Contents
Masjid Agung Al Azhar berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid Agung Al Azhar di bangun pada tahun 1952 hingga tahun 1958. Beberapa tokoh Islam meminta kepada Centraal Stichting Wederopbouw (CSW) untuk dibuatkan sebuah masjid besar, karena di kawasan Kebayoran Baru sudah ada bangunan Gereja yang besar, yaitu Gereja Katholik di Jalan Barito dan Gereja Protestan di Pasar Santa. Kemudian Walikota Jakarta Raya Syamsurizal periode tahun 1951-1953 menetapkan sebidang tanah di Jalan Sisingamaraja yang telah dibebaskan oleh CSW untuk didirikan masjid di atasnya.
Masjid Agung Al Azhar memiliki kegiatan yang mampu untuk mengembangkan masjid sebagai pusat aktivitas ummat, tidak saja sebagai pusat keagamaan namun juga merambah ke ranah pendidikan hingga perekonomian, dari sinilah masjid ini menjadi cukup terkenal. Masjid Agung Al-Azhar pada tanggal 19 Agustus 1993 telah dikukuhkan menjadi cagar budaya nasional oleh Pemda DKI Jakarta. Saat ini di komplek Masjid Agung Al Azhar telah berdiri sekolah sekolah Islam dari Taman Kanak Kanak hingga Universitas dibawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam Al-Azhar.
Sejarah
sumber : https://simas.kemenag.go.id/
Sebelum dibangunnya Masjid Agung Al Azhar, dr. Syamsuddin sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia saat itu memiliki ide mendirikan Yayasan Pesantren Islam. Kemudian pada tanggal 7 April 1952 ada empat belas tokoh Masyumi bermusyawarah dan sepakat untuk mendirikan yayasan untuk memberikan manfaat kepada umat Islam. Awal pendirian yayasan tersebut bernama Yayasan Pesantren Islam (YPI).
Daftar nama 14 tokoh pendiri Yayasan Pesantren Islam :
1.Ghozali Sjahlan (Sekretaris Masyumi Jakarta Raya)
2.Abdullah Salim (Tokoh Masyumi Jakarta, Pejabat Harian “ABADI”)
3.Soedirdjo (Ketua Cabang Muhammadiyah Jakarta)
4.Sardjono (Wakil Walikota Jakarta)
5.H. Sju’aib Sastradiwirja (Pegawai Kotapraja Jakarta)
6.Ganda (Pegawai Jawatan Penerangan Kotapraja Jakarta)
7.H. Sulaiman Rasjid (Pegawai Kementrian Agama RI, Penulis “Fiqih Islam”)
8.Ja’cob Rasjid (Pegawai Kementrian Agama RI)
9.Kartapradja (Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta)
10.Tan In Hok (Pengusaha Muslim)
11.Rais Chamis (Pengusaha Muslim)
12.Hasan Arzubie (Pengusaha Muslim)
13.Faray Martak (Pengusaha Muslim)
14.Hariri Hady (Mahasiswa)
Yayasan Pesantren Islam memperoleh sebidang tanah dengan luas 43.755 meter persegi yang berlokasi di kawasan Kebayoran. Kawasan ini merupakan kawasan satelit dari Ibukota Jakarta. Pada tanggal 19 November 1953 Yayasan Pesantren Islam mulai mendirikan sebuah masjid di atas tanah tersebut. Proses pembangunan masjid sampai selesai memakan waktu cukup lama yaitu 5 tahun, dari tahun 1953 sampai 1958. Masjid besar ini pada awalnya bernama Masjid Agung Kebayoran sebelum di kunjungi oleh ulama besar Grand Syaikh Al-Azhar Cairo Mesir di tahun 1961.
Grand Syaikh Al-Azhar Cairo ini bernama Mahmud Syaltut, beliau berkunjung ke Indonesia sebagai tamu negara. Di dalam kunjungannya ke Indonesia, beliau menyempatkan untuk berkunjung di Masjid Agung Kebayoran Jakarta. Di dalam kunjungan di masjid ini, beliau disambut dengan hangat oleh Prof. Dr. Hamka sebagai sahabat beliau. Dua tahun sebelum kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar Cairo ke Indonesia, Prof. Dr. Hamka mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar Cairo. Grand Syaikh Al-Azhar Cairo Mahmud Syaltut berkunjung ke Masjid Agung Kebayoran atas undangan untuk memberikan ceramah umum.
Pasca kedatangan Grand Syaikh Al-Azhar Cairo Mahmud Syaltut di Masjid Agung Kebayoran, nama masjid ini di ganti dengan nama Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru. Karena Grand Syaikh Al-Azhar Cairo Mahmud Syaltut terkagum dengan kemegahan masjid di negara yang baru saja merdeka, Kemudian beliau memberi nama masjid Agung Kebayoran Baru dengan nama Masjid Agung Al Azhar. Imam besar pertama masjid ini adalah Prof. DR. Haji Muhammad Abdul Karim atau lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. Buya Hamka juga mentradisikan kegiatan berupa kajian-kajian Islam di masjid ini, diantaranya kuliah subuh, pegajian hari Ahad, dan kuliah Ramadhan.
