Masjid Abu Bakar Assidik tau biasa disebut “Mesquita de Sao Bernardo do Campo” dalam bahasa brasil terletak di Rua Henrique Alves dos Santos, Jardim das Americas, Sao Bernardo do Campo, Brazil. Masjid ini sangat terkenal dan bisa langsung dikenali dengan ciri khasnya, yaitu memiliki 2 buah menara kembar setinggi 27 meter yang berbentuk tidak lazim dari menara masjid pada umumnya. Menara berbentuk segi empat tersebut menjadi ciri khas Masjid Abu Bakar Assidik, ditambah dengan ornamen bulan sabit di bagian puncak menaranya. Kubah hijau yang juga turut menghiasi masjid ini sangat kontras dengan beberapa bangunan masjid lain yang hanya mengadopsi arsitektur islam saja.
Masjid Abu Bakar Assidik pertama kali dibangun pada tahun 1984 oleh komunitas muslim setempat. Komunitas tersebut mayoritas beranggotakan imigran dari negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi.
Masjid Abu Bakar Assidik dilengkapi dengan beberapa jendela dari kaca patri dibagian rongga Kubahnya sebagai sumber penerangan alami yang berasal dari cahaya matahari. Sedangkan untuk sumber penerangan di malam hari, Masjid ini memiliki sebuah lampu gantung unik yang ditempatkan di bawah kubah utama.
Hingga saat ini, Masjid Abu Bakar Assidik dikelola oleh Centro de Divulgacao Islamica a America Latina (CDIAL) yang dipimpin oleh Ahmad Ali Saifi yang merupakan warga negara Lebanon. Selain itu, beberapa pengurus dari negara lain juga ikut tergabung didalam komunitas tersebut seperti Zaid Ali Saifi yang merupakan warga negara Brazil.
Desain bangunannya dibuat sedemikian rupa dengan bentuk memanjang layaknya sebuah bangunan gereja, namun dilengkapi dengan kubah yang besar dibagian atapnya. Lantai dasar dikhususkan untuk jamaah laki-laki, sedangkan lantai mezanin dikhususkan untuk jamaah wanita. Segala fasilitas umum seperti tempat berwudhu dan toilet juga ikut disiapkan untuk para jamaah.
Bangunan yang dibuat memanjang seperti persegi panjang tersebut sama sekali tidak mengarah langsung ke arah kiblat, sehingga barisan Shaff sholat pada masjid tersebut miring sekitar 45 derajat. Akibat hal tersebut, penempatan mihrab dan mimbar juga tidak diletakkkan di tengah-tengah ruangan sholat utama seperti pada masjid lainnya, namun diletakkan disebelah kanan dan agak miring kearah kiblat.
Masjid Abu Bakar Assidik juga dibangun lengkap dengan beberapa sarana dan fasilitas pendukung lainnya, seperti taman hijau di bagian pelataran masjid, serta lapangan parkir yang luas. Masjid ini juga memberikan fasilitas ruang kelas yang bisa digunakan untuk pendidikan agama islam, maupun digunakan untuk kegiatan sosial masyarakat lainnya.
Jika melihat kedalam masjid, kita akan melihat ruangan yang khas dengan 4 pilar bulat sebagai penyangga atap. Sedangkan untuk interior bangunannya, tidak banyak yang bisa kita temui, karena masjid ini hanya mengadopsi warna putih bersih dibagian dinding dan juga bagian lainnya. Hal yang unik adalah adanya lampu gantung yang bertingkat dan berukuran kecil-kecil yang sangat unik dan jarang sekali dimiliki oleh bangunan masjid.
Mimbar yang dipakai khotib untuk berkutbah juga sangat unik, yaitu dibuat dari bahan baku kayu, dengan kubah kecil diatasnya yang juga terbuat dari kayu dan triplek. Mimbar tersebut diletakkan miring dibagian kanan bangunan utama menghadap ke kiblat.
Kemegahan dan keindahan masjid ini bisa kita saksikan pada saat malam hari, yaitu pada saat lampu hijau yang sangat terang menerangi hampir seluruh bangunan masjid. Keindahan muncul karena terlihat hanya Masjid Abu Bakar Assidik saja yang terlihat dengan jelas, sedangkan beberapa gedung pencakar langit lainnya hampir tidak kelihatan.