Zagreb merupakan sebuah kota yang dijadikan pusat ibukota Negara Republik Kroasia, yang baru memerdekakan diri setelah runtuhnya Rezim Yugoslavia. Di pusat Ibukota Kroasia tersebut terdapat satu bangunan masjid yang megah dengan keunikan tersendiri, yaitu bagian kubah yang berbentuk separuh lingkaran bertumpuk seperti keong, ditambah dengan satu menara yang menjulang tinggi lancip seperti akan menusuk langit.
Masjid yang diberi nama “Islamic Center Zagreb” ini pertama kali dibangun dengan pelatakan batu pertamanya pada tanggal 11 September 1981, kemudian selesai dan diresmikan pada tahun 1987. Meskipun Masjid Islamic Center saat ini adalah satu-satunya masjid yang masih berdiri di Zagreb, bukan berarti masjid tersebut adalah masjid yang pertama kali didirikan. Karena sebelum masjid tersebut berdiri sudah ada masjid lain yang berdiri sejak tahun 1916 yang terletak di sebuah barak militer garnizun infanteri, namun bangunan tersebut saat ini sudah tidak bersisa lagi.
Lalu ada lagi bangunan lain setelah masjid yang berdiri di barak militer garnizun infanteri, yaitu bangunan masjid Mestrovic Pavilion dengan tiga menara sebagai ciri khasnya, namun bangunan tersebut juga bernasib sama dan tidak berumur panjang, hanya berumur sekitar 1 tahun yaitu dibangun pada tahun 1944 dan ditutup pada tahun 1945 pasca kekalahan Nazi dalam perang dunia kedua. Bekas bangunan masjid Mestrovic Pavilion tersebut saat ini malah dialihfungsikan sebagai bangunan museum.
Dan sekarang, satu-satunya bangunan masjid yang bisa dikatakan “Sebenarnya” adalah Masjid Islamic Center yang berada di kota Zagreb. Masjid tersebut berdiri ditanah yang cukup luas dan berada di kawasan Borovje, dengan penataan letak bangunan yang begitu apik sampai-sampai bisa dilihat dari Gavella Street. Masjid Islamic Center Zagreb berdiri diatas lahan yang sangat luas yaitu 17.938 meter persegi, dilengkapi dengan taman-taman disekelingnya. Sedangkan beberapa luas tanah yang belum dipakai dimaksudkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada perluasan bangunan utama masjid tersebut, ataupun penambahan fasilitas lain yang diperlukan bagi jamaah.
Seni tata bangunan pada Masjid Islamic Center Zagreb ini tergolong sangat unik,terutama dibagian kubahnya. Keunikan bisa dilihat karena kubahnya saling berhadapan satu sama lain, sedangkan kubah lain menutupi hingga sisi mihrab. Keunikan diantara ketiga kubah tersebut menghasilkan sebuah celah yang kemudian dijadikan sebagai jendela untuk pencahayaan alami masjid tersebut. kubah-kubah berwarna hijau dengan desain yang saling bertindih ini hanya bisa ditemui di Zagreb Kroasia.
Selain tiga kubah yang saling tumpang tindih seperti yang telah dijelaskan diatas, ada satu kubah lagi yang diletakkan di sisi depan masjid sebagai kubah beranda. Keseluruhan kubah-kubah tersebut dibagian dalamnya diberi tulisan kaligrafi basmalah.
Sedangkan untuk akses masuk kedalam masjid, setidaknya ada tiga pintu yang masing-masing diberi tiga buah jendela di masing-masing pintunya. Karya seperti ini merupakan karya yang senada dengan karya arsitektur Sefkija Barucija (Alm.). Jika kita melihat ke depan beranda masjid, kita akan menemukan halaman / taman yang indah berlantaikan batu putih, dilengkapi dengan air mancur.
Kemudian bagian dalam masjid memberikan efek nuansa yang berbeda dari bagian luar masjid, yaitu terdapat 1 mihrab yang unik, seperti bentuk cekungan ruangan namun dengan tinggi yang lumayan. Disamping Mihrab juga terdapat mimbar yang tinggi, kira-kira sekitar 3 meter-an, lengkap dengan anak tangga sebagai akses naik ke atas mimbar. Yang menarik adalah mimbar yang lumayan tinggi tersebut ternyata juga dibuat dengan batu putih, lengkap dengan gerbang melengkung yang tersebut dari bahan yang sama. Dari sini bisa dilihat bahwa arsitektur jaman dulu saja sudah sangat maju didalam pemanfaatan batu putih sebagai bahan utama bangunan.
