Maladewa atau dikenal juga dengan nama Maldives merupakan negara kepulauan di tengah Samudera Hindia yang terdiri dari rangkaian 1192 pulau-pulau kecil, namun sebagian besar pulau tidak berpenghuni karena luas pulau tersebut sangat kecil hanya berupa karang mungil di tengah samudera. Tak heran Maladewa termasuk dalam daftar negara terkecil di dunia yang memiliki luas 298 km2, bahkan ukurnnya lebih kecil jika dibandingkan dengan luas pulau Batam di Indonesia dengan seluas 415 km2. Pulau tersebut merupakan beberapa pulau mini yang menjadikan Maladewa sebagai negara yang begitu mengkhawatirkan dari dampak pemanasan global.
Di Maladewa terdapat sebuah kota besar bernama Male yang merupakan ibukota negara tersebut. Luas kota Male hanya 2.6 km2 ukuran tersebut sedkit lebih luas dari pulau Penyengat yang memiliki luas 1.87 Km2 di kota Tanjung Pinang provinsi Kepulauan Riau yang terkenal karena memiliki Masjid Telur Putih Sultan Riau. Kota Male yang luasnya seperti itu menjadikan ibukota berbentuk pulau paling kecil di dunia, juga sebagai ibukota terpadat penduduknya, yang berjumlah 90.000 penduduk dari total 385.000 penduduk.
Maladewa yang merupakan sebuah Republik telah menerapkan hukum islam sebagai hukum negara dengan agama islam sebagai satu-satunya agama yang di akui di Maladewa. Di kota Male pun terdapat sebuah masjid Negara dengan umurnya yang sudah sangat tua karena telah dibangun sejak lama dan menyimpan sejarah panjang peradaban Islam di Maladewa. Masjid tersebut bernama Masjid “Hukuru Miskiiy” dengan bangunan kuno dan sangat sederhana, sekaligus merupakan masjid yang dibangun pertama kali di Maladewa.
Sekitar 140 meter dari Masjid Agung Jum’ah atau Grand Friday Mosque Male telah berdiri Masjid Hukuru Miskiiy. Masjid tersebut merupakan Islamic Center dan Masjid Nasional Maladewa yang memiliki nama resmi Masjid “Al-Sultan Mohammed Thakurufanan-al-A’z’am”. Jarak dari bibir pantai hanya sekiar 100 meter dan bangunan masjid tersebut sejajar dengan Istana Kepresidenan Maladewa yang berada ditepi pantai.
Pada tahun 1153 Maladewa merupakan sebuah Kesultanan Islam di abad ke 12 yang dibentuk oleh seorang ulama yang berasal dari Afrika Utara yaitu Abu Barkat Yoosuf Al Barbary. Perlu diketahui bahwa sebelumnya di Maladewa mayoritas penduduknya menganut agama Budha.
Ulama Abul Barakat Yoosuf Al Barbary pernah singgah di Maladewa pada saat kekuasaan Raja Sri Tribuvana atau juga disebut dengan Dhovemi of The Maldives. Beliau naik tahta pada tahun 1138 dari Dinasti Theemuge sebagai raja kedua dan berganti nama menjadi Muhammad Ibnu Abdullah dengan gelar Dharumavantha (Dharumas) Rasgefaanu ketika beliau masuk islam. Lalu Muhammad Ibnu Abdullah mengirimkan para da’i untuk menyebarkan dan mengajarkan agama islam ke berbagai pelosok di Maladewa.
Sultan Muhammad Ibnu Abdulah adalah seseorang yang pertama kali memeluk agama Islam di negara tersebut, lalu diikuti oleh istri dan anak-anaknya, kemudian istana kesultanan diubah menjadi pusat agama kerajaan dan sejak saat itu juga ajaran agama Budha ditinggalkan. Bahkan candi-candi yang berada disana telah dirobohkan dan arca-arca Budha dihancurkan lalu dibangun tempat untuk beribadah umat islam yaitu masjid.
Pembangunan masjid Hukuru Miskiiy pertama kali dilakukan atas permintaan dari Siri Kalo dan merupakan perintah dari Sultan Muhammad Ibnu Abdullah. Seperti pada masjid umumnya, kini masjid Hukuru Miskiiy terkenal dengan ukiran kayu yang sangat detail dengan menggunakan tulisan kaligrafi menghias di berbagai bangunan luar dan dalam masjid. Bahan utama masjid ini adalah batu karang, karena tempat di Maladewa yang berada di tengah Samudera Hindia memudahkan untuk mendapatkan berbagai batu karang sebagai bahan baku bangunan.