Simferopol atau biasa dikenal dengan “Kota Masjid Putih”, merupakan sebuah kota di semenanjung Krimea. Semenanjung tersebut dulunya merupakan wilayah kekuasaan Rusia, namun kemudian dihadiahkan kepada Ukraina pada saat bergabung dengan Uni Soviet. Kemudian di ambil kembali oleh Rusia seiring runtuhnya Uni Soviet pada abad ke-19. Sampai sekarang, sepertinya kekuasaan penuh terhadap semenanjung Krimea tetap dipegang oleh Rusia, meskipun beberapa kali Ukraina tetap mengakuinya sebagai Republik Otonom Krimeria.
Sejarah kota Simferopol sangat erat dengan sejarah masjid Jami’ Kebir yang merupakan masjid tertua di daerah tersebut dan di seluruh semenanjung Krimea. Apalagi pada abad pertengahan Kota Simferopol disebut-sebut dengan nama “Aqmecit City” atau “Kota Masjid Putih”. Nama tersebut diambil dari keseluruhan dominasi warna masjid yang berwarna putih.
Sampai saat ini, masjid Jami’ Kebir menjadi monumen arsitektur tertua dan sangat terkenal di kota Simferopol, apalagi bangunan masjid tersebut masih terlihat kokoh sampai sekarang. Menurut sejarah, masjid ini pertama kali dibangun oleh Menli Giray Khan pada tahun 1508 M / 914 H, sebagaimana tertulis dengan jelas pada sebuah plakat di pintu masuk masjid yang mengatakan bahwa Masjid ini dibangun pada saat kejayaan dan keagungan Khan Meli I Giray.
Setelah perang dunai kedua, masjid Kebir memang sempat terbengkalai selama bebrapa tahun dan digunakan sementara sebagai tempat pembuatan sampul buku. Kemudian pada tahun 1989, komunitas muslim Tatar Krimea kembali dari pengaasingan dan secara resmi masjid ini dikembalikan lagi pada komunitas muslim tersebut. Rekonstruksi bangunan dikalukan pada bulan Oktober 1991 karena pada saat itu masjid hampir roboh.
Pada tahun 2009 lalu, masjid Jami’ Kebir ini kembali mengalami rekonstruksi bertepatan dengan perayaan umur bangunannya yang sudah mencapai 500 tahun. Hayder Ismail, Wakil Mufti Krimea mengatakan bahwa rekonstruksi tersebut dimaksudkan untuk memulihkan seluruh interior serta ornamen masjid, yaitu lukisan kaligrafi serta mihrab masjid yang bersumber pada arsip kuno, sehingga keaslian dari arsitekturnya dapat dipulihkan kembali.
Rekonstruksi masjid ini menghabiskan dana lebih dari 250 ribu Hryvnyas (mata uang Ukraina) yang bersumber dari dana yang dikumpulkan oleh donator, serta para pengusaha muslim di Krimea. Hayder Ismail juga menghimbau kepada pemerintah untuk meninjau kembali umur kota Simferopol yang berusia 225 tahun, karena menurut fakta yang ditemukan dari Masjid Putih mengatakan dengan jelas bahwa Kota Simferopol sudah ada sejak lebih dari 500 tahun lalu.
Saat ini, masjid Jami’ Kebir menjadi masjid utama disemenanjung Krimea, serta menjadi tempat tinggal bagi Mufti Krimea. Selain itu, masjid ini juga difungsikan sebagai tempat pusat aktivitas Spiritual kaum muslim Krimea, serta tempat pembelajaran dimadrasah dan perpustakaan yang ada kompleks bangunan masjid.
Sedangkan pada Arsitektur Masjid dibangun dalam bentuk desain segi empat, dengan dinding luar polos berwarna putih yang nyaris tanpa ornamen apapun. Sebuah kubah besar juga dipasang di atas masjid bagian tengah, ditopang oleh bangun segi delapan yang menyerupai menara namun berukuran pendek. Disamping masjid juga terdapat menara menjulang dengan ujung lancip dengan tangga dan balkoni yang dapat digunakan oleh muadzin dalam menyuarakan adzan. Diatas menara dipasang ornamen berbentuk bulan sabit seperti kebanyakan masjid tua di daerah Rusia.
Berbeda dengan bagian luarnya yang berwarna putih polos, bagian dalam masjid tampak begitu apik dengan sentuhan karya seni Tatar Krimea dibalut dengan warna hijau, merah, dan kuning.