Nurul Iman. Dalam pembangunannya, masjid ini menghabiskan biaya sekitar Rp. 300 juta yang berasal dari para jamaah, sumbangan pemerintah dan Presiden Soeharto yang menjabat pada saat itu juga memberikan sumbangan sekitar 40 juta untuk membantu pembangunan masjid Nurul Iman.
Pada tahun 1976 masjid Nurul Iman sudah di fungsikan untuk dilaksanakan shalat jum’at meskipun proses tahap akhir belum selesai sepenuhnya. Kemudian kejadian mengerikan terjadi dua tahun setelah masjid difungsikan, tepatnya pada tanggal 11 November 1976 pukul 22.20 terdapat ledakan bom yang merusak bagian masjid ini. Menurut pihak keamanan kota Padang, sebenarnya bom tersebut dirancang untukk meledak pada saat pelaksanaan ibadah shalat Jum’at keesokan harinya, namun bom tersebut meledak lebih awal di malam hari sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Akibat dari ledakan bom tersebut mengakibatkan kerusakan dibagian masjid yang menyebabkan loteng masjid di lantai satu berantakan sepanjang 30 x 2 meter, jendela kaca di beberapa bagian pecah serta ventilasi lantai dua telah hancur selebar satu meter persegi. Pada saat itu juga masjid ini ditutup untuk proses penyelidikan namun ketika sholat jum’at akan tiba masjid ini kembali dibuka untuk umum.
Beberapa tahun pembangunan renovasi ini terbengkalai dan ketika berada dibawah pemerintahan Gubernur Gamawan Fauzi masjid Nurul Iman akhirnya dapat berdiri kokoh dengan arsitektur yang berbeda. Dibutuhkan sekitar 18.4 miliar rupiah dana dari APBD untuk melakukan renovasi total masjid An-Nur. Dan akhirnya pada tanggal 7 Juli 2007 proses renovasi total masjid An Nur diresmikan oleh wakil presiden, M. Jusuf Kalla.
Masjid Nurul Iman memiliki desain seperti halnya masjid megah dan mewah lainnya berhias kubah yang sangat besar di bagian utama masjid dan dilengkapi dengan menara yang sangat menjulang tinggi. Masjid ini terdiri dari dua lantai yang disangga 30 tiang dan 16 tiang terdapat ditengah masjid sebagai tiang penyangga utama. Konsep bangunan masjid ini diambil dari konsep arsitektur masjid Attin di Taman Mini Indonesia Indah. Terlihat kubah dan menara berwarna hijau yang dihiasi oleh motif bintang segi lima di ornament dinding masjid. Sedangkan pada kubah masjid bermotif ketupat yang memiliki makna keindahan nilai-nilai kemoderatab bangunan masjid yang berada di Turki.