Di sebuah Negara Kamboja meskipun penduduknya bukan mayoritas agama islam tetapi disana juga terdapat sebuah bangunan bagi umat muslim yang tinggal di Kamboja. Bangunan masjid yang terkenal di Kamboja adalah International Dubai Phnom Penh Mosque. Teteapi sebenarnya masjid tersebut biasa dikenal dengan nama Masjid Nurul Ihsan. Masjid ini merupakan masjid terbesar di ibukota Kamboja yaitu Phnom Penh. Lokasinya berada di sisi timur danau Boeng Kak menjadikanmasjid ini snagat mudah ditemukan. Namun sangat disayangkan, karena bangunanmasjid ini jauh dari perhatian pemerintah setempat. Bagian cat dindingmasjid terlihat kusam dan terkelupas dibeberapa tempat. Salah satu alasan mungkin umat muslim disana merupakan minoritas.
Padahal lokasinya yang berada dekat dengan danau Boeng Kak, menjadikanmasjid Internasional Dubai Phnom Penh ini ikut serta populer. Dimana danau tersebut sebagai salah satu tempat yang paling terkenal di Kamboja. Tak hanya sebuah danau saja. Disana juga telah disediakan berbagai tempat penginapan bagi wisatawan yang ingin melakukan wisatanya lebih lama di sekitar danau Boeng Kak. Ditambah dengan sebuah pemandangan alami dari danau Boeng Kak dan juga pemandangan indah dari bangunan masjid Nur Ihsan. Tidak sedikit dari beberapa wisatawan yang mengunjungi danau Boeng Kak melakukan foto disekitar masjid Nur Ihsan.
Pada tahun 2007 lalu pemerintah Kamboja memiliki sebuah rencana untuk mengubah kawasan danau tersebut menjadi sebuah kawasan dengan hunian mewah serta kawasan bisnis. Alhasil danau Boeng Kak di timbun dengan pasir sedot serta bangunanmasjid Nur Ihsan di robohkan tepat pada tahun 2011 lalu. Namun kekhawatiran umat muslim di Kamboja saat ini sudah terobati karena bangunan masjid tersebut kini dibangun kembali menjadi sebuah masjid yang megah dan mewah serta dapat menampung sebanyak 1000 jamaah sekaligus. Disebutkan bahwa masjid ini menjadi masjid terbesar dan termegah yang berada di Negara Kamboja.
Sebenarnya di kota Phnom Penh terdapat dua masjid yang berdiri kokoh yaitu masjid Internasional Dubai Phnom Penh dan masjid Al-Azhar tetapi ukuran masjid nya lebih kecil. Namun dalam catatan Yellow Pages disebutkan bahwa di Phnom Penh terdapat enam masjid selain ke dua masjid tersebut antara lain masjid Jami Saad Bin Abi Wakkas, Masjid Al- Rahmah, Masjid Al-Mukarram dan Masjid Jami’ul Islam.
Bangunan masjid disana merupakan saksi keteguhan umat muslim Kamboja. Dimana pada masa rezim Pol Pot pernah melakukan kekejaman terhadap rakyat Kamboja terutama pada umat muslim disana. Belakan diketahui bahwa salah satu tujuan dari rezim Pol Pot adalah menyapu bersih umat muslim Kamboja karena merka berfikir bahwa umat muslim bukanlah merupakan bagian dari Negaranya. Bahkan sekitar 2 juta penduduk Kamboja menjadi korban pembantaian rezim tersebut dan meninggal dunia serta sekitar 5000 ribu diantaranya merupakan umat muslim.
Namun terdapat sebuah keteguhan yang dipegang oleh umat muslim Kamboja. Salah satunya dilakukan oleh imam Masjid Nurul Ihsan. Beliau sangat bersabar dan tetap menjaga aqidah islam meskipun pernah mengalami penderitaan yang luar biasa di Kamboja. Beliau sama sekali tidak meminta bantuan berupa apapunmelainkan keinginannya agar mendapatkan bantuan untuk memperbaiki bangunan masjid-masjid yang telah dihancurkan pada masa itu. Kekeajamn yang dilakukan para rezim di Kamboja begitu menyisakan penderitaan yang mendalam bagi penduduknya, terutama unat muslim disana. Karena para rezim tersebut tidak bisa menerima kehadiran muslim di Kamboja serta para rezim tersebut tidak memiliki keyakinan beragam menjadikan mereka semakin brutal dan melakuan pembantaian sesuka hati mereka.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa terjadi sebuah pembantaian yang dilakukan oleh rezim Khmer Merah pimpinan Popot yang berlangsung pada tahun 1975 hingga tahun 1979, berbagai bantuan dari beberapa negara terutama dari Timur Tengah mengalir bagi penduduk korban di Kamboja. Hal tersebut sangat membantu para korban tersebut paska peperangan dan pembantaian yang terjadi di Kamboja. Terutama bantuan yang diberikan dari negara Timur Tengan untuk memperbaiki kembali bangunan masjid yang rusak dan hancur serta berbagai pembangunan dari infrastruktur masjid tersebut.
