Masjid Agung Makhachkala atau biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai “The Central Mosque Makhachkala” terletak di Imam Shamil Avenue No. 136, Makhachkala, Republik Dagestan, Rusia. Makhachkala sendiri merupakan sebuah nama kota yang menjadi Ibukota Republik Dagestan, yaitu salah satu anggota Republik Otonom atau Negara Bagian dari Republik Federasi Rusia, yang penduduknya mayoritas muslim.
Masjid Agung Makhackala memiliki banyak nama yaitu “The Grand Mosque in Makhachkala” atau “Yusuf Bei Camii” atau juga biasa dikenal dengan “Central Jum’a Mosque”, merupakan salah satu masjid yang dibangun di Republik Dagestan dengan desain yang hampir mirim dengan Masjid Sultan Ahmed, Istanbul Turki. Kemiripan tersebut memang disengaja karena hampir keseluruhan dananya ditanggung oleh Pemerintah Turki. Masjid Agung Makhachkala pertama kali dibangun pada tahun 1996, seleseai, diresmikan, dan mulai digunakan pada tahun 1998.
Masjid Agung Makhachkala juga menjadi salah satu masjid terbesar di seluruh benua Eropa dan Kaukasus. Masjid ini bahkan lebih besar dari Masjid Ahmad Kadyrov di Kota Grozny, Republik Chechnya karena mampu menampung hingga 17.000 jamaah, sedangkan Masjid Ahmad Kadyrov hanya mampu menampung hingga 10.000 jamaah.
Sekilas Sejarah Pembangunan Masjid Makhachkala
Menurut catatan resmi dari situs Masjid Makhachkala mengatakan bahwa masjid ini pertama kali dibangun dengan dana keseluruhan dari pemerintahan Turki pada tahun 1996 untuk menampung 5.000 hingga 7.000 jamaah saja pada awalnya. Sampai pada tahun 1998, Imam Masjid ini berasal dari perwakilan negara Turki secara formal.
Karena dirasa terlalu kecil, dan tidak mampu untuk menampung puluhan ribu jamaah lainnya, terutama pada sholat jum’at dan dua hari raya, maka proses perluasan bangunan pun dilakukan pada tahun 2004 hingga 2007 dengan dana dari swadaya masyarakat sekitar saja. Beberapa fasilitas turut dibangun pada saat rekonstruksi berlangsung.
Proses rekonstruksi bangunannya dimulai pada tahun 2005 lalu pada saat jamaah yang akan menempati masjid sudah sampai pada angka 15.000 jamaah. Keseluruhan rekonstruksinya menghabiskan dana sekitar 25 juta Rubel Rusia. Dana tersebut digunakan untuk pembelian materi, pembayaran proyek, dan juga pembayaran upah pekerja. Dana sebesar itu ternyata bukan hanya berasal dari swadaya masyarakat saja, namun beberapa tokoh dari Turki juga ikut membantu seperti bantuan karpet yang diberikan oleh Muscovite Ziyavdinom Magomedov, bahkan beliau juga menyanggupi akan memberikan bantuan penuh jika pembangunan gymnasium bagi mahasiswa Islam dan para jamaah masjid disana benar-benar dilakukan.
Arsitektural Masjid Agung Makhachkala
Pembangunan Masjid Agung Makhachkala pada awalnya memang didanai penuh oleh pemerintahan Turki, tak heran jika keseluruhan rancang bangunannya 100% bergaya Turki. Turki memang sangat terkenal dengan Emperium Usmaniyahnya yang sempat menguasai hampir separo dunia ini untuk beberapa abad lamanya. Masjid ini pun juga di dasarkan pada arsitektur bangunan masjid Emperium Usmaniyah tersebut dengan ciri khas kubah yang besar, dan beberapa menara yang tinggi menjulang seperti menusuk langit.
Arsitektur Masjid Agung Makhachkala juga dapat langsung dikenali dari bentuk menaranya yang bundar dan dibuat setinggi dan seramping mungkin seperti sebuah pensil yang lancip. Masjid ini dilengkapi dengan dua menara yang sangat tinggi dan diletakan dibagian depan masjid, sedangkan atapnya dilengkapi dengan kubah utama berukuran besar, kemudian dikelilingi oleh beberapa kubah yang berukuran lebih kecil.
Tidak main-main, Kubah utama berukuran besar di Masjid Agung Makhachkala ini dikelilingi oleh 56 kubah lain yang berukuran lebih kecil. Apalagi dibagian kubah-kubah kecil tersebut juga dilengkapi dengan ventilasi udara yang tampak seperti jendela-jendela kecil dari kejauhan. Gaya arsitektur bangunan seperti ini merupakan salah satu gaya perpaduan antara ciri khas Eropa dengan seni bina bangunan Islam Turki yang menjadikannya sangat unik.