Masjid Ibarahim Al-Ibrahim ini terletak di Gibraltar GX11 1AA, Gibraltar, terletak di tepi laut semenanjung Iberia dengan kemegahan dan keindahan pemandangan laut yang tidak tertandingi.
Gibraltar memang sangat berkaitan erat dengan sejarah masuknya Islam di Eropa. Sejarah mengatakan, Negara-Negara di Semenanjung Iberia pernah menjadi wilayah kekuasaan pada saat Kekhalifahan Andalusia memimpin. Negara-negara tersebut adalah : Portugal, Spanyol, Andorra Serta Gibraltar dan sekitarnya.
Gibraltar saat ini terletak di sebearng lautan Inggris Raya, tepatnya di ujung semenanjung Iberia, berbatasan dengan Spanyo, dan berseberangan dengan Maroko.
Total wilayah gunung Gibraltar hanya seluas 6,5 Km persegi saja. Pada tahun 711 M, panglima pasukan islam yang sangat terkenal berhasil menaklukkan Eropa. Kemudian beliau diangkat menjadi Gubernur utama di wilayah kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus. Nama beliau adalah Tariq Bin Ziyad. Kemudian nama Tarik di adopsi untuk sebuah nama gunung di Gibraltar yaitu “Jabal Tarik”, kemudian kemunculan nama Gibraltar sendiri berasa dari penyebutan “Jabal Tarik” yang kurang fasih, dan menjadi “Gibraltar”.
Masjid Ibrahim Al-Ibrahim terletak di Europa Point, yaitu tempat titik pendaratan pertama pasukan Tariq bin Ziyat pada saat penaklukan Eropa terjadi. Masjid Ibrahim Al-Ibrahim ini juga memiliki nam lain yaitu “Masjid King Fahd bin Abdulaziz al-Saud” atau juga biasa disebut dengan “Masjid Penjaga Dua masjid Suci” yaitu gelar yang dimiliki oleh raja Saudi Arabia.
Lokasi tempat masjid berdiri tersebut memang tidak seperti umumnya masjid, karena terletak di bawah Bukit Batu Gibraltar dan pinggiran laut Mediterania.
Masjid Ibrahim Al-Ibrahim ini dibangun oleh pemerintahan kerajaan Arab Saudi guna mengenang sejarah penaklukan Eropa yang dilakukan oleh Thariq Bin Ziyad. Masjid ini bertempat di lokasi yang paling datar di gunung Jabal Tarik, selain itu juga bisa ditemukan sebuah Telaga penampung air hujan yang dinamai Telaga Nun. Telaga ini merupakan telaga buatan yang di ciptakan pada masa kejayaan Abbasiyah di wilayah Gibraltar, sebagai tempat menampung air untuk kebutuhan penduduk sekitar. Sampai saat ini pun, Masjid beserta Telaga tersebut masih difungsikan secara normal seperti biasanya, untuk kegiatan beribada masyarakat sekitar.
Masjid Ibrahim Al-Ibrahim merupakan sebuah hadiah yang diberikan oleh Raja Arab Saudi, Fahd Bin Abdul Aziz Al-Saud, dengan menghabiskan dana sebesar 5 Juta Poundsterling pada masa itu. Pembangunan masjid Ibrahim Al-Ibrahim memerlukan waktu pembangunan selama 2 tahun lamanya, yaitu dimulai pada tahun 1995 dan mulai diresmikan pada tanggal 8 Agustus 1997.
Masjid Ibrahim Al-Ibrahim sampai saat ini menjadi satu-satunya masjid yang ada di wilayah Gibraltar, dan digunakan oleh sekitar 2000 umat muslim disana. Namun, kini masyarakat muslim menjadi etnis minoritas saja, yaitu hanya sekitar 7% dari total populasi penduduk Gibraltar secara keseluruhan.
Sebelum dibangun masjid Ibrahim Al-Ibrahim, pada zaman dulu kegiatan masyarakat muslim disana dilakukan di masjid Tariq Bin Ziyad. Namun masjid ini hanya seperti bangunan rumah sederhana dan tidak mirip sama sekali dengan bangunan masjid. Meskipun begitu, sampai saat ini masjid Tariq Bin Ziyad juga masih terawat dan masih difungsikan oleh warga muslim yang dekat dengan masjid.
Sedangkan untuk arsitekturnya, masjid Ibrahim Al-Ibrahim ini mengadopsi beberapa ciri khas yang digabungkan menjadi satu, termasuk ciri khas masjid di Arab Saudi, dan ciri khas masjid Emperium Usmaniyah.
Arsitek yang menangani pembangunan masjid ini adalah Zakarias Alhkury. Dia merancang bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 985 meter persegi, dilangkapi dengan rumah tempat tinggal imam masjid, perumahan bagi para pengurus masjid, ruang kelas sebagai tempat pendidikan, ruang pengurusan jenazah, kantor pusat pengurus masjid, dapu dan fasilitas umum lainnya.