Jika anda ingat dengan momen Piala Dunia Sepakbola pada tahun 2014 yang diselenggarakan di negara Brazil, pasti tahu dengan Kota Cuiaba yang saat itu juga menjadi salah satu tempat penyelenggaraan momen tersebut. Kota Cuiaba adalah ibukota negara bagian Mato Grosso, Republik Federasi Brazil, yang merupakan salah satu kota metropolitan Brazil sekaligus menajdi pusat bagi Amerika Selatan secara geografis.
Kota ini didirikan sekitar tahun 1719 pada saat Gold Rush, yaitu masa gemilang tambang emas didaerah tersebut, sekaligus menjadi ibukota provinsi ataupun Negara Bagian Mato Grosso pada tahun 1818 sampai saat ini. Kota ini merupakan kota yang terkenal sebagai pusat perdagangan dengan julukan “Gerbang Selatan Amazon”. Karena sebagai kota perdagangan, pertumbuhan ekonomi serta infrastruktur kota ini sangat pesat.
Kota ini juga menjadi terbesar di Mato Grosso, dengan komunitas muslim yang cukup padat. Muslim di kota Cuiaba adalah keturunan dari Suriah, Lebanon dan juga Palestina. Jumlah total sampai saat ini seluruhnya sekitar 600 – 1000 jiwa. Sebagian mereka adalah pengungsi pada saat perang dunia II terjadi, dan menetap dikota tersebut sampai sekarang.
Karena saat ini menjadi kota perdagangan, masyarakat muslim didaerah tersebut kini menempati level menengah keatas, dengan usaha perdagangan yang maju.
Kemudian, dikota ini telah lama berdiri sebuah masjid yang terkenal dengan menaranya yang super tinggi, bahkan bisa menyaingi menara gedung perusahaan telekomunikasi terbesar di kota tersebut.
Masyarakat setempat menyebutnya dengan “Mequita Mosulmana” atau dalam bahasa indonesia berarti “Masjidnya Orang Muslim”. Muslim Cuiaba bergabung dalam Organisasi Islam “The Muslim Beneficent Society of Cuiaba” yang sudah berdiri dari tahun 1972 silam, pada saat itu masyarakat muslim sudah memiliki masjid dikawasa Bandeirantes.
Kemudian, masjid Cuiaba mulai dibangun pada tahun 1975 sampai selesai pada tahun 1978, tepatnya pembangunan dimulai pada tanggal 10 Agustus 1975 kemudian diresmikan pada 16 Juli 1978. Pembangunan masjid ini menghabiskan lebih dari $70.000 yang berasal dari bantuan pemerintah Saudi Arabia.
Pada masa tersebut, hanya ada sekitar 95 kepala keluarga yang berkontribusi dalam pembangunan masjid. Disamping area masjid terdapat juga sekolah islam yang dibangun pada tahun 1979, sebagai sarana pendidikan dasar kelas 1 sampai 4.
Masjid Cuiaba ini akan sangat ramai pada saat hari raya lebaran. Suasana kerukunan islam sangat terasa disana karena ada kegiatan halal bihalal yang melibatkan seluruh penduduk muslim disana. Acara terasa sangat ramai, karena seluruh penduduk muslim melakukan sholat ied bersama-sama, dilanjutkan dengan beramah tamah sambil berjabatan tangan satu sama lainnya.
Sedangkan untuk desainnya, masjid ini memiliki desain seperti masjid arab, dengan kubah besar, dan menara yang tinggi. Pada bagian interior masjid terdapat lampu gantung yang menghiasi kubah serta ornamen-ornamen kaligrafi asal timur tengah.
Sedangkan mimbar yang digunakan sangat unik, yaitu berupa tangga dengan pegangan dari kayu. Untuk desain pintu dan jendela memang hampir sama dengan masjid-masjid pada umumnya.
Meskipun hanya sedikit jumlah umat islam yang tinggal di daerah Cuiaba, namun kehidupan antar umat beragama disana sangat rukun, apalagi brazil dipenuhi dengan umat beragama kristen maupun ateis.
Pada saat Piala Dunia Sepakbola 2014 berlangsung, masjid ini sempat dikunjungi oleh beberapa pemain Timnas Bosnia yang akan melakukan shalat jum’at berjamaah. Pada saat itu, keramah tamahan penduduk islam Cuiaba sempat memukau para pemain sepakbola tersebut.