Masjid Hijau (Yesil Camii) terletak di Yesil 16360 Yildirim / Bursa, Turki. Merupakan salah satu masjid tua yang berada di bekas ibukota Negara Emperium Usmaniyah.
“Yesil Camii” dalam Bahasa Indonesia berarti “Masjid Jami’ Hijau”, disebud dengan Masjid Jami’ karena masjid ini berukuran besar, sedangkan untuk penyebutan musholla dalam bahasa turki adalah “Mescid”, sedangkan dalam bahasa inggris masjid ini sering disebut dengan “Green Mosque”.
Masjid ini dinamai dengan “Yesil Camii” atau “Masjid Jami’ Hijau” adalah karena hampir seluruh eksterior dan interior masjid pada saat itu didominasi dengan warna hijau dan hijau toska. Mirip dengan masjid Sultan Ahmed Istanbul yang dikenal dengan “Blue Mosque” karena keseluruhan bangunannya didominasi oleh warna biru.
Dilihat dari ukuran bangunannya, masjid Hijau atau masjid Yesil Cami tidak sebesar Masjid Agung Bursa. Kelebhian dari masjid ini yaitu keindahan tersendiri yang berasal dari peralihan seni bina bangunan dari era Seljuk Turki ke era Usmaniyah Turki. Ciri khasnya yaitu berupa kubah yang besar dan menara yang dibangun sangat tinggi pada bangunan masjid Emperium Usmaniyah. Pada masa pemerintahan Sultan Celebi Memet tepatnya di tahun 1419 masjid Yesil mulai dibangun dan rampung tahun 1421 secara keseluruhan.
Sultan Celebi Mahmet memilih arsitek Haci Ivaz Pasha untuk mendesain banguan masjid Yesil. Hasil desainnya, masjid Yesil memiliki ornamen-ornamen dibuat langsung oleh tangan para pelukis ternama seperti Haci Ali, Ilyas Ali serta Mehmet Mecnun. Mereka adalah para pelukis yang sangat terkenal dimasanya. Terutama lukisan pada keramik yang semakin indah mencerminkan kemegahan masjid Yesil. Tak hanya banguan masjid saja yang berada dikomplek tersebut, ternyata disana terdapat Maosoleum atau disebut juga dengan bangunan makam tepatnya disebelah sebrang jalan masjid Yesil. Selain bangunan makam, terdapat juga Pemandian khas Turki dan Madrasah untuk belajar mengajar keagamaan.
Dijelaskan sebelumnya bahwa masjid Yesil memiliki keindahan yang luar biasa terutama pada bagian interior masjid. Karena disana ornamennya didominasi dengan warna hijau dari ribuan keramik buatan tangan dari para seniman yang sangat berbakat dan kreaif. Pada bagian mihrab masjid tingginya mencapai 10 meter dan berbentuk cerukan ke dalam tembok dengan ornamen sarang lebah menggantung seperti stklaktit di bagian sisi atasnya. Yang berbeda dengan masjid-masjid Usmaniyah adalah tidak terdapat dua pilar besar di sisi kiri kanannya.
Bagian mihrab itulah yang sangat indah dan menonjol dengan hiasan keramik. Ditambah dengan sebagian besar dari interior masjid Yesil dihiasi dengan keramik buatan tangan membuat masjid ini unik dan berbeda dengan masjid lainnya pada saat era Usmaniyah.
Tak hanya itu saja, pada bagan khusus muadzin dan area khusus Sultan dihiasi juga menggunakan keramik buatan tangat tersebut. Namun motif pada area Sultan adalah motif bunga. Hasil kerja keras dan bakat yang dimiliki oleh para seniman tersebut menjadikannya sebuah mahakarya yang telah dibuat oleh para seniman yang kreatif tersebut.
Selain itu, keunikan lain yang dimiliki masjid Yesil adalah denahnya berbentuk huruf ‘T’ yang terbalik sehingga jika dibagi ke beberapa bagian ruangan didalam masjid terbagi menjadi tig bagian, yaitu ruang utama, ruang sayap kiri dan ruangan sayap kanan. Sedangkan dibagian tengah masjid terdapat sebuah pancuran untuk para jamaah berwudhu dan terbuat dari bahan batu pualam.
Itulah gambaran dari masjid terkenal yang berada di Turki dengan keindahan dan kemegahan keramik buatan tangan dari para seniman berbakat.