Selain beberapa arsitektur yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, Denah Interior ruangan utama masjid ini dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan bentuk oval yang menghubungkan dengan belahan kubah masjid yang menutupi ruang mihrab. Mezanin di lantai dua juga turut dibangun mengikuti denah ruangan utama dibawahnya. Jika kita melihat kesisi lantai masjid, terdapat balutan karpet Persia Blagozeleni yang merupakan hadiah dari Rakyat Muslim di Iran.
Lantai dasar diruang utama digunakan khusus untuk jamaah laki-laki, sedangkan jamaah wanita ditempatkan di lantai Mezanin yang juga sebagai akses langsung ke menara masjid.menara masjid ini memang dirancang terpisah dengan ruangan utama, namun berdiri di pelataran masjidnya. Menara yang menjulang tinggi dengan bentuk seperti pensil raksasa tersebut memiliki ukuran setinggi 42 meter.
Keseluruhan dinding bangunan Masjid Islamic Center Zagreb ini dilapisi dengan batu pualam berwarna putih dengan kaligrafi yang indah dalam berukuran besar ditempatkan di sisi kanan bangunan. Masjid ini juga menyediakan lantai basement yang digunakan untuk berbagai ruangan seperti tempat wudhu jamaah pria, ruang kuliah / maktab, ruang serbaguna, ruang ganti, perpustakaan, resepsionis, kantor pengurus bahkan sampai dengan kedai rumah makan.
Masjid ini tergolong sangat unik dan megah karena memiliki dua buang lantai basement / bawah tanah. Pada awalnya kedua lantai tersebut digunakan sebagai lahan parkir, namun akhirnya dialihfungsikan untuk berbagai ruangan serbaguna. Terdapat juga ruang madrasal yang bernama “D. Ahmed Smajlovic” yang terletak di lantai dua basement, sedangkan pada lantai dasar basement digunakan sebagai ruang area bermain anak-anak dan ibu menyusui, serta beberapa fasilitas pemuda masjid seperti ruangan amphitheater.
Sejarah Islamic Center Zagreb
Sejarah berdirinya Islamic Center Zagreb tidak bisa lepas dari sejarah penyebaran islam di kota tersebut. Masjid yang pertama kali berdiri didaerah Zagreb sudah ada sejak tahun 1916 lalu, pada saat Garnizun Militer disana dipimpin oleh seorang beragama Islam. Kemudian pada tahun 1917 barulah dibentuk komunitas muslim Zagreb lalu ditunjuklah seorang mufti yang akan membawahi keseluruhan umat muslim di Negara Republik Kroasia.
Ismet ef Muftic ditunjuk sebagai Mufti Zagreb pertama kali, pada saat yang sama seorang muslim menjadi imam militer dan mengubah salah satu bangunan pada barak infantri Garnizun Militer menjadi sebuah masjid. Selang beberapa lama akhirnya muncullah rencana pembangunan masjid yang sesungguhnya di kota Zagreb dengan dana yang terkumpul pada saat itu sebesar 100 ribu Crown. Namun, cita-cita tersebut sirna pada saat terjadi pemerintahan di Kroasia yang semula dikuasai oleh kekaisaran Astro-Hongary, kemudian berubah menjadi kekuasaan kerajaan Yugoslavia.
Kemudian pada masa-masa pemerintahan Yugoslavia, umat muslim Zagreb terpaksan menyewa beberapa rumah yang gunakan sebagai tempat ibadah sementara. Barulah pada tahun 1935 umat muslim disana bisa mmbeli dua apartemen yang kemudian direnovasi dan menjadi masjid pertama Zagreb yang diresmikan pada tanggal 29 November 1935.
Setelah masjid tersebut jadi dan difungsikan sebagaimana mestinya, pada tahun sama rencana pembangunan masjid yang “sebenarnya” pun dibuat kembali dengan diketuai oleh Mufti Ismet Ef Muftica. Dilanjutkan pada tahun 1937 rencana bangunan masjid sudah jadi dan akan dibangun di kawasan Zelengaj. Namun lagi-lagi rencana tersebut gagal untuk dilakukan karena pecahnya perang dunia kedua. Kroasia dan Bosnia Herzegovina pada saat perang dunia kedua jatuh ke kekuasaan Nazi Jerman.
