Masjid ini terletak di Forty Tatar Village, Vilnius District, Lithuania. Masjid ini juga merupakan salah satu masjid yang dibangun oleh kaum muslim Tatar pada saat bertempat dikawasan Lithuania untuk membantu peperangan yang terjadi antara Lithuania dan Uni Soviet.
Lithuania sendiri sebelumnya memang kalah dalam peperangan dan menjadi salah satu negara bagian dari Uni Soviet yang berada di daerah Baltik, utara Benua Eropa. Lithuania disebut-sebut dengan satu-satunya negara yang memiliki masjid pada saat itu sampai pada tahun 2009. Barulah pada tahun 2009 beberapa masjid dan perkumpulan umat islam (Islamic Center) dikawasan Baltik baru boleh di dirikan.
Masjid ini juga mirip masjid Nemezis yang tidak memiliki nama asli, namun hanya diberikan nama sesuai dengan tempat berdirinya. Masjid Forty Tatar, memang didirikan pada tahun 1556 di desa Forty Tatar, namun mengalami kehancuran pada masa peperangan. Dan akhirnya dibangun kembali pada tahun 1819.
Masjid ini sudah berumur sangat tua, yaitu dari abad ke-15 tepatnya pada tahun 1558. Namun pada saat itu masjid ini sempat terbakar tak tersisa saat Napolean menyerbu ke Rusia. Lalu umat muslim di daerah Forty Tatar membangun kembali masjid tersebut pada tahun 1815 dan bertahan sampai saat ini. Masjid ini kemudian menyandang julukan sebagai “Masjid Tertua” di Lithuania.
Pada masa kekuasaan Uni Soviet, seluruh masjid di daerah Lithuania dilarang untuk digunakan, serta seluruh aktifitas keagamaan apapun juga dilarang, mengingat Uni Soviet merupakan negara dengan paham komunis. Namun kaum muslimin di sekitar masjid tetap bersikeras menggunakan masjid ini meskipun dengan sembunyi-sembunyi. Kemudian baru pada tahun 1980-an setelah Uni Soviet runtuh, masjid ini dikembalikan kepada masyarakat sekitar untuk kembali digunakan sebagai tempat peribadahan.
Setelah terbengkalai selama puluhan tahun, masjid ini mengalami kerusakan hampir total. Lalu pada tahun 1993, masjid ini dipugar kembali agar bisa digunakan dengan nyaman. Pada tahun 1996, masjid ini menerima sertifikat sebagai cagar budaya nasional dengan nomor pengesahan 1768. Batu prasasti juga dibuat untuk mengenang umur masjid yang sudah mencapai 6 abad.
Masjid Forty Tatar saat ini menjadi satu-satunya masjid yang ada di wilayah Desa Forty Tatar, dan digunakan oleh sekitar 120 orang muslim yang sebagian besar merupakan keturunan dari pasukan muslim Tatar pada masa Kaisar Vytautas.
Disamping masjid ini pun juga terdapat kompleks pemakaman tua yang biasa disebut dengan Mizaras dan sudah berumur ratusan tasun.
Sedangkan untuk bagian arsitekturnya, masjid Forty Tatar memiliki denah segi empat, dan mirip seperti masjid Nemezis. Yaitu menggunakan kayu, kemudian dengan dinding papan. Yang membedakan antara masjid Forty Tatar dan masjid Nemezis adalah tidak adanya menara serta desainnya hanyalah seperti rumah hunian penduduk sekitar. Namun, tetap diberikan kubah metal dipuncak atapnya, sehingga bisa dibedakan mana rumah hunian dan mana masjid Forty Tatar.
Kubah masjid Forty Tatar memiliki denah segi delapan, dengan sebuah tatakan bundar yang semuanya berbahan kayu. Kubah tersebut memang hampir mirip seperti sebuah menara kecil dengan ornamen bulan sabit yang merupakan ciri khas simbol dunia islam. Masjid ini tidak memiliki mihrab seperti kebanyakan masjid pada umumnya, hanya disisi kiblat diletakkan mimbar kayu berukuran kecil.
Meskipun ruangan sholat sangat kecil, namun untuk tempat sholat pria dan wanita tetap dipisahkan secara permanen diberi sekat dinding yang terbuat dari kayu. Ruangan sholat wanita memang berada disisi ruang utama sholat, namun tetap terpisah dengan pintu akses yang berbeda.
Masjid ini memang lebih mirip dengan rumah pohon, karena tidak ada cat yang menghiasi dinding-dindingnya. Kayunya dibiarkan dengan warna alaminya.