Pada tahun 1962 di masa orde lama Masjid Agung Al Azhar berkiprah membina pemuda dan pemudi Islam dengan mengadakan kegiatan Pramuka Gugus Depan dan sore harinya Pendidikan Islam Al Azhar (PIA). Setelah Orde Lama tumbang dan lahirlah Orde Baru membawa angin segar bagi dakwah Islam khususnya bagi umat Islam. Masjid Agung Al Azha mulai mendiirikan lembaga pendidikan formal pada ahun 1967 dengan diawali TK Islam Al-Azhar kemudian menyusul mendirikan SDIA, SMPIA, SMAIA dan pada akhirnya mendirikan Universitas Al Azhar Indonesia.
Visi dan Misi
sumber : https://promowisata.com/
Visi
- Menjadi Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam modern dan terkemuka dalam mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa guna membentuk masyarakat Indonesia yang beriman, berilmu, beramal, dan bertakwa menuju izzul Islam wal muslimin.
Misi
- Membina dan mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam dalam arti yang seluas-luasnya dengan semangat amar makruf nahi munkar.
- Mengawal dan membela akidah Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
- Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan (humanis) sesuai ajaran Islam demi kesejahteraan umat dan bangsa lahir dan batin.
- Meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia) guna mewujudkan masyarakat yang beriman, berilmu, beramal, dan bertakwa melalui pengembangan kegiatan yang meningkatkan IMTAQ dan IPTEK sesuai akidah Islam.
- Mendorong dan mendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan umat Islam untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan dan Cita-Cita
sumber : https://waspada.co.id/
Tujuan
- Mendidik pemuda-pemuda Indonesia untuk menjadi keder pembangunan akhlak guna kesejahteraan Republik Indonesia.
- Mendidik pemuda-pemudi Indonesia agar menjadi alat negara yang berjiwa bersih dan suci.
- Mendidik pemuda-pemudi Indonesia agar dapat menjadi missi Islam (muballigh) di belakang hari.
Cita-Cita
- Membina dan mengembangkan pendidikan Islam dalam arti yang seluas-luasnya.
- Meningkatkan mutu dan menyebarkan syiar Islam melalui pendidikan, dakwah, bimbingan ibadah, seni budaya, dan sebagainya.
- Membentuk masyarakat Indonesia yang berilmu, beramal, dan bertakwa, cinta bangsa dan negara, serta bergerak di bidang sosial untuk izzul Islam wal Muslimin (kemuliaan Islam dan umat muslim).
Kegiatan
sumber : https://www.suara.com/
Kegiatan Masjid Agung Al Azhar yang semakin berkembang dan bermanfaat untuk umat, ini tidak lepas dari peran Prof. Dr. Hamka selaku Imam Besar Masjid Agung Al Azhar. Ceramah-ceramah beliau senantiasa membawa kesejukan dengan pilihan kalimat-kalimat yang santun dan mudah dipahami oleh pendengarnya, telah mengikat perhatian umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia, terutama melalui acara Kuliah Subuh yang disiarkan oleh RRI.
Tempat tinggal Buya Hamka yang berdekatan dengan Masjid Agul Al Azhar Kebayoran Baru. Menjadikan beliau selalu memimpin kegiatan ibadah di masjid tersebut sejak masjid tersebut pertama kali digunakan. Materi kuliah subuh tema kajian tafsir Al quran dilakukan setiap hari hingga kajian tafsir ini dimuat pada majalah Gema Islam sejak tahun 1962. Sampai kajian ini diterbitkan menjadi Kitab Tafsir Al Azhar (terdiri dari 30 juz).
Di kompleks Masjid Agung Al Azhar sekarang terdapat lebih dari 25 kegiatan dengan beragam bentuk dan corak aktifitas, seperti pengajian agama, majelis taklim, diskusi, ceramah umum, kursus, pelayanan jenazah, pelayanan kesehatan, bimbingan perjalanan haji dan umrah, pencak silat, madrasah diniyah, pendidikan formal dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi, sampai pada pelayanan perbankan (keuangan) dan travel biro (perjalanan) serta layanan pemakaman Islam yang terkenal dengan nama Al-Azhar Memorial Garden.
Fasilitas
- Ruang wudlu, jumlah tempat wudlu ada 2, yaitu disisi utara dan selatan masjid.
- Parkir.
- Taman.
- Tempat Penitipan Sepatu/Sandal.
- Aula Serba Guna.
- Mobil Ambulance.
- Kantor Sekretariat.
- Penyejuk Udara/AC.
- Kamar Mandi/WC.