Di wilayah Afrika Barat terdapat sebuah maasjid yang sangat populer. Masjid itu adalah Masjid Agung Touba. Tepatnya berada di kota Touba, Senegal. Masjid ini didirikan pada tahun 1887 dan selesai pada tahun 1963 oleh Amadou Bambu. Tetapi Amadou Bamba wafat dan jenazahnya dimakamkan di satu sisi dalam masjid Agung Touba pada tahun 1927. Setelah kematian Amadou Bamba, masjid ini dipimpin oleh keluarganya sendiri. Masjid Agung Touba dapat menampung jamaah hingga 7.000 orang. Tak heran bangunan masjid ini merupakan masjid terbesar di Afrika.
Dikisahkan pembangunan masjid ini berasal dari Amadou Bamba yang menerima petunjuk dari Allah SWT dalam bentuk cahaya di bawah pohon yang berada di daerah ini pada tahun 1887. Dulunya tempat ini sangat terpencil dan penuh oleh rimba belantara. Ternyata seorang Amadou Bamba adalah sufi yang sangat terkenal di Senegal dan juga sangat dihormati. Karenanya, pemerintah Perancis yang pada saat itu berkuasa di wilayah Touba merasa cemas dan khawatir. Akhirnya mereka menangkap Amadou Bamba dan dibuang ke Gabon pada tahun 1895 hingga 1902 dan di Mauritania pada tahun 1903 hingga 1907. Namun sayangnya segala strategi yang dilakukan pemerintah Perancis selalu gagal. Sebaliknya, penahanan terhada Amadou Bamba justru membuat pengikutnya semakin bertambah memuji Amadou Bamba.
Masjid Agung Touba memiliki lima menara dan tiga buah kubah yang berukuran besar. Menara utamanya merupakan yang tertinggi mencapai ukuran 87 meter dan disebut juga dengan “Lamp Fall”, sedangkan menara lainnya memiliki ukuran tinggi 66 meter. Nama itu diberikan oleh Syekh Ibrahim Fall yaitu salah seorang Syekh yang sangat berpengaruh di kota Touba. Tak hanya digunakan sebagai tempat beribadah, masjid ini juga memiliki berbagai fasilitas yang menunjang lainnya. Seperti perpustakaan, balai tamu resmi, pemakaman dan lain-lain. Pemakaman tersebut adalah makam dari anak-anak Amadou Bambu yang berada di sebelah masjid.
Touba yang berada di Negara Senegal Afrika ini merupakan sebuah kota yang terletak di Ibukota Senegal. Touba sendiri memiliki arti kebahagian dan dapat diartikan juga sebagai pohon dari surga. Memiliki arti nama seperti itu mungkin karena tempat ini penuh akan keberkahan. Tak hanya memiliki nama yang bagus, Touba sendiri dikenal sebagai kota suci karena ditempat ini minuman keras dan tembakau diharamkan beredar.
Sebenarnya kota Touba merupakan kota yang sangat terpencil. Namun setelah pembangunan masjid ini selesai, kota Touba berkembang menjadi sangat pesat dan bukan lagi kota kecil. Di tahun 1964 penduduk disana berjumlah 5.000 jiwa. Kemudian di tahun 2007 berkembang pesat hingga memiliki penduduk berjumlah 529.000 jiwa. Karena memiliki masjid yang luar biasa, banyak orang yang berasal dari berbagai wilayah negeri tersebut berziarah ke makam Amadou Bamba pada setiap event liburan maupun hari besar islam.
Selain itu, dibagian dalam masjid terdapat pola-pola geometris pada dekorasi mozaik dinding dan langit-langit masjid. Jendela masjid pun menggunakan kaca patri berhias corak geometris yang sangat indah. Keindahan masjid ini ditambah dengan adanya air mancur sebagai tempat wudhu utama yang berada di bawah masjid. Bangunan ini setidaknya menggunakan 4.800 ton batu marmer.
Jika dilihat dari luar, dinding masjid ini berwarna putih tulang dengan mencerminkan gaya islam klasik dan tradisional Maghribi dengan kubah berwarna hijau dan biru. Kubah berwarna hijau merupakan makam dari pendiri masjid ini, yaitu makam Amadou Bamba. Sedangkan kubah besar lain menunjukkan ruang shalat utama di bagian mihrab. Dibagian depan masjid terdapat halaman yang begitu luas. Seperti halnya Masjidil Haram dan masjid Nabawi, halaman ini digunakan untuk menampung beberapa jamaah yang makan menunaikan ibadah shalat.
Masjid Agung Touba mengalami perluasan dan renovasi. Pada tahun 1980-an dilakukan penambahan ruang shalat dan rancangan arsitekturnya disempurnakan oleh arsitek Jepang, Tashiko Mori. Pada tahun 1990-an Tashiko Mori melakukan penyempurnaan masjid, dengan menambahkan beberapa interior marmer yang membuat keindahan dan kemegahan masjid semakin terpancar.