Masjid Islamic Center Lhokseumawe berada di T. Hamzah Bendahara – Simpang Empat, Kecamatan anda Sakti, Kota Lhokseumawe, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Masjid ini berdiri dengan megahnya di Kota Lhokseumawe dan menghadirkan Nuansa Timur Tengah yang sangat kental. Berdirinya Masjid Islamic Center ini membangkitkan kembali nuansa kental dari Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pernah menjadi kerajaan Islam Pertama di Indonesia.
Beberapa tahap juga dilakukan untuk membangun masjid Islamic Center ini, dimulai dari pembangunan struktur utama masjid yang begitu besar, dengan kubah-kubahnya yang juga sangat mengagumkan. Kehadiran masjid ini juga bisa menjadi pelipur lara bagi rakyat Lhokseumawe saat bencana Gempa dan Tsunami yang menghancurkan wilayah tersebut pada tahun 2004 lalu.
Beberapa fasilitas pun turut dibangun seperti Gedung Serbaguna, Madrasah Diniyah, Gedung Pustaka, Wisma Tamu, Museum, Taman Kanak-kanak, serta Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA). Selain itu juga dibangun oleh Rumah Imam Besar yang digunakan sebagai tempat tinggal Imam yang memimpin masjid.
Beberapa Fasilitas Islamic Center Lhokseumawe
- Masjid Agung : Dibangun dengan tiga laintai, dua lantai utama digunakan sebagai area sholat yang mampu menampung hingga 6.000 jamaah di lantai satu, dan dilantai dua digunakan untuk menampung jamaah sekitar 3000 orang. Sedangkan lantai basement di gunakan sebagai areal tambahan jika daya tampung di lantai 1 dan 2 tidak terbendung lagi.
- Gedung Perpustakaan : Bangunannya dibangun seluas 3.662 meter persegi, dan mampu menampung 250 orang sekaligus. Beberapa buku referensi, penelitan, serta buku-buku lain dapat dibaca di perpustakaan ini.
- Wisma Tamu : Dibangun dengan dua lantai, sepuluh kamar tidur, dengan 2 orang per kamar. Wisma tamu digunakan khusus untuk para tamu-tamu dari berbagai wilayah, maupun da’I yang didatangkan dari berbagai wilayah.
- Madrasah Diniyah : Dilengkapi dengan dua belas ruang belajar, ditambah dua labolatorium serta ruang pustaka yang mampu menampung 368 siswa. Madrasah Diniyah ini bisa dibilang lumayan lengkap dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa sebagai penunjangnya.
- Gerai-Gerai : Terdiri dari puluhan Kios makanan / Kantin, puluhan toko oleh-oleh, toko buku, boutique, Warnet, Wartel, ATK Fotocopy dan lain sebagainya.
- Museum : Museum dibangun dengan luas 1.112 meter persegi, kemudian ditambah dengan beberapa ruang pameran utama, serta ruang temporer yang dapat digunakan.
- Gedung Serbaguna : Beberapa fungsi juga turut dihadirkan, seperti ruang pertunjukan, pameran kesenian, olahraga dan lain sebagainya. Ruang Gedung Serbaguna dapat menampung hingga 2.200 orang.
- Rumah Imam Besar : Dikhususkan sebagai tempat tinggal Imam Besar Masjid, agar lokasi tempat tinggalnya tidak jauh dari masjid, dan kegiatan jamaah sholat dapat dilakukan secara lancar.
Background dan Tujuan Islamic Center Kota Lhokseumawe
Islamic Center atau Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ini berdiri di pusat kota Lhokseumawe. Islamic Center ini juga menjadi sebagian Ikon baru di wilayah Samudera Pasai sebagai pusat Konsentrasi baru untuk mewujudkan kembali peradaban islam yang tenggelam di Negara Islam Pertama di Asia Tenggara.
Kebesaran Kesultanan Samudera Pasai memang dulunya sangat menyebar hingga ke seluruh daerah Aceh. Tujuan utama pembangunan Masjid dan Islamic Center Kota Lhokseumawe ini adalah untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat perdaban umat Islam, dengan berbagai failitas yang memadukan fungsi Religius, Pendidikan, bahkan sampai pada unsur Ekonomi.
