Di Swedia tepatnya di sebuah tempat ibukotanya yaitu Stockholm terdapat sebuah masjid terbesar dan terkenal yang bernama masjid Agung Stockholm. Tak hanya terkenal dengan nama itu, masjid Agung Stockholm terkenal dengan nama Zayed bin Sultan Al Nahyan’s Mosque, Stockholm Mosque atau dalam bahasa Swedia disebut dengan nama Stockholms Stora Moske. Masjid Agung Stockholm berada di Kapellgrand 10 yang bersebelahan dengan Bjorns tradgard yaitu sebuah taman kecil di distrik Sodermalm kota Stockholm.
Nama masjid Agung Stockholm yang dikenal juga dengan masjid Syekh Zayed Bin Sultan Al Nahyan’s karena pendanaan masjid ini berasal dari penguasa Uni Emirat Arab. Masjid ini telah diresmikan pada tahun 2000 dan dikelol oleh Asosiasi Muslim Stockhold atau Association in Stockholm yang berada di bawah pimpiinan Seikh Hassan Moussa. Masjid Agung Stockholm menjadi peran penting dalam perkembangan islam disana karena sebagai titik pertemuan bagi populasi muslim di negara itu. Dengan adanya masjid juga menjadi daya tarik sendiri bagi setia umat muslim dari berbagai penjuru di wilayah Negara Swedia.
Pada dahulunya bangunan masjid Agung Stockholm merupakan sebuah gedung pembangkit listrik kota Stockholm yang telah dibangun pada tahun 1903. Hal yang menarik adalah bahwa seorang arsitek bernama Ferdinand Boberg merancangnya seperti sebuah bangunan masjid karena ternyata dia sangat tertarik dengan bangunan masjid. Ditambah dengan bangunannya yang tinggi kokoh dengan bagian ruangan didalamnya sangat luas juga atap dan jendela-jendelanya yang sangat besar dengan bangunan tersebut mengarah ke kiblat.
Meskipun dilihat dari bangunan tersebut bergaya Art Nouveau namun ada juga sentuhan dari gaya Maroko yang sangat kental. Hal tersebut karena sang arsitek, Boberg pernah berkujung ke Maroko dan sengaja mengarahkan bangunan tersebut ke arah kiblat sepert masjid-masjd besar yang ia temui di Maroko.
Akhirnya dibangunlah sebuah tempat beribadah untuk kaum muslim yang telah di diskusikan sejak dari dua puluh tahun lalu. Sebelumnya terdapat beberapa pilihan dari gedung-gedung yang dapat dialihfungsikan sebagai masjid seperti gedung Gorgerskapets ankhus di Norrtull, Observatorielunden, Kristineberg dan berbagai gedung lainnya.
Pada buan Maret 1995 proposal pembanguan masjid telah di respon oleh Dewan Kota dan pada saat itu juga Dewan Kota menawarkan sebuah gedung bekas pembangkit listrik Katarinastationen sebagai bangunan masjid tersebut. Hal tersebut membuat para muslim disana sangat bahagia karena telah mendapatkan sebuah tempat untuk ibadah. Ditambah dengan penjualan gedung tersebut oleh Dewan Kota Stockhom kepada pihak Asosiasi Muslim Stockholm dengan harga SEK 8 juta di tahu 1996.
Teryata ketika pebangunan masjid tersebut tidaklah mudah karena masih saja terdapat penolakan dan protes dari berbagai pihak. Namun karena sudah mendapatkan izin, mereka tetap melanjutkan pembangunan masjid tesebut dengan sangat antusias. Lalu pada tahun 1999 mulai dibangun dan selesai pada tahun 2000 hanya dalam waktu satu tahun masjid tersebut telah berdiri karena telah dibantu dengan bentuk asal bangunan bekas pembangkit listrik yang memang strukturnya seperti masjid memudahkan pembangunan tersebut.
Dilihat dari arsitektur nya, masjid Agung Sockhom tidak mewah dan nyentrik karna pemerintah setempat melarang pembangunan yang berbeda dengan bangunan kota lainnya. Namun ketika mengetahui interior masjid maka sentuhan nuansa islam sangat kental. Terdapat lampu gantung Kristal yang ukuannya sangat besar dan dindingnya berwarna putih. Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas perpusakaan, gymnasium, rumah makan, kantor pengurus dan lainnya. Masjid yang dapat menampung sekitar 2000 jamaah sekaligus menjadi kebanggaan umat muslim di Swedia.