Dan salah satu masjid yang mendapatkan bantuan tersebut adalah masjid Nurul Ihsan yang berada di tepian danau Boeng Kak. Pembangunan serta perbaikan kembali masjid tersebut dilakukan pada tahun 1990 dan dikatakan bahwa pembangunan tersebut didanai oleh Uni Emirat Arab.
Diketahui bahwa para pendonor dana terhadap masjid tersebut antara lain Mahmoud Abdallah Kasim dan Hisham Nasir. Tak hanya itu saja, mereka juga turut memberangkatkan sebanyak 30 muslim disana untuk menunaikan ibadah Haji. Tak heran masjid Nurul Ihsan sering dijuli dengan nama masjid Internasional Dubai Phnom Penh. Bahkan menurut salah satu sumber disebutkan bahwa dana untuk membangun masjid ini mendapatkan sumbangan sekitar US$350.000 dari Saudi Arabia.
Tetapi terdapat sedikit kesalahpahaman dimana telah didapatkan informasi terakhir mengingat pada bulan Juni tahun 2011 lalu dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Kamboja dengan perwakilan Pemerintah Uni Emirat Arab tentang dana pembangunan ulang masjid Nurul Ihsan yang berada di tepian danau Boeng Kak.
Pembangunanmasjid Nurul Ihsan awalnya berdiri pada tahun 1968. Kemudian dilakukan pembangunan ulang secara besar-besaran pada tahun 1990. Setelah proses tersebut, ternyata bangunan masjid Nurul Ihsan tidak terawatt dengan baik sehingga beberap abagian dari masjid tersebut mengalami kerusakan parah di berbagai tempat. Akhirnya terdapat sebuah kesepakatan antara Usman Hasan sebagai Presiden CMDA bersama dengan Sheik Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Al-Serkal dari Uni Emirat Arab. Untuk membnagun kembali masjid ini diperlukan dana seitar 1 juta dolar Amerika.
Umat muslim disana sangat bersuka cita terhadap pembangunan kembali masjid Nurul Ihsan, terutama imam masjid tersebut yang bernama San Muhammad berusia 80 tahun. Bangunan masjid tersebut telah berubah dari awalnya yang terlihat kumuh dan tidak terawatt menjadi sebuah bangunan mewah dan megah dengan gaya khas Turki. Ciri khas dari bangunan masjid di Turki adalah kubah masjidnya yang sangat besar beserta menaranya yang menjulang tinggi.
Dalam proses pembangunan tersebut, tim ahli dari Uni Emirat Arab ikut serta langsung dalam penanganan proses pembangunan masjid tersebut yang telah menghabiskan selama 18 bulan. Saat ini masjid ini telah menjadi sebuah bangunan kebanggaan dari umat muslim Kamboja dan penduduk di Kamboja. Karena bangunannya yang begitu megah dan mewah sertakubah besar yang dilapisi dengan warna emas ini menunjukan bahwa islam di Kamboja sangat kuat meskipun termasuk dalam kategori minoritas.
Jika awalnya masjid Nurul Ihsan ini tampak sepi dan cukup memprihatinkan karena keadaanya yang tidak terawat, maka setelah dibangun kembali, masjid ini dipenuhi oleh berbagai jamaah. Bangunan masjid yang kini ada diharapkan agar selalu dirawat dengan sebaik mungkin agar tidak terlihat kusam dan kumuh seperti halnya dengan masjid ini sebelumnya. Tak hanya digunakan sebagai tempat melaksanan ibadah, masjid ini juga dapat difungsikan sebagai kegiatan keagamaan lainnya.