Masjid unik bernama Arkam Babu Rahman ini berlokasi di Teluk Palu, atau Kampung Lere, di Palu Barat provinsi Sulawesi Tengah. Sekitar 30 meter jarak dari bibir pantai telah berdiri masjid terapung ini. Pembangunannya baru selesai pada awal tahun 2012 silam. Masjid ini dibangun dengan tujuan mengenang Dato Karama, yakni seorang penyebar agama Islam yang ada di Kota Palu di abad ke-17. Memiliki luas sekitar 121 meter persegi yang mampu menampung hingga 150 Jamaah.
Selain letaknya berada di atas laut, masjid ini juga memiliki keunikan lain ketika dilihat di Malam hari yakni Kubahnya yang mampu memancarkan cahaya 7 warna. Yakni merah, jingga, hijau, biru, ungu, pink dan juga putih yang selalu bergantian. Keindahan ini karena adanya alat modern yang didatangkan langsung dari negri Cina. Jadi, bila anda penasaran, bisa langsung berkunjung ke masjid ini ketika malam hari. Dijamin keindahannya tak anda temukan di masjid lain.
Sementara bangunan tiang Masjid juga akan terlihat ketika air sedang surut saja. Sehingga ketika air sedang pasang, maka masjid terlihat seperti terapung. Jembatan sebagai jalan menuju Masjid juga dihiasi oleh lampu bagian kiri dan kanan. Hal ini dijadikan sebagai tempat favorit para pengunjung yang ingin berfoto dan menikmati teluk palu serta pusat Kota palu di kejauhan.
Masjid ini juga didominasi deng warna krem yang dipadukan warna keemasan maupun hijau di seluruh bagian dinding masjid. Desain arsitektur Masjid juga sangat modern karena memiliki 4 kubah kecil di setiap sudut yang telah mengelilingi kubah induknya. Kubah yang paling tepat untuk daerah sekitar pantai agar tahan dengan goncangan yang besar ialah kubah flannel enamel. Jenis kubah ini memang sangat pas untuk wilayah yang memiliki resiko guncangan sangat besar. Kubah jenis ini juga sangat bagus warnanya sehingga sangat cocok dengan warna masjidnya.
Adapun kubah bergaya modern ini biasanya menggunakan bahan berupa plat baja yang memiliki ketebalan 0,8 hingga 1,0 mm. Material yang ringan tersebut lebih gampang mengalami korosif, namun dengan sistem pengecatan enamel yang dilakukan akan menjadikan bahan ini lebih terjaga dari karet. Selain itu, pengecatan sistem enamel yang dilakukan juga memiliki daya tahan sampai 20 tahun asalkan pada pembuatannya tidak ada cacat fisik, baik saat mengecatnya atau saat mengaplikasikannya. Karena jika terdapat cacat fisik, maka bisa berdampak munculnya celah yang berakibat proses korosif pada bagian bahan dasarnya. Selain itu, cat enamel juga tidak bisa dilakukan pengecatan ulang. Sehingga bisa menghemat biaya renovasi masjid untuk setiap tahunnya.
Jika dilihat dari struktur bangunannya, maka masjid Terapung di Palu ini memiliki luas yang mencapai hingga 121 m2 dengan pondasi yang kuat yakni ditopang hingga 25 pilar yang memiliki kedalaman sampai 10 meter. Kokohnya tiang mampu menahan serangan ombak yang selalu datang dari tengah lautan. Dikarenakan intensitasnya yang tidak terlalu ganas, maka resiko kerusakan pada masjid menjadi sangat minim.
Sementara bagian interior yang tampak juga sangat indah. Bagian lantainya di pasang keramik yang langsung diimpor dari Negara India. Sehingga meskipun masjid ini berada di tepi laut, pemilihan materialnya pun tetap memperhitungkan estetika yang membuat keindahannya tetap terpancar. Hembusan angin laut yang sangat kencang, dan bunyi deburan ombak di sekitar pantai, mampu menambah khusukya beribadah dalam Masjid Terapung Palu ini.