Oman merupakan salah satu negara Arab yang terletak di ujung tenggara dari semenanjung Arab, berbatasan langsung dengan Republik Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab. Jika dilihat dari sejarahnya, sejauh ini Negara Oman merupakan satu-satunya Negara Arab yang paling stabil, entah itu dalam hal perekonimiannya maupun hal lainnya.
Pada sekitar tahun 2012 lalu, Oman dipimpin oleh Sultan Qaboos yang menerapkan hukum islam menjadi suatu hukum negara. Masjid pertama yang dibangun di negara tersebut dilakukan pada tahun 1300 Masehi, dibuat oleh Bibi Maryam, namun sayangnya dihancurkan oleh Portugis pada tahun 1508.
Pada tahun 1992 lalu, Sultan Qaboos memiliki gagasan untuk membangun sebuah Masjid Nasional untuk negaranya yang beribukota di Muscat. Pembangunan masjid ini memerlukan waktu hingga 9 tahun lamanya, selesai dan diresmikan pada tahun 2001 lalu dan mengambil namasultan sebagai nama masjidnya, yaitu Masjid Agung Sultan Qaboos.
Pada saat diresmikan, masjid ini mendapatkan rekor sebagai masjid yang memiliki karpet terbesar, dan juga lampu gantung terbesar di dunia, namun kini menempati rekor kedua seiring dibangunnya Masjid Agung Sheikh Zayet pada tahun 2007.
Pembangunan Masjid Agung Sultan Qaboos dimulai pada tahun 1992, sebagai masjid resmi bagi kesultanan Oman. Beberapa rencana pun dilakukan mulau tahun 1993, mulai dari pemilihan seni rancang bangunannya, tempat berdirinya dan sebagainya. Akhirnya terpilihlah salah satu lokasi yang berada di Bausher untuk pembangunan masjid tersebut. Proses pembangunan kemudian dimulai pada tahun 1995, oleh Carillion Alawi LLC. Pembangunan Masjid Agung Sultan Qaboos selesai dan diresmikan pada tanggal 04 Mei 2001 oleh Sultan Qaboos sendiri.
Proses pembangunan masjid ini juga tidak main-main, sudah menghabiskan lebih dari 300 ribu ton batu pasir merah yang diimpor langsung dari India. Kemudian Ruang Sholat utama pada bangunan masjid dibentuk dengan denah bujur sangkar dengan ukuran 74,4 x 74,4 meter. Ditambah dengan sebuah kubah setinggi 50 meter dari permukaan tanah, lalu tidak lupa dibangun juga menara utama setinggi 90 meter, yang diapit oleh beberapa menara sekunder yang memiliki tinggi 45,5 meter.
Masjid Agung Sultan Qaboos berdiri diatas area seluas 416 ribu meter persegi, dengan bangunan utama sebesar 40 ribu meter persegi. Luasnya bangunan tersebut mampu untuk menampung jamaah hingga 6,500 orang secara khusus, ruang wanita memiliki kapasitas 750 orang, sedangkan untuk pelataran masjid dapat menampung hingga 8 ribu jamaah. Total keseluruhan jamaah yang bisa ditampung oleh masjid ini adalah sekitar 20 ribu jamaah.
Karpet Rajutan Tangan serta Candellier (Lampu Gantung) menjadi interior utama yang menghias majsid ini. Pada awal dibuat, besarnya Karpet dan lampu Gantung tersebut memecahkan rekor sebagai Karpet dan Lampu Gantung tersebsar yang dimiliki sebuah masjid. Namun posisi tersebut akhirnya di geser oleh Masjid Agung Sheikh Zayed.
Total berat keseluruhan karpet tersebut mencapai 21 ton, dengan 1700 pintalan manual yang membutuhkan waktu hingga empat tahun lamanya untuk merajut keseluruhan karpet tersebut. karpet besar ini dibuat dengan penggabungan beberapa seni klasik trasinioan Tabriz, Isfahan dan Kashan. Diwarnai dengan 28 warna sekaligus, namun dengan tingkat kecerahan yang berbeda-beda. Gambar pada karpet tersebut diwarnai dengan buah-buahan kering, dan juga pepohonan.
Selain Karpet, Chandellier atau Lampu Gantung yang dimiliki Masjid Sultan Qaboos ini juga merupakan Lampu Gantung terbesar pada masanya, dan menjadi Lampu Gantung terbesar kedua saat ini, dengan panjang 14 meter, dan diimpor langsung dari pabrik Faustig Jerman.