Komponen perencanaan tata ruang masjid dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pembagian zona:
1. Komponen dengan fitur tetap
Komponen fitur tetap dari desain interior masjid selalu permanen dan tidak dapat diubah. Mereka termasuk:
– Skala, ukuran, dan kedalaman ruang
Skala, ukuran, dan kedalaman masjid biasanya berlaku untuk area sholat masjid. Anda akan menemukan dilema ini selama fase perencanaan. Lebih baik untuk memahami bahwa Anda perlu menentukan proporsi ruang ini sesuai dengan kebutuhan dan hunian harian masjid. Anda juga perlu meninggalkan beberapa kelonggaran untuk sholat Jum’at dan sholat khusus seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam kasus seperti itu, area doa yang sebenarnya dapat diperluas ke luar ke teras dan halaman sebagai ruang serbaguna.
sumber : https://comelite-arch.com
– Arah Kiblat untuk menyelaraskan bangunan dan ruang sholat
– Klasifikasi dan penempatan ruang
Klasifikasi desain interior masjid dapat dilakukan dalam tiga zona:
a. Zona dalam: Area yang termasuk dalam zona ini adalah ruang dengan tujuan tetap seperti mihrab, aula doa utama, dan area wudhu. Orang luar tidak bisa datang ke sini sebelum melewati ritual transisi.
b. Zona transisi: Ruang-ruang di zona ini terdiri dari arkade sesekali, teras, dan halaman; ruang yang harus Anda lalui untuk sampai ke zona dalam.
c. Zona luar: Zona luar terdiri dari pinggiran dan termasuk halaman, tempat parkir, dan jalur yang membentuk bagian luar masjid.
d. Area basah: Umumnya area wudhu dan kamar mandi terletak jauh dari area sholat utama dan baik di bagian bangunan yang terpisah atau di pintu masuk untuk memastikan elemen dan bau kotor jauh dari ruang utama spiritual dan reflektif.
2. Komponen fitur semi-tetap
Fitur semi-tetap masjid terdiri dari suasana, suasana dasar, dan interpretasi elemen arsitektur. Ini agak diperbaiki tetapi dapat dengan mudah diubah. Mari kita bahas sedikit tentang mereka:
– Keterbukaan, batas, dan hubungan spasial
Seperti dibahas di atas, ada ruang-ruang tetap dalam desain interior masjid yang terikat oleh aturan sholat. Ini termasuk mihrab dan area doa utama. Namun, sisa ruang dapat diubah sesuai dengan desain yang Anda inginkan. Halaman, kamar mandi, arkade, dan area wudhu semuanya fleksibel dan dapat disesuaikan sesuai dengan kendala dan keterbukaan batas situs.
– Kualitas atmosfer
Suasana masjid juga merupakan aspek yang sangat fleksibel. Biasanya terdiri dari pencahayaan – baik alami maupun buatan. Ini juga mempengaruhi suasana untuk kegiatan ibadah dan pendidikan. Zona dalam tetap cerah tetapi tidak pernah menyilaukan karena mengalihkan perhatian. Ini dicapai dengan menggunakan cahaya yang disebarkan. Perhatikan bahwa cahaya adalah aspek yang sangat penting dari masjid karena Subuh (sholat pertama) dan Maghrib (sholat keempat) terjadi sebelum matahari terbit dan terbenam.
Demikian pula, kualitas sirkulasi udara dan akustik di ruang doa utama sangat penting. Ventilasi silang yang berasal dari jendela besar, pintu, dan halaman membuat tindakan ibadah lebih nyaman. Permadani yang tebal membantu akustik dan transisi menuju suasana yang lebih damai. Semua kualitas nyata dan tidak berwujud mempengaruhi keseluruhan desain interior masjid.
sumber : https://comelite-arch.com
3. Komponen non-fitur tetap
Fitur tidak tetap termasuk zona luar. Berikut adalah beberapa pertimbangan desain yang perlu diingat dalam desainnya:
Ruang-ruang luar harus memberikan perjalanan yang mengesankan yang dapat diterima oleh para pendatang baru. Ini karena pengguna jangka pendek sangat dipengaruhi oleh persepsi awal mereka tentang desain masjid.
Ruang sholat desain harus mudah terlihat dan diakses dari luar. Ini juga harus mengakomodasi sirkulasi yang mudah.
Desain masjid harus menggunakan spidol (seperti kubah dan menara) yang mudah dikenali oleh masyarakat (baik penduduk setempat maupun wisatawan)
Semua pertimbangan ini menunjukkan bahwa desain masjid cukup fleksibel selama elemen tetap tidak diubah dengan cara apa pun.
Keberlanjutan dalam desain interior masjid
Hari-hari ini, dengan seluruh dunia menderita dampak besar dari pemanasan global, sangat penting untuk menambahkan beberapa fitur berkelanjutan dalam desain interior masjid.
Berikut ini beberapa yang bisa Anda coba:
Anda dapat menghemat air dengan memasang keran air pintar di area wudhu.
Pergi untuk sistem panen air hujan dan menghubungkannya ke sanitasi dan pipa ledeng dapat mengurangi penggunaan air utama.
Menambahkan taman hidroponik ke eksterior masjid dapat membantu memperkenalkan tanaman hijau di daerah perkotaan besar-besaran.
Area halaman dapat menampilkan softscaping alih-alih hardscaping khas sehingga air dapat mencapai akuifer di bawah level tabel.
Gunakan jalur matahari untuk mendesain jendela dan skylight sehingga keseluruhan desain interior masjid membutuhkan lebih sedikit pencahayaan buatan, dan menggunakan lebih sedikit listrik.
Lampu LED pintar dapat dipasang di interior untuk menghemat listrik.
Arah angin alami dari lokasi dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan halaman, pintu, dan jendela untuk mengakomodasi ventilasi alami.
Menanam pohon memiliki manfaat besar dalam agama Islam, sehingga batas pohon tidak hanya berkontribusi pada perbaikan lingkungan, tetapi juga memiliki manfaat agama. Ini juga akan meminimalkan penambahan panas dan menjaga interior tetap terisolasi.