Auburn Gallipoli Mosque atau dalam bahasa indonesianya berarti Masjid Auburn Gallipoli merupakan salah satu masjid terbesar yang berada di Negara Australia, tepatnya berada di 15-19 Gelibolu Parade, Auburn NSW 2144, Australia. Masjid ini dibangun dan dikelola oleh umat muslim asal Turki yang tinggal dan menetap di Sidney, Australia. Tidak heran jika arsitektur bangunannya lebih mirip dengan masjid-masjid pada era kejayaan Emperium Usmaniah / Turki Usmani / Ottoman, dengan ciri khas kubah besar pada bagian atap dan juga menara yang menjulang tinggi seperti menusuk langit. Bangunan masjid ini juga menjadi salah satu simbol persahabatan antar kedua negara Australia dan Republik Turki.
Masjid ini dapat menampung hingga lebih dari 5000 jamaah yang sebagian besar berasal dari keturunan Muslim Turkish Australians, atau Keturunan Turki yang tinggal di australia. Nama Gallipoli sendiri diadopsi dari Gallipoli Campaign, yaitu pemimpin perang pada saat Perang Dunia Pertama terjadi, dan juga berperan penting dalam menjalin hubungan sejarah antar keduanya.
Pada awalnya, bangunan masjid Gallipoli merupakan bangunan hunian tempat tinggal yang kemudian di bongkar dan diperluas dengan menghilangkan beberapa sekat rumah tersebut. kemudian barulah kegiatan peribadatan umat muslim disana bisa terealisasi dengan baik pada tanggal 03 November 1979. Baru kemudian setelah 20 tahun lamanya menempati rumah hunian yang dialihfungsikan sebagai masjid, umat muslim disana perlu untuk mempertimbangkan pembangunan masjid yang asli. Akhirnya pada tahun 1986 pembangunan masjid baru dimulai, selesai dan diresmikan pada tanggal 28 November 1999.
Sebenarnya, gagasan untuk pembangunan Masjid Auburn Gallipoli sudah muncul dari tahun 1974, namun beberapa hambatan juga ikut terjadi, seperti kekurangan dana maupun sulitnya untuk mendapatkan perijinan di wilayah tersebut. Akhirnya pada bulan juli 1985, pemerintah dewan kota Auburn merilis surat izin untuk pembangunan masjid tersebut. ditaksir dana yang dihabiskan untuk pembangunan masid pada kala itu adalah $4,5 juta, yang mampu untuk menampung hingga lebih dari 5000 jamaah sekaligus.
Sedangkan untuk izin bangunan yang boleh di jadikan sebagai tempat pembangunan masjid adalah rumah hunian yang pada awalnya dibeli dan di alihfungsikan sebagai masjid 20 tahun silam. Beberapa hambatan turut ditemui pada saat itu, terutama dari masyarakat non-muslim yang berada di sekitar lokasi berdirinya masjid. Mereka menganggap bahwa pembangunan masjid tersebut akan menyebabkan kemacetan setiap pelaksanaan sholat jum’at.
Meskipun mendapatkan beberapa kecaman dari berbagai pihak yang sampai masuk penerbitan berita, namun pembangunan masjid ini masih tetap berjalan dan selesai pada tanggal 28 November 1999, dan menghabiskan dana senilai $6,5 juta, pada masa itu.
Bila kita menghitung jarak antara awal dimulainya pembangunan sampai masjid ini siap di gunakan sebagai tempat peribadatan memang relatif lama, karena memerlukan waktu sekitar 14 tahun. Proyek pembangunan masjid tersebut terkesan lambat karena terhalang dana, apalagi dana yang digunakan untuk membangun masjid hanya berasal dari swadaya masyarakat muslim yang tinggal di Australia. Separo dari seluruh dana pembangunan berasal dari muslim Turki, sedangkan separo lainnya didapatkan dari donasi berbagai negara.
Masjid Auburn Gallipoli ini didirikan diatas lahan seluas 4000 meter persegi, dengan rancang seni bangunnya di tangani oleh seorang arsitek bernama Omer Kirazoglu. Dia memang sengaja membuat desain masjid ini seperti masjid Emperioum Usmaniyah pada umumnya, dengan kubah besar dibagian atap tengah, serta dibangun menara kembar di kedua sisinya sehingga mencerminkan bangunan khas Emperium Usmaniyah.