Cerita sejarah berdirinya Islamic Center Zagreb masih berlanjut. Pada masa-masa pemerintahan Nazi, permohonan untuk pembangunan masjid yang sebenarnya benar-benar ditolak mentah-mentah, namun ada angin segar yang muncul, sebagai kesempatan pembangunan masjid, umat muslim disana harus mengubah gedung pameran seni “Mestrovic Pavillion” yang terletak di lapangan Zrtava Fasizma Square, dirubah menjadi masjid.
Pada tahun 1941, renovasi besar-besaran terhadap Mestrovic Pavilion dimulai, dengan menambahkan pula tiga buah menara disekeliling masjid yang masing-masing memiliki tinggi sekitar 45 meter. Sebenarnya rencana pembangunan menara tersebut bisa dibilang cukup modern, karena akan ditambahkan elevator sebagai akses naik ke puncak menara. Namun rencana tersebut lagi-lagi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya akibat kondisi perang yang masih sangat panas.
Masjid yang mengambil tempat bangunan Mestrovic Pavilion tersebut akhirnya resmi dan dibuka pada tahun 1944. Namun, insiden kelam kembali terjadi lagi, selang 1 tahun lamanya ketiga bangunan menara tersebut dihancurkan seiring dengan kalahnya Jerman pada masa perang dunia kedua. Akhirnya penguasa kroasia pun berganti lagi, kemudian Mufti Ismet ef Muftica diberi hukuman mati oleh penguasa baru dengan eksekusi yang diadakan di depan masjid tersebut.
Pembangunan Masjid Islamic Center Zagreb
Tak berselang lama sejak insiden kelam penutupan dan penghancuran masjid Mestrovic Pavilion, akhirnya dibentuklah Pan Islamic Community yang di gagas oleh beberapa tokoh seperti Dr. Suleiman Masovic, Mehmedalija Jusufbegoviae dan beberapa tokoh besar lainnya.
Segera setelah Pan Islamic Community terbentuk, rencana pembangunan masjid “sebenarnya” pun dilanjutkan kembali pada tahun 1962. Hal pertama kali yang dilakukan oleh komunitas muslim tersebut adalah mendekati pemerintah agar mengizinkan bangunan apartemen yang sudah dimiliki oleh komunitas muslim tersebut untuk di renovasi menjadi sebuah masjid. Namun, pendekatan tersebut kembali gagal mendapatkan hasil yang positif.
Akhirnya salah satu tokoh bernama Asim Saaeiragiae berhasil bernegosiasi dengan dewan kota dengan membawa hasil yang positif, yaitu diijinkannya pembangunan masjid diatas tanah lokasi yang diberikan pemerintah kota seluas 6.438 meter persegi. Kesempatan emas itu pun tidak disia-siakan oleh umat muslim yang tergabung dalam komunitas Pan. Mereka dengan segera menunjuk Arsitek George Neidhardt dan juga Prof. Dzemala Eeliaea untuk merancang seni bina bangunan masjid tersebut.
Setelah rancangan selesai, pada tahun 1979 pemerintah kota Zagreb kembali menawarkan sedikitnya 5 lokasi berbeda yang boleh dijadikan tempat berdirinya masjid. Akhirnya tercapailah kesepakatan bahwa lahan yang akan digunakan adalah lahan seluas 17.938 meter persegi yang terletak di daerah Borovje.
Sebelumnya lahan yang begitu luas tersebut belum ada rumah hunian apapun, akhinrya lahan yang sangat luas tersebut ditanami dengan berbagai tanaman biji-bijian dan sayuran, sambil menunggu kesiapan pembangunan masjid.
Baru pada tanggal 11 September 1981 dilaksanakan upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Zagreb. Ajaibnya, pada saat upacara yang dihadiri oleh ratusan orang tersebut selesai, mereka semua bergotong-royong membersihkan lahan sekitar secara sukarela, bahkan proses pembersihan lokasi tersebut memakan waktu berminggu-minggu.
Kemudian penandatanganan perjanjian pembangunan antara pemimpin komunitas umat muslim dan kontraktor selesai pada bulan Agustus 1981. Segera setelah kesepakatan selesai, bangunan masjid mulai dibangun pada awal tahun 1982.
Akhir cerita, keseluruhan pembangunan Masjid Islamic Center Zagreb ini dapat diselesaikan, dan diresmikan pada tahun 1987 yang dihadiri hingga lebih dari 100 ribu orang jamaah. Padahal pada saat itu hujan deras mengguyur wilayah tersebut, namun semangat dari para jamaah tidak surut untuk tetap datang dan menyaksikan langsung Masjid Islamic Center Zagreb yang penuh perjuangan.