Masjid Al-Anshor – Pekojan Jakarta Barat
Masjid yang memiliki nama “Al-Anshor” ini terletak di Jln. Pengukiran IV RT/RW 06/04, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Kawasan pekojan dulunya memang kawasan pemukiman muslim pertama sejak penjajahan belanda. Tak heran jika pada kawasan ini terdapat masjid tua yang umurnya sudah beradab-abad, namun tetap terpelihara, berdiri kokoh, dan masih difungsikan sebagaimana mestinya, sebagai tempat peribadatan umat muslim di kawasan tersebut.
Salah satu peninggalan pada masa sebelum penjajahan dan selama penjajahan belanda adalah “Masjid Al-Anshor” yang dibangun sekitar akhir abad ke-16, tepatnya pada tahun 1684 M, yaitu 30 tahun sebelum pasukan penjajahan Belanda datang dan menghancurkan Jayakarta (nama Jakarta pada zaman dulu), kemudian mendirikan Batavia.
Masjid ini sekaligus menjadi masjid tertua yang berada di Pekojan, lebih tua dari masjid tua lainnya seperti “Masjid Jami Annawier” (1760), “Masjid Langgar Tinggi” (1829), “Masjid Azzawiyah” (1812), serta “Masjid Raudah” (1905).
Sampai saat ini, masjid ini sudah berumur lebih dari 3 abad lamanya. Semakin maju zaman dan teknologi serta infrastruktur, membuat masjid Al-Anshor menjadi sangat sulit dkenali, karena tidak ada perubahan yang dilakukan untuk memperluas area masjid. Saat ini, bangunan masjid terhimpit oleh beberapa bangunan hunian rapat yang berada di sekitarnya. Akses jalan masuk ke masjid ini hanya berupa gang yang sangat kecil, hanya cukup untuk pejalan kaki saja, memang kondisi yang cukup memprihatinkan, mengingat masjid ini memiliki sejarah yang luar biasa.
Meskipun dijadikan Cagar Budaya serta Perlindungan Sejarah, namun masjid ini hampir tidak memiliki jejak sejarah apapun tentang perkembangan islam pada masa itu, karena renovasi yang dilakukan hampir menghapus seluruh jejak peninggalan sejarah pada arsitektur bangunannya. Meskipun begitu, paling tidak masjid ini sampai sekarang juga masih dicatat sebagai masjid tertua di daerah Jakarta.
Nama masjdi ini diambil dari kata bahasa arab “Al-Anshor” atau secara harfiah berarti “Pendatang”, sangat cocok dengan asal usul masjid ini yang dibangun oleh para pendatang muslim yang berasal dari negara India pada tahun 1684,lahan tempat pembangunan masjidnya pun juga berasal dari tanah wakaf seorang muslim keturunan India.
Adolf Heuken SJ, salah satu sejarawan yang sudah meneliti semua masjid-masjid tua di Jakarta juga sudah menjelaskan bahwa Masjid Al-Anshor ini adalah masjid tertua yang berada di Jakarta, dibandingkan dengan masjid-masjid lainnya.
Masjid ini pertama kali ditemukan dan dilaporkan oleh seorang pendeta pada pertengahan abad ke-17, kemudian dilaporkan kepada Dewan Gereja pada tahun 1684, terletak di daerah Pekojan, yaitu daerah yang paling banyak memiliki masjid pada saat kompeni Belanda menguasai Jakarta.
Dulu pada pekarangan masjid masjid ada beberapa tempat pemakaman tua, namun saat ini pemakaman tersebut digusur dan dibangun pemukiman penduduk hingga hanya tersisa masjid tanpa pekarangan, dan hampir menyatu dengan pemukiman penduduk sekitar.
Ukuran masjid ini pun hanya tidak lebih dari 10 meter persegi saja, dan berdiri dilahan seluas 1.705 meter persegi.
Pemakaman yang tersisa dari masjid ini adalah pemakaman kuno yang terletak di depan masjid, dan merupakan pemakaman etnis India.
Sangat sulit untuk menentukan bagian masjid mana yang masih asli dari tahun pendiriannya, karena masjid ini sudah mengalami 2 kali pemugaran yaitu pada tahun 1973 dan 1985, tanpa meniggalkan bekas arsitektur asli dari masa pembangunannya.
Dari arsitektur masjid pun tidak terlihat bahwa bangunan ini merupakan masjid, karena dibagian depan tanpa gerbang, dan akses masuknya hanya dua buah pintu layaknya rumah penduduk. Pada sebelah sisi kanan masjid terdapat kamar mandi dan tempat berwudhu.
Jika melihat dari penjelasan diatas, masjid ini seharusnya lebih diperhatikan, apalagi tempatnya saat ini yang hampir tertutup oleh perumahan penduduk dan hanya menyisakan sebuah gang kecil saja untuk jalan akses kedalam masjid.