Pasti banyak yang mengira bahwa bangunan megah bak Istana ini merupakan bangunan sebuah Istana pada zaman dulu. Namun ternyata bangunan megah ini merupakan sebuah Masjid yang berada di komplek Istana Schwetzingen, yaitu sebuah istana Jerman pada masa lalu.
Namun, bangunan Masjid Schwetzingen ini sudah tidak difungsikan lagi sebagai masjid tempat peribadatan umat muslim disana, dan difungsikan menjadi sebuah museum masjid seperti bangunan-bangunan tua disekitarnya. Meskipun difungsikan sebagai bangunan bersejarah dan objek wisata saja, Masjid Schwetzingen tetap terbuka untuk umum kecuali hari senin.
Sejarah Masjid Schwetzingen
Keberadaan bangunan Masjid Schwetzingen ini sudah berdiri di Kota Schwetzingen, Jerman sejak akhir abad ke-18. Bangunannya menjadi masjid yang pertama kali didirikan di negara Jerman, pada tahun 1740. Raja Frederick II pada saat memegang kekuasaan disana pernah mengatakan bahwa : “Semua agama yang ada dunia ini adalah sama rata, dan semuanya baik. Bahkan jika umat Turki datang dan ingin tinggal di Jerman, maka akan kami dirikan masjid bagi mereka”, sebuah filosofi yang bijak dari sebuah Raja pada masanya.
Bangunan yang menjadi Masjid pertama di Jerman ini sangat unik, bagaimana tidak, Masjid Schwetzingen dibangun di komplek kerajaan / Istana Schwetzingen. Ada dua versi tentang sejarah dibangunnya masjid ini, pertama masjid ini dibangun sebagai wujud toleransi umat beragama yang dilakukan oleh Raja Frederik II. Dan yang kedua, masjid ini dibangun untuk hadiah kepada salah satu istri raja yang berasal dari Turki. Kemudian ada cerita lain yang mengatakan bahwa salah satu bangsawan di Istana Schwetzingen pada saat itu adalah pemeluk agama Islam, sehingga dia mengajukan permohonan kepada Raja untuk membangun sebuah masjid.
Masjid Schwetzingen dibangun pada tahun 1796, dirancang oleh arsitek berkebangsaan Perancis, Nicolas de Pigage. Proses pembangunan masjid ini lumayan cukup lama, yaitu memakan waktu hingga 17 tahun lamanya, mulai dibangun pada tahun 1779 dan selesai pada tahun 1796. Saat ini, Masjid Schwetzingen menjadi satu-satunya masjid megah dari abad ke-18 yang masih eksis dan berdiri kokoh hingga saat ini.
Arsitektural masjid Schwetzingen
Masjid Schwetzingen merupakan sebuah bangunan masjid dengan gaya khas Emperium Usmaniyah/ Turki Osmani yang berada di Jerman. Sang Arsitek, Pigage menggabungkan berbagai elemen-elem dari Arsitektur Islam Moor (Maroko) dengan kisah dongeng “Seribu Satu Malam”.
Tak hanya itu, Pigage juga merancang Masjid Schwetzingen menjadi satu-satunya “Masjid Taman” yang berdiri di negara Jerman sejak abad ke-18. Taman-taman disekeliling masjid diadopsi dari taman yang biasanya ada di Masjid Besar di Turki.
Karena memang mengadopsi Arsitektur Bangunan Masjid khas Turki, jadi tidak heran jika Masjid ini memiliki ciri khas masjid dari kejayaan Turki Usmani / Emperium Usmaniyah. Yaitu, memiliki kubah besar sebagai kubah utama, dengan 2 menara tinggi menjulang nan ramping yang ditempatkan di sisi kanan dan kiri bangunan masjidnya. Gaya Oriental juga dapat ditemukan hampir dikeseluruhan bagian bangunan masjid, terutama pada Interiornya. Mozaik Marmer juga bisa ditemukan di ruang bagian tengah, sehingga ruangan pun terlihat sangat indah.
Pada bagian langit-langitnya dihiasi dnegan ornamen yang terbuat dari bahan plesteran. Kemudian terdapat ruangan khusu bagi para imam masjid yang memperkuat bahwa bangunan tersebut memang digunakan sebagai Masjid pada masa lalu.
Pada salah satu dinding masjid juga bisa kita temukan hiasan dan lukisan dengan sepuhan emas asli. Beberapa kaligrafi yang ditempatkan di dinding yang semakin menambah keindahan bagian dalam Masjid Schwetzingen.