Sejarah Pembangunan Masjid dan Islamic Center Lhokseumawe
Pembangunan masjid ini didasarkan kepada uraian sejarah sebelumnya, dimana Kejayaan Islam Samudera Pasai ingin dikembalikan, serta keseluruhan fungsi totalitas masjid sebagai pemersatu umat juga turut dimasukkan kedalam gagasan pembangunan masjid nan megah ini. Gagasan pembangunan Masjid dan Islamic Center Lhokseumawe ini berasal dari beberapa tokoh Ulama serta Cendikiawan yang berada di wilayah Aceh Utara, dipimpin oleh Ir. H. Tarmizi A Karim, M.Sc, Mantan Bupati Aceh Utara pada masa itu.
Pada saat Aceh masih dalam kemelut konflik, gagasan pembangunan Masjid Islamic Center ini mulai dilakukan dengan mengambil tempat seluas 16.475 meter persegi, yang akan mampu untuk menampung hingga 20.000 jamaah sekaligus. Selain membangun bangunan utama sebagai ruang sholat, masjid ini juga mengadopsi Multi Purpose Building, artinya beberapa gedung untuk fasilitas juga turut dibangun seperti gedung Perpustakaan Umum, Dirasah Khassah (Tempat Pembelajaran Islam), Museum, Taman Kanak-kanak, Wisma Tamu, Gerai, Menara, Tugu dan masih banyak yang lainnya. Keseluruhan pembangunan bangunan di komplek Islamic Center Lhokseumawe ini menghabiskan dana sekitar Rp. 150 miliar.
Karena dana yang dibutuhkan lumayan besar, pembangunan masjid ini pun banyak mengalami kendala diantaranya batasan Anggaran Pembangunan dan Belanja Kabupaten yang hanya sampai pada limit Rp. 50 miliar saja. beberapa asupan dana juga ikut terhenti, karena ada beberapa program pemekaran kota yang dilakukan oleh pemerintah kota Lhokseumawe.
Setelah pembangunan Masjid dan Islamic Center Lhokseumawe terhenti untuk beberapa lama, akhirnya penyerahan Islamic Center seutuhnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Lhoksumawe. Lalu pembangunan pun mulai dilakukan kembali, meskipun dana yang tersedia baru mencapai Rp. 4 miliar yang berasal dari APBK pemerintah kota Lhokseumawe. Pada saat itu, kebutuhan dana yang kurang adalah sekitar Rp. 70 miliar lagi, meskipun dana yang dimiliki masih sangat terbatas, namun pembangunannya tetap dilanjutkan dengan membangun beberapa tempat wudhu, pemasangan jaringan listrik, serta bagian lainnya sampai pada tahun 2012 lalu pembangunan masih mencapai 80%.
Meskipun keseluruhan fasilitas bangunan belum rampung sepenuhnya, namun beberapa fasilitas yang memadai sudah tersedia dan dapat difungsikan dengan baik. Kehadiran Masjid dan Islamic Center Lhokseumawe ini juga menunjukkan bahwa peradaban islam di tanah Rencong tersebut semakin maju, dengan segala aktifitas Islami yang juga sering dilakukan di komplek Masjid dan Islamic Center ini.
Jika ingin melihat puncak keramaian pada Masjid dan Islamic Center Lhokseumawe, anda bisa datang pada saat bulan Ramadhan berlangsung. Disana ada beberapa tradisi unik yang dinamakan “Tradisi Kanji Rumbi”, yaitu sejenis panganan khas untuk berbuka puasa bagi warga sekitar. Bubur dengan ciri khas yang lembut dan enak tersebut disediakan secara Cuma-Cuma oleh para pengurus masjid.
Kegiatan berbuka bersama dengan panganan khas Kanji Rumbi tersebut dilakukan oleh Badan Kenaziran Masjid (BKM) Islamic Center dengan pemerintah daerah setempat. Kegiatan tersebut dialkukan di sekitar halaman Masjid dan Islamic Center dan menjadi salah satu agenda rutin BKM dan pemerintah kota sampai saat ini yang diadakan pada saat bulan Ramadhan berlangsung.
Setelah kegiatan berbuka puasa dilakukan, dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah dan diadakan kuliah / pengajian singkat sambil menunggu waktu sholat Isya’ dan Tarawih. Ribuan orang turut memadati keseluruhan ruangan masjid ini setiap harinya. Selain beberapa kegiatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada juga beberapa kegiatan lain seperti Ramadhan Fair yang dilaksanakan selama bulan puasa, yang menyediakan berbagai macam jajanan khas yang bisa dibeli oleh para jamaah.