Indonesia merupakan salahsatu negara mayoritas penduduknya beragama islam. Jakarta yang menjadi ibukota Negara Indonesia ini juga merupakan salah satu kota terkenal dan paling sibuk di Nusantara. Disamping mayoritanya beragama islam, bangunan untuk tempat beribadah pun sangat mudah ditemukan dimanapun. Salah satunya di Jakarta. Meskipun tempatnya begitu padat dan dipenuhi oleh berbagai bangunan perkantoran, tetapi tempat untuk beribadah umat muslim juga tak kalah tersedia. Dan salah satu masjid yang terkenal di Jakarta tepatnya di Jalan Gatot Subroto adalah Masjid Baitul Mughni.
Bangunan masjid ini tak kalah megah dengan berbagai bangunan modern lainnya di Jakarta. Masjid Baitul Mughni juga termasuk megah karena sangat besar ditunjang dengan kubah besar serta menaranya yang tinggi. Masjid Baitul Mughni sangat populer dan mudah ditemukan karena berada dekat dengan gedung Menara Global yang luar biasa tinggi.
Selain disebut sebagai nama masjid Baitul Mughni, masjid ini juga disebut dengan nama masjid Kuningan karena berada di dekat perempatan Kuningan. Masjid ini berdiri di atas sekitar 6000 meter dan berlokasi di tempat yang strategis di Kavling 26 Jalan Gatot Subroto Kuningan Jakarta Selatan. Ternyata bangunan masjid Baitu Mughni merupaan sebuah wakaf dari seorang ulama yang terkenal berasal dari Betawi pada tahun 1940an yaitu Guru Mughni. Masjid Baitul Mughni juga dikelilingi oleh beberapa pusat perkantoran sertan sentra bisnis dari Gatot Subroto, Sudirman-Thamrin dan Rasuna Said. Selain itu terdapat juga bangunan dari Jamsostek, Gedung Telkom serta beberapa bangunan lainnya.
Majid Baitul Mughni juga memiliki sejarah yang tak lepas dari Guru Mughni sendiri. Berawal dari tahun 1901 ketika beliau baru pulag dari tanah suci lalu kembali ke Batavia, yang pada saat itu merupakan kota Jakarta. Kemudian beliau membeli sebuah lahan dan langsung mendirikan sebuah masjid tetapi pada saat itu ukuran masjid tersebut masih terbilang kecil dengan ukuran 13 x 13 meter. Proses pembangunan masjid tersebut menggunakan bahan batu bata serta lantainya berubin warna merah. Atap pada masjid itu juga memakai genteng. Meskipun ukurannya kecil dan belum terdapat berbagai hiasan mewah, namun masjid tersebut termasuk bangunan masjid yang mewah di masanya dan juga diwilayahnya. Pada saat itu juga bangunan masjid itu memiliki bentuk persegi empat dengan mihrab di depan sebagai tempat imam untuk memimpin shalat.
Seiring dengan pekembangan zaman serta semakin banyak jamaah, maka masjid tersebut diperluas pada bagian belakangnya ditambah degan bahan bangunan dari anyaman bambu. Pada bagian belakang itu digunakan sebagai tempat untuk mengaji serta tak jarang para murid bermalam disana. tak sedikit juga murid-urid tersebut yang berguru ke Guru Mughni meskipun rumah mereka cukup jauh dari masjid tersebut.
Setelah Guru Mughni wafat, bangunan masjid tersebut ditambahkan menara serta dilakukan beberapa renovasi masjid. Namun meskipun telah dilakukan perbaikan tetapi masih terdapat peninggalan masjid sebelumnya yang utuh adalah bagian pilar masjid. Saat ini masjid Baitul Mughni bukan lagi sebuah bangunan yang kecil melainkan bangunan yang megah dengan aritektur yang menarik. Tk hanya digunakan sebagai tepat beribadah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat pendidikan dan penyebaran ilmu agama. Bahkan hingga saat ini masjid Baitul Mughni merupakan sebaai pusat informasi Ru’yatul Hilal atau disebut dengan penentuan awal Ramadhan dan awal Syawal. Bangunan masjid dengan catnya berwarna putih hingga pada bagian kubah dan menaranya menjadi sebuah bangunan masjid yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat muslim khususnya di wilayah Jakarta